10 Januari 2014
Jenderal Abdul Fattah al Sisi ketika dilantik menjadi panglima angkatan
bersenjata Mesir oleh Presiden Muhammad Mursi, yang akhirnya digulingkan
Al-Sisi.
KAHERAH, KOMPAS.com — Seorang ahli perniagaan
Mesir yang menyandang nama seperti presiden yang digulingkan, Muhammad
Mursi, mengajukan pergantian nama menjadi Al Sissi, seperti nama
panglima tentera Mesir yang kini sedang popular itu.
Mursi Metwali (53), seorang peniaga kain, memutuskan untuk mengganti namanya bulan lalu setelah sebuah bom kereta menghancurkan sebuah balai polis di kota Mansura, di delta Sungai Nil, yang mematikan 16 orang itu. Demikian dilaporkan harian Al Akhbar, Jumaat (10/1/2014).
Kedai milik Metwali yang terletak tak jauh dari balai polis itu ikut hancur lebur. Pemerintah Mesir langsung menuding pendukung Muhammad Mursi sebagai dalang serangan itu.
Selanjutnya sebuah kelompok militan yang kurang dikenal, Ansar Beit Al Maqdas, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
"Saya tak tahan lagi mendengar orang memanggil saya Mursi...Mursi...Mursi," kata peniaga beranak tiga itu.
Kerosakan yang terjadi, kata Metwali, terjadi kerana ulah pendukung Mursi dan peledakan balai polis itu semakin membulatkan tekad lelaki itu untuk menukar nama.
Metwali menambahkan, dia sudah menempuh prosedur resmi yang harus diambil seseorang yang ingin mengganti nama. Dan, nama yang dipilihnya adalah Al Sissi, merujuk nama Menteri Pertahanan Jenderal Abdul Fattah al Sissi yang berpeluang besar menjadi presiden baru Mesir.
"Pergantian nama ini tentu berdampak pada perubahan dalam semua dokumen resmi milik saya, termasuk akta pernikahan dan akta kelahiran tiga puteri saya," tambah Metwali.
Semoga setelah Metwali berganti nama menjadi Al Sissi, tak ada lagi perubahan rejim yang memaksa dia untuk kembali mengubah namanya.
Mursi Metwali (53), seorang peniaga kain, memutuskan untuk mengganti namanya bulan lalu setelah sebuah bom kereta menghancurkan sebuah balai polis di kota Mansura, di delta Sungai Nil, yang mematikan 16 orang itu. Demikian dilaporkan harian Al Akhbar, Jumaat (10/1/2014).
Kedai milik Metwali yang terletak tak jauh dari balai polis itu ikut hancur lebur. Pemerintah Mesir langsung menuding pendukung Muhammad Mursi sebagai dalang serangan itu.
Selanjutnya sebuah kelompok militan yang kurang dikenal, Ansar Beit Al Maqdas, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
"Saya tak tahan lagi mendengar orang memanggil saya Mursi...Mursi...Mursi," kata peniaga beranak tiga itu.
Kerosakan yang terjadi, kata Metwali, terjadi kerana ulah pendukung Mursi dan peledakan balai polis itu semakin membulatkan tekad lelaki itu untuk menukar nama.
Metwali menambahkan, dia sudah menempuh prosedur resmi yang harus diambil seseorang yang ingin mengganti nama. Dan, nama yang dipilihnya adalah Al Sissi, merujuk nama Menteri Pertahanan Jenderal Abdul Fattah al Sissi yang berpeluang besar menjadi presiden baru Mesir.
"Pergantian nama ini tentu berdampak pada perubahan dalam semua dokumen resmi milik saya, termasuk akta pernikahan dan akta kelahiran tiga puteri saya," tambah Metwali.
Semoga setelah Metwali berganti nama menjadi Al Sissi, tak ada lagi perubahan rejim yang memaksa dia untuk kembali mengubah namanya.
Editor | : Ervan Hardoko |
Sumber | : Gulf News |
No comments:
Post a Comment