14 Dis 2013
Kamar Janter dan Sini (Andi/ detikcom)
Simalungun - Dua adik beradik di
Kabupaten Simalungun Sumatera Utara terpaksa dikurung ibunya kerana
menderita sakit jiwa. Keduanya dikurung selama hampir 7 tahun kerana
suka mengamuk dan mengganggu orang lain. Seorang diantaranya bahkan pernah
diperkosa orang yang tidak dikenali hingga melahirkan seorang anak.
Bungani Munthe (64) Ibu adik beradik itu menerangkan, kedua anaknya Janter Purba (32) dan Siti Nurialina Purba (43) telah menderita sakit jiwa sejak lama. Janter anak kelima dari enam bersaudara itu mengalami gangguan jiwa sejak tahun 1997.
"Ketika itu Janter duduk dikelas kelas 2 sekolah menengah, sedang kakaknya sudah lama, sejak berusia 20 tahun," ujar Bungani Munthe Sabtu (14/12/2013) kepada detikcom.
Kedua anaknya mengalami gangguan jiwa ketika mereka masih menetap di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara. Sejak tahun 2006 mereka pindah ke kampung halamannya di Dusun Kampung Manik, Desa Bahliran Kecamatan Panei Tonga, Simalungun.
"Terpaksa pindah, kerana aku tak sanggup lagi mengubati mereka. Semua habis terjual untuk biaya mengubati mereka," jelas Bungani Munthe.
Diakuinya, selain Janter dan Nurialina, dua anak kandung lainnya juga menderita penyakit yang sama. Seorang diantaranya telah meninggal dunia. Sedang seorang lagi Pinal Purba (41) terpaksa ditinggalkan di Kutacane.
"Pinal itu anak kedua. Dia sekarang tinggal bersama keluarga bapaknya, sedangkan yang dua lagi sihat dan sekarang merantaulah," kata isteri dari almarhum Samsudin.
Bungani Munthe (64) Ibu adik beradik itu menerangkan, kedua anaknya Janter Purba (32) dan Siti Nurialina Purba (43) telah menderita sakit jiwa sejak lama. Janter anak kelima dari enam bersaudara itu mengalami gangguan jiwa sejak tahun 1997.
"Ketika itu Janter duduk dikelas kelas 2 sekolah menengah, sedang kakaknya sudah lama, sejak berusia 20 tahun," ujar Bungani Munthe Sabtu (14/12/2013) kepada detikcom.
Kedua anaknya mengalami gangguan jiwa ketika mereka masih menetap di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara. Sejak tahun 2006 mereka pindah ke kampung halamannya di Dusun Kampung Manik, Desa Bahliran Kecamatan Panei Tonga, Simalungun.
"Terpaksa pindah, kerana aku tak sanggup lagi mengubati mereka. Semua habis terjual untuk biaya mengubati mereka," jelas Bungani Munthe.
Diakuinya, selain Janter dan Nurialina, dua anak kandung lainnya juga menderita penyakit yang sama. Seorang diantaranya telah meninggal dunia. Sedang seorang lagi Pinal Purba (41) terpaksa ditinggalkan di Kutacane.
"Pinal itu anak kedua. Dia sekarang tinggal bersama keluarga bapaknya, sedangkan yang dua lagi sihat dan sekarang merantaulah," kata isteri dari almarhum Samsudin.
detikNews
No comments:
Post a Comment