23/04/2014
Seorang penyelam sedang beristirahat di dalam kapal usai bertugas (Reuters)
Seoul - Misi pencarian dan
penyelamatan korban di dalam kapal feri Korea Selatan yang tenggelam,
bukan tugas yang mudah bagi para penyelam. Mereka harus menyelam di
dalam air laut yang dingin dan gelap, sambil melakukan pencarian
korban.
Para penyelam hanya boleh meraba-raba dengan tangan mereka untuk mengesan adanya tubuh atau mayat korban di antara banyaknya ruangan, kabin, serta koridor yang ada di kapal yang kini posisinya terbalik dan tenggelam di dalam air dengan kedalaman 50 meter tersebut. Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (23/4/2014).
Berbekal tabung dan selang oksigen serta jaringan komunikasi, para penyelam hanya boleh melihat benda berjarak beberapa centimeter di depan mereka ketika melakukan pencarian di dalam kapal. Sebahagian besar korban yang masih hilang di dalam kapal merupakan murid Sekolah Menengah Danwon yang oleh awak kapal, diminta tetap tinggal di dalam kapal demi keselamatan namun malah terperangkap.
"Kami dilatih untuk menghadapi lingkungan yang buruk, tapi tetap saja sukar untuk menjaga keberanian ketika kami mendapati mayat manusia di dalam air yang gelap," tutur salah satu penyelam, Hwang Dae-sik, kepada Reuters.
Di bawah laut yang menjadi lokasi tenggelamnya kapal Sewol, para penyelam hanya boleh melakukan tugas pencarian selama 1 jam untuk sekali penyelaman, atau tergantung pada akses oksigen yang mereka dapatkan, atau asalkan selang oksigen yang mereka gunakan tidak tersangkut pada struktur kapal.
Jika menggunakan tabung oksigen yang dipasang pada punggung mereka, para penyelam hanya boleh bekerja selama 20 minit saja sebelum loceng peringatan berbunyi dan mereka harus kembali ke permukaan.
Hwang menambahkan, pasukannya sejauh ini berhasil mengeluarkan 14 mayat mangsa dari dalam kapal. "Kami meraba apa saja dengan tangan kami. Ini merupakan tugas yang paling meletihkan dan memilukan sepanjang karier saya," ucapnya.
Hwang menekankan, betapa berbahayanya tugas para penyelam dalam mencari korban dalam lingkungan yang sukar seperti ini. "Ini mengancam kesihatan dan keselamatan. Tapi kami tetap berusaha keras. Seluruh negera sedang dilanda kekhuatiran," tandasnya.
Para penyelam hanya boleh meraba-raba dengan tangan mereka untuk mengesan adanya tubuh atau mayat korban di antara banyaknya ruangan, kabin, serta koridor yang ada di kapal yang kini posisinya terbalik dan tenggelam di dalam air dengan kedalaman 50 meter tersebut. Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (23/4/2014).
Berbekal tabung dan selang oksigen serta jaringan komunikasi, para penyelam hanya boleh melihat benda berjarak beberapa centimeter di depan mereka ketika melakukan pencarian di dalam kapal. Sebahagian besar korban yang masih hilang di dalam kapal merupakan murid Sekolah Menengah Danwon yang oleh awak kapal, diminta tetap tinggal di dalam kapal demi keselamatan namun malah terperangkap.
"Kami dilatih untuk menghadapi lingkungan yang buruk, tapi tetap saja sukar untuk menjaga keberanian ketika kami mendapati mayat manusia di dalam air yang gelap," tutur salah satu penyelam, Hwang Dae-sik, kepada Reuters.
Di bawah laut yang menjadi lokasi tenggelamnya kapal Sewol, para penyelam hanya boleh melakukan tugas pencarian selama 1 jam untuk sekali penyelaman, atau tergantung pada akses oksigen yang mereka dapatkan, atau asalkan selang oksigen yang mereka gunakan tidak tersangkut pada struktur kapal.
Jika menggunakan tabung oksigen yang dipasang pada punggung mereka, para penyelam hanya boleh bekerja selama 20 minit saja sebelum loceng peringatan berbunyi dan mereka harus kembali ke permukaan.
Hwang menambahkan, pasukannya sejauh ini berhasil mengeluarkan 14 mayat mangsa dari dalam kapal. "Kami meraba apa saja dengan tangan kami. Ini merupakan tugas yang paling meletihkan dan memilukan sepanjang karier saya," ucapnya.
Hwang menekankan, betapa berbahayanya tugas para penyelam dalam mencari korban dalam lingkungan yang sukar seperti ini. "Ini mengancam kesihatan dan keselamatan. Tapi kami tetap berusaha keras. Seluruh negera sedang dilanda kekhuatiran," tandasnya.
Hingga kini, hanya sekitar 174 orang saja yang berhasil diselamatkan. Sedangkan jumlah korban maut yang sudah ditemui hingga saat ini mencapai 150 orang. Bakinya sebanyak 152 orang dinyatakan masih hilang, dan dikhuatirkan terperangkap di dalam kapal.detikNews
No comments:
Post a Comment