22 Apr 2014
Panggilan itu diteruskan ke penjaga pantai dua minit kemudian dan
diikuti oleh sekitar 20 panggilan melalui telepon dari anak-anak lainnya
kepada pos pemadam kebakaran. Ini seperti dikatakan petugas dari pos
pemadam kebakaran kepada Reuters, seperti dilansir web Asia One,
Selasa (22/4).
Kapal feri Sewol tenggelam pada Rabu minggu lalu dalam sebuah
perjalanan rutin dari kota pelabuhan Incheon ke pulau yang terkenal
sebagai tempat tujuan para pasangan menghabiskan waktu untuk berbulan
madu yakni Pulau Jeju.
Dari 476 penumpang dan awak di kapal itu, 339 merupakan anak sekolah
dan para guru dari sekolah menengah atas sedang melakukan tamasya.
Sebanyak 174 orang berhasil diselamatkan dan sisanya diduga tenggelam.
Anak laki-laki yang membuat panggilan itu, dengan nama keluarga Choi, menjadi salah satu penumpang yang hilang.
"Suaranya gemetar dan terdengar mendesak,"
ujar seorang petugas
pemadam kebakaran kepada MBC TV. Butuh beberapa saat untuk
mengidentifikasi kapal itu adalah kapal feri Sewol.
"Selamatkan kami! Kita berada di sebuah kapal dan saya fikir kapal
akan tenggelam," ucap petugas itu menirukan panggilan dari sang kanak-kanak,
yang dikutip kantor berita Korea Selatan Yonhap.
Pihak pemadam kebakaran kemudian meminta anak itu untuk mengalihkan
teleponnya ke kapten kapal, dan anak itu menjawab, 'Maksudmu guru?'
Pengucapan bahasa untuk kata 'kapten' dan 'guru' serupa dalam bahasa Korea.
Kapten kapal Lee Joon-seok, 69 tahun, dan beberapa awak kapal lainnya
telah ditahan atas tuduhan kelalaian. Lee juga dituduh melakukan
putaran berlebihan tanpa memperlambat kecepatan.
Saksi mengatakan beberapa anggota awak, termasuk kapten, meninggalkan
feri saat kapal mulai tenggelam, dan setelah penumpang diberitahu untuk
tetap diam di kabin mereka. Presiden Korea Selatan Park Geun-hye
kemarin mengatakan instruksi dari kapten kapal itu sama saja dengan
'tindakan pembunuhan'.
Stasiun televisi KBS, yang mengutip transkrip percakapan antara awak
dan pengawas lalu lintas laut, yakni Pusat Layanan Lalu Lintas Kapal
Jindo, mengatakan para penumpang diberitahu berulang kali untuk tetap
diam di kabin.
Lee, yang terlihat di televisi dengan kepala tertunduk dan tertutup,
mengatakan kepada wartawan setelah tenggelamnya kapal bahwa dia takut
penumpang akan tenggelam akibat arus yang kuat jika mereka meninggalkan
kapal. Namun, dia belum menjelaskan mengapa dia justru meninggalkan
kapal.
Merdeka.com -
No comments:
Post a Comment