20 March 2014
Pesawat Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines. Ketika ini, Malaysia Airlines memiliki 15 pesawat jenis tersebut.
BANGKOK, KOMPAS.COM — Pada era smartphone
dan media sosial ketika ini, salah satu pertanyaan yang muncul terkait
hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 adalah mengapa tak ada
penumpang yang mencuba untuk menghubungi keluarga mereka, sebagaimana
sejumlah penumpang dalam serangan 9/11 dulu pernah lakukan.
Boleh jadi, tidak adanya panggilan telepon atau e-mail dari orang-orang di dalam pesawat Boeing 777 itu dapat memberi petunjuk bagi para penyiasat yang sedang berjuang untuk memecahkan salah satu misteri terbesar dalam penerbangan modern itu. Hal itu mungkin menunjukkan bahawa pesawat tersebut terbang terlalu tinggi atau berada di atas permukaan laut, atau bahawa para penumpang pengsan, mungkin kerana perubahan tekanan di dalam kabin.
Sejumlah pakar mengatakan, peluang 239 orang di dalam pesawat itu boleh menggunakan perangkat telepon genggam mereka akan lebih baik jika mereka dekat dengan jaringan selular di daratan.
Banyak yang skeptis bahawa para penumpang atau awak pesawat dapat melakukan panggilan telepon dengan menggunakan telepon ketika terbang dalam kecepatan, terutama di ketinggian jelajah. Agar telepon dapat digunakan, harus ada kontak antara handset dan jaringan, yang dikenal dengan istilah "handshake". Hal itu memerlukan signal yang cukup kuat dari menara transmisi dan perangkat telepon.
"Secara teori, ketinggian 23,000 kaki (7,000 meter) dan 45,000 kaki merupakan area jangkauan selular sehingga jaringan selular terestrial boleh berfungsi," kata Koh Chee Koon, konsultan telekomunikasi yang bermarkas di Singapura. Koh merujuk pada laporan yang belum disahkan tentang perubahan ketinggian pesawat setelah hilang perhubungan dengan radar.
Namun, mengingat daya transmisi yang terbatas dari sebuah telepon komersial, serta penghalang berupa badan pesawat, perlu keberuntungan bagi telepon untuk boleh sambung ke jaringan selular dengan intensiti dan kualiti yang baik.
Sejumlah pakar mencatat bahawa dalam peristiwa 11 September 2001 di Amerika Syarikat, pesawat terbang di ketinggian yang relatif rendah di atas daerah yang terjangkau jaringan telepon. Sebahagian besar panggilan telepon itu diyakini dilakukan dari telepon di pesawat dan bukan perangkat mobile.
Baru-baru ini sejumlah maskapai penerbangan memperkenalkan teknologi yang memungkinkan penumpang menggunakan ponsel mereka di udara dengan menggunakan sebuah stesyen pemancar (base station) selular kecil di pesawat. Namun, Malaysia Airlines mengatakan, layanan tersebut tidak tersedia di pesawat MH370 yang hilang itu.
Tanpa base station itu, ponsel tidak dapat digunakan di ketinggian lebih dari 0.5 kilometer di dalam pesawat komersial, dan tidak boleh terlalu jauh dari menara selular, kata AK Dewdney, profesor emeritus ilmu komputer di University of Western Ontario di Kanada. "Tidak ada telepon yang mungkin boleh berhasil digunakan dari sebuah pesawat di tengah laut, bahkan jika terbang rendah di atas permukaan air," katanya. "Pada ketinggian jelajah normal, tidak ada telepon yang boleh berhasil membuat perhubungan dengan daratan kerana sudah benar-benar di luar jangkauan jaringan menara," tambah Dewdney, yang melakukan serangkaian percubaan setelah serangan 9/11 untuk menguji kemampuan telepon melakukan panggilan dari udara.
Catatan telepon disiasat
CEO Malaysia Airline, Ahmad Jauhari Yahya, Senin (17/3/2014), mengatakan bahawa tidak ada bukti tentang adanya usaha orang di pesawat untuk melakukan panggilan telepon. Namun, dia menambahkan, "jutaan catatan" diperlukan untuk diproses. "Ini sedang dilakukan sebagai sebahagian dari penyiasatan," katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut jenis catatan yang diperiksa itu.
Media China sudah pernah melaporkan bahawa sejumlah keluarga penumpang mendengar nada dering ketika mereka cuba menghubungi telepon anggota keluarga yang jadi penumpang pesawat itu. Namun, sejumlah pakar yakin bahawa hal itu tidak berarti telepon masih berfungsi.
Meski tidak ada orang di pesawat yang mencuba untuk melakukan panggilan telepon, catatan tentang handshake mungkin memberikan beberapa petunjuk tentang rute yang ditempuh pesawat itu setelah hilang dari radar lalu lintas penerbangan awam. Banyaktelepon telah dimatikan selama penerbangan, sesuai aturan syarikat penerbangan, tetapi beberapa orang mungkin lupa untuk menonaktifkan perangkat mereka.
Namun, untuk melacak handshake, para penyiasat menghadapi tentangan dalam mengumpulkan nombor identiti unik perangkat mobile para penumpang, serta data signal dari operator jaringan di negara-negara di sepanjang jalur penerbangan yang mungkin dilewati, seperti Myanmar yang masih memiliki keterbatasan jangkauan jaringan. Kerana MH370 berbelok dan menyeberangi Malaysia setelah hilang dari radar dalam perjalanan ke Beijing, pesawat itu mungkin melewati sebuah area jaringan. Setelah itu, kemungkinan adanya handshake tergantung pada seberapa rendah dan dekat pesawat itu dengan menara selular.
Ken Dulaney, analis perusahaan riset teknologi Gartner yang berbasis di AS, mengatakan, polisi melacak ponsel berdasarkan panggilan terakhir yang lakukan. Namun, dia menambahkan, hal itu hanya mungkin jika perangkat itu berada dalam jangkauan jaringan. "Jika telepon tidak dalam jangkauan jaringan maka tidak ada orang yang boleh melakukan apa pun," katanya.
Boleh jadi, tidak adanya panggilan telepon atau e-mail dari orang-orang di dalam pesawat Boeing 777 itu dapat memberi petunjuk bagi para penyiasat yang sedang berjuang untuk memecahkan salah satu misteri terbesar dalam penerbangan modern itu. Hal itu mungkin menunjukkan bahawa pesawat tersebut terbang terlalu tinggi atau berada di atas permukaan laut, atau bahawa para penumpang pengsan, mungkin kerana perubahan tekanan di dalam kabin.
Sejumlah pakar mengatakan, peluang 239 orang di dalam pesawat itu boleh menggunakan perangkat telepon genggam mereka akan lebih baik jika mereka dekat dengan jaringan selular di daratan.
Banyak yang skeptis bahawa para penumpang atau awak pesawat dapat melakukan panggilan telepon dengan menggunakan telepon ketika terbang dalam kecepatan, terutama di ketinggian jelajah. Agar telepon dapat digunakan, harus ada kontak antara handset dan jaringan, yang dikenal dengan istilah "handshake". Hal itu memerlukan signal yang cukup kuat dari menara transmisi dan perangkat telepon.
"Secara teori, ketinggian 23,000 kaki (7,000 meter) dan 45,000 kaki merupakan area jangkauan selular sehingga jaringan selular terestrial boleh berfungsi," kata Koh Chee Koon, konsultan telekomunikasi yang bermarkas di Singapura. Koh merujuk pada laporan yang belum disahkan tentang perubahan ketinggian pesawat setelah hilang perhubungan dengan radar.
Namun, mengingat daya transmisi yang terbatas dari sebuah telepon komersial, serta penghalang berupa badan pesawat, perlu keberuntungan bagi telepon untuk boleh sambung ke jaringan selular dengan intensiti dan kualiti yang baik.
Sejumlah pakar mencatat bahawa dalam peristiwa 11 September 2001 di Amerika Syarikat, pesawat terbang di ketinggian yang relatif rendah di atas daerah yang terjangkau jaringan telepon. Sebahagian besar panggilan telepon itu diyakini dilakukan dari telepon di pesawat dan bukan perangkat mobile.
Baru-baru ini sejumlah maskapai penerbangan memperkenalkan teknologi yang memungkinkan penumpang menggunakan ponsel mereka di udara dengan menggunakan sebuah stesyen pemancar (base station) selular kecil di pesawat. Namun, Malaysia Airlines mengatakan, layanan tersebut tidak tersedia di pesawat MH370 yang hilang itu.
Tanpa base station itu, ponsel tidak dapat digunakan di ketinggian lebih dari 0.5 kilometer di dalam pesawat komersial, dan tidak boleh terlalu jauh dari menara selular, kata AK Dewdney, profesor emeritus ilmu komputer di University of Western Ontario di Kanada. "Tidak ada telepon yang mungkin boleh berhasil digunakan dari sebuah pesawat di tengah laut, bahkan jika terbang rendah di atas permukaan air," katanya. "Pada ketinggian jelajah normal, tidak ada telepon yang boleh berhasil membuat perhubungan dengan daratan kerana sudah benar-benar di luar jangkauan jaringan menara," tambah Dewdney, yang melakukan serangkaian percubaan setelah serangan 9/11 untuk menguji kemampuan telepon melakukan panggilan dari udara.
Catatan telepon disiasat
CEO Malaysia Airline, Ahmad Jauhari Yahya, Senin (17/3/2014), mengatakan bahawa tidak ada bukti tentang adanya usaha orang di pesawat untuk melakukan panggilan telepon. Namun, dia menambahkan, "jutaan catatan" diperlukan untuk diproses. "Ini sedang dilakukan sebagai sebahagian dari penyiasatan," katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut jenis catatan yang diperiksa itu.
Media China sudah pernah melaporkan bahawa sejumlah keluarga penumpang mendengar nada dering ketika mereka cuba menghubungi telepon anggota keluarga yang jadi penumpang pesawat itu. Namun, sejumlah pakar yakin bahawa hal itu tidak berarti telepon masih berfungsi.
Meski tidak ada orang di pesawat yang mencuba untuk melakukan panggilan telepon, catatan tentang handshake mungkin memberikan beberapa petunjuk tentang rute yang ditempuh pesawat itu setelah hilang dari radar lalu lintas penerbangan awam. Banyaktelepon telah dimatikan selama penerbangan, sesuai aturan syarikat penerbangan, tetapi beberapa orang mungkin lupa untuk menonaktifkan perangkat mereka.
Namun, untuk melacak handshake, para penyiasat menghadapi tentangan dalam mengumpulkan nombor identiti unik perangkat mobile para penumpang, serta data signal dari operator jaringan di negara-negara di sepanjang jalur penerbangan yang mungkin dilewati, seperti Myanmar yang masih memiliki keterbatasan jangkauan jaringan. Kerana MH370 berbelok dan menyeberangi Malaysia setelah hilang dari radar dalam perjalanan ke Beijing, pesawat itu mungkin melewati sebuah area jaringan. Setelah itu, kemungkinan adanya handshake tergantung pada seberapa rendah dan dekat pesawat itu dengan menara selular.
Ken Dulaney, analis perusahaan riset teknologi Gartner yang berbasis di AS, mengatakan, polisi melacak ponsel berdasarkan panggilan terakhir yang lakukan. Namun, dia menambahkan, hal itu hanya mungkin jika perangkat itu berada dalam jangkauan jaringan. "Jika telepon tidak dalam jangkauan jaringan maka tidak ada orang yang boleh melakukan apa pun," katanya.
Editor | : Egidius Patnistik |
Sumber | : AFP |
No comments:
Post a Comment