4.
Gigi runcing
Banyak suku dunia mempertajam gigi-gigi wanita mereka sebagai lambang kecantikan. Di budaya Suku Maya, gigi
tajam boleh membedakan dari kelas mana mereka berasal.
Suku Aborigin menajamkan gigi mereka untuk alasan spiritual. Roh jahat tidak akan menganggu jika perempuan mempunyai gigi tajam. Sementara di Sudan gigi tajam melindungi mereka dari binatang-binatang liar.
Suku Aborigin menajamkan gigi mereka untuk alasan spiritual. Roh jahat tidak akan menganggu jika perempuan mempunyai gigi tajam. Sementara di Sudan gigi tajam melindungi mereka dari binatang-binatang liar.
5.
Bibir lebar
Bagi Suku Suri di Ethiopia, wanita itu makin cantik jika mempunyai bibir yang lebar dan panjang.
Ketika gadis di sana mengalami masa dewasa maka dua gigi bawah di bahagian depan mulut mereka akan dicabut. Ritual itu dilakukan dalam suatu upacara khusus sebelum bahagian bawah bibir mereka dilubangi hingga ke tepi.
Kemudian sebuah lempengan tanah liat diletakkan di lubang tadi hingga bibir bahagian bawah meregang. Seiring waktu maka bibir mereka akan semakin lebar dan panjang.
Semakin lebar lempengan tanah liat itu boleh dipasang maka semakin banyak pula lembu yang boleh diminta ayah gadis itu sebagai mas kahwin buat puterinya.
Lempengan kecil berarti mas kahwinnya adalah 40 ekor lembu dan lempengan besar 60 ekor lembu.
Namun dalam beberapa tahun kebelakangan sejumlah wanita di suku itu menolak bibir mereka dilubangi atau gigi mereka dicabut. Mereka takut trauma menjalani ritual itu.
Ketika gadis di sana mengalami masa dewasa maka dua gigi bawah di bahagian depan mulut mereka akan dicabut. Ritual itu dilakukan dalam suatu upacara khusus sebelum bahagian bawah bibir mereka dilubangi hingga ke tepi.
Kemudian sebuah lempengan tanah liat diletakkan di lubang tadi hingga bibir bahagian bawah meregang. Seiring waktu maka bibir mereka akan semakin lebar dan panjang.
Semakin lebar lempengan tanah liat itu boleh dipasang maka semakin banyak pula lembu yang boleh diminta ayah gadis itu sebagai mas kahwin buat puterinya.
Lempengan kecil berarti mas kahwinnya adalah 40 ekor lembu dan lempengan besar 60 ekor lembu.
Namun dalam beberapa tahun kebelakangan sejumlah wanita di suku itu menolak bibir mereka dilubangi atau gigi mereka dicabut. Mereka takut trauma menjalani ritual itu.
2.
Lubang hidung lebar
Suku Apatani di Negara Arunachal
Pradesh, India dianggap cantik jika mereka memperlebar hidung. Semakin
lebar hidung mereka, makin terlihat luar biasa, dan banyak lelaki beratur
mendapatkan cinta mereka.
Para wanita Apanti memperlebar hidung dengan lingkaran kayu yang makin bertambah waktu semakin lebar diameternya. Namun perempuan generasi masa kini makin jarang meneruskan tradisi itu.
Para wanita Apanti memperlebar hidung dengan lingkaran kayu yang makin bertambah waktu semakin lebar diameternya. Namun perempuan generasi masa kini makin jarang meneruskan tradisi itu.
1.
Telinga menjuntai
Anting menggelantung banyak membuat
telinga terjulur ke bawah menjadi tradisi kecantikan banyak suku
sejagat. Suku Masai di Kenya hingga Suku Huaorani di Sungai Amazon
menjadi beberapa di antara masih memegang teguh tradisi ini.
Bagi suku-suku terasing itu menaruh banyak anting di telinga boleh menangkal (pengadang) kejahatan, meningkatkan ghairah seksual, serta semakin mempercantik kaum hawa. Semakin banyak anting mereka kenakan dan semakin menjulur telinga, semakin banyak lelaki suku itu menggilai mereka.
Bagi suku-suku terasing itu menaruh banyak anting di telinga boleh menangkal (pengadang) kejahatan, meningkatkan ghairah seksual, serta semakin mempercantik kaum hawa. Semakin banyak anting mereka kenakan dan semakin menjulur telinga, semakin banyak lelaki suku itu menggilai mereka.
3.
Wajah tersayat
Perempuan Suku Dinka di Sudan Selatan
dianggap cantik ketika wajah mereka disayat-sayat membentuk gambar
tertentu menurut kepercayaan mereka. Ini dipraktikkan banyak suku di
Sudan belahan lain. Selain mempercantik, tanda di wajah ini sekaligus
menjadi identiti dari suku apa mereka berasal.
Mereka biasanya disayat oleh dukun tempatan dengan menggunakan pisau telah dibakar. Jika mereka menangis atau meringis maka orang tuanya jadi terhina. Itu sebabnya tak seorang pun dari kanak-kanak Dinka mencucurkan air mata ketika pisau menyayat wajah mereka.
sumber: Terima kasih Merdeka.com
Mereka biasanya disayat oleh dukun tempatan dengan menggunakan pisau telah dibakar. Jika mereka menangis atau meringis maka orang tuanya jadi terhina. Itu sebabnya tak seorang pun dari kanak-kanak Dinka mencucurkan air mata ketika pisau menyayat wajah mereka.
sumber: Terima kasih Merdeka.com
No comments:
Post a Comment