08 Feb 2014
Scotland
Yard hari ini mengatakan tiga anggota polis dari Kelompok Perlindungan
Diplomatik Inggeris (DPG) ditangkap sebab dicurigai saling bertukar
konten pornografi di telepon seluar mereka.
"Gambar-gambar yang diidentifikasi penyiasat adalah gambar porno
kategori ekstrim, tetapi tidak melibatkan anak-anak," kata seorang jurucakap Scotland Yard,seperti dilapor laman asiaone.com, Sabtu
(8/2).Ketiga polis itu ditahan pada 19 Desember lalu.
Salah seorang dari ketiga suspek telah ditangguhkan, sementara dua
lainnya telah ditempatkan pada tugas-tugas terbatas. Sedangkan rumah
mereka telah digeledah.
Sedangkan satu orang polis lainnya, yang dimintai keterangan pada 8
Januari lalu sehubungan dengan penyiasatan, juga telah ditempatkan pada
tugas-tugas terbatas.
Jurucakap Scotland Yard mengatakan sebuah berkas telah dilimpahkan
ke pejabat peguam negara, di mana penyelidikan terhadap seorang polis
ditahan hingga pendakwa memutuskan apakah ketiganya harus
dikenakan tuntutan.
"Pada 19 Januari 2013 petugas dari Direktorat Standard Profesional
(DPS) menangkap tiga polis dari Kelompok Perlindungan Diplomatik (DPG)
sebab dicurigai terlibat dalam kepemilikan dan distribusi gambar-gambar
cabul melalui telepon selular," ujar jurucakap itu.
"Ini bertentangan baik terhadap Undang-Undang Publikasi Konten Cabul
1959 dan juga Peradilan Pidana maupun Undang-Undang Immigrasi 2008
(bagian 63-67)," lanjut dia.
"Sebuah berkas sekarang telah diberikan kepada Departemen Layanan
Penuntutan (CPS) untuk mendapat pertimbangan," kata jurucakap tidak
disebutkan namanya itu. "Penyelidikan dilakukan DPS sedang ditangguhkan
sambil menunggu keputusan dari CPS."
"Penyiasatan kesalahan akan memeriksa apakah tindakan diduga
dilakukan tersangka terjadi ketika para petugas sedang menjalankan tugas
atau tidak sedang melakukan tugas," jelas dia.
DPG bertugas mengawasi akses ke kediaman perdana menteri di
Downing Street dan Scotland Yard, markas polis di Ibu Kota London.
Mereka juga menjaga pejabat kedutaan besar di London.
DPG juga bertugas melindungi pejabat kementerian, mantan perdana
menteri, beberapa mantan menteri, dan mengunjungi ketua negara dan
pemerintah.
Merdeka.com
No comments:
Post a Comment