Thursday, May 1, 2014

Eksekusi Mati Tak Berjalan Lancar, Banduan Terseksa Selama 43 Minit

Rabu, 30 April 2014
 
CNN Clayton Lockett dan Charles Warner

WASHINGTON, KOMPAS.COM — Pembuluh darah vena seorang pesalah di Oklahoma, AS, "pecah" di tengah-tengah proses eksekusi terhadapnya, Selasa (29/4/2014). Hal itu mendorong pihak keselamatan untuk menghentikan proses eksekusi itu dan membatalkan eksekusi terhadap pesalah lain pada hari itu saat mereka menyiasat apa yang salah.

Banduan (napi) malang itu, Clayton Lockett, akhirnya meninggal kerana serangan jantung 43 minit setelah suntikan pertama yang diterimanya tidak berjalan sesuai rencana. Kejadian itu memicu munculnya klaim penyiksaan terhadap pesalah.

Akhir tragis kehidupan Lockett, seorang pembunuh dan pemerkosa, menyebabkan negara  Oklahoma menunda eksekusi mati terhadap seorang pesalah kedua.

Suntikan pertama untuk Lockett, berisi midazolam, seharusnya membuatnya tidak sedar. Namun, tujuh minit kemudian, Lockett masih sedar. Setelah sekitar 16 minit, mulut dan kemudian kepalanya bergerak, dia tampaknya berusaha bangkit dan mencuba berbicara.

Pengarah Lembaga Pemasyarakatan Oklahoma Robert Patton memerintahkan eksekusi Lockett dihentikan sekitar tiga atau empat minit setelah suntikan dimulai pada pukul 18.23 waktu setempat. "Alasan penghentian adalah kegagalan di pembuluh darah vena," kata seorang jurucakap penjara.

Lockett akhirnya meninggal kerana "serangan jantung" pada pukul 19.06 setelah mendapat jumlah semua tiga suntikan, sesuai prosedur. Demikian kata juru cakap itu, Jerry Massie. "Meski dia diberikan suntikan, ubat tersebut tidak masuk ke sistem," tambah juru cakap tersebut.

Suntikan itu mencakup ubat penenang, ubat bius, dan kalium klorida dalam dosis yang mematikan.

Patton kemudian segera memerintahkan penundaan selama 14 hari bagi eksekusi Charles Warner, yang telah diatur untuk dieksekusi dua jam selepas Lockett.

"Sekitar 13 minit dalam eksekusi, setelah dia dinyatakan tak sedarkan diri, banduan  itu mulai menggeliat kesakitan. Tubuhnya berguncang. Ia menggertakan rahangnya," kata editor Tulsa World, Ziva Branstetter, kepada televisyen MSNBC. "Beberapa kali dia bergumam frase yang tak dapat difahami. Hanya kata "Man!" yang kami dapat dengar. Dia tampaknya sangat kesakitan. Beberapa kali dia bergerak, kepala dan bahu naik dari brankar seolah-olah dia sedang berusaha untuk turun dari brankar."

Tak lama kemudian, penjaga penjara menutup tirai, mencegah para wartawan menyaksikan apa yang terjadi di ruang eksekusi itu. Demikian kata Branstetter.

Lockett "disiksa"

"Setelah berminggu-minggu Oklahoma menolak untuk mengungkapkan maklumat penting tentang ubat bagi prosedur eksekusi mati pada malam ini, malam ini, Clayton Lockett diseksa sampai mati," kata peguam Warner, Madeline Cohen, dalam sebuah pernyataan. Dia menyerukan penyiasatan bebas   dan bedahsiasat untuk mengetahui apa yang salah.

"Negara bagian harus mengungkapkan maklumat lengkap tentang ubat-ubatan itu, termasuk kemurnian, keberhasilan, sumber dan apa pun hasil pengujiannya," tambah Cohen. "Kerana  belum banyak yang diketahui tentang pelaksanaan eksekusi yang gagal malam ini, tidak boleh ada eksekusi yang diizinkan di Oklahoma."

Pada March  negara bagian itu menunda dua eksekusi kerana kekurangan ubat untuk prosedur suntik mati. Namun, negara bagian berhasil mendapatkan pasokan seraya mengganti protokol eksekusi, dan dua banduan itu habis jatah rayuannya.

Lockett dihukum tahun 2000 kerana kes pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang wanita muda yang dia culik, lalu ia pukul dan kubur hidup-hidup. Adapun Warner dihukum untuk kes pemerkosaan dan pembunuhan seorang gadis berusia 11 bulan pada tahun 1997.
Editor : Egidius Patnistik
Sumber: AFP

No comments:

Post a Comment