Tuesday, May 27, 2014

Kanak-kanak OKU diikat di stesyen bas

  26/5/14


Cacat, bocah India diikat di halte agar neneknya dapat bekerja
Lakhan Kale. dailymail.co.uk
 
  •  


 Seorang kanak-kanak sembilan tahun dengan pakaian warna biru terbaring lesu di sebuah trotoar di petang yang terik pada musim panas di Kota Mumbai, India. Pergelangan kakinya  ditambatkan dengan tali ke sebuah stesyen  bas, diabaikan oleh pejalan kaki yang berjalan melewati dirinya.

Lakhan Kale adalah kanak-kanak pekak dan bisu dan menderita lumpuh otak serta epilepsi. Ini membuat nenek sekaligus penjaganya mengikat dia untuk membuat Lakhan tetap selamat, sementara neneknya pergi bekerja, menjual mainan dan karangan bunga di pinggir jalan, seperti dilansir surat khabar the Daily Mail, pada 26/5/14.

"Apa lagi yang dapat saya lakukan? Dia tidak boleh bercakap, jadi bagaimana dia dapat memberitahu seseorang jika dia hilang?" kata Sakhubai Kale, 66 tahun, yang telah membesarkan Lakhan di jalanan dengan mendiami stesyen bas dinaungi oleh akar gantung dari pohon beringin.

"Ayah Lakhan meninggal beberapa tahun lalu dan ibunya pergi dari keluarganya," lanjut dia, yang merupakan seorang gelandangan.

Sebuah foto Lakhan diikat muncul di sebuah akhbar tempatan pada minggu lalu, memicu kekhuatiran di kalangan badan amal dan polis . Sejak itu Lakhan telah dibawa ke pusat  rawatan di lembaga yang dikelola oleh pemerintah.
Tapi para penggiat hak asasi mengatakan penderitaan Lakhan di jalanan hanyalah kejutan kecil di India, di mana mereka yang cacat kerap menghadapi stigma dan diskriminasi sehari-hari serta kurangnya fasiliti untuk membantu mereka.

Sakhubai mengatakan Lakhan 'cenderung berkeliaran' dan tidak ada orang lain yang boleh menghentikannya berjalan-jalan ke lalu lintas yang padat, ketika dia dan cucunya berusia 12 tahun, Rekha, sedang keluar mencari nafkah.
Pada malam hari, Sakhubai akan mengikat kaki Lakhan ke kakinya sendiri kerana mereka tidur di kaki lima jalan sehingga dia akan tahu jika Lakhan mencuba untuk berjalan kaki.

"Saya seorang wanita tua ibu tunggal. Tidak ada yang memperhatikan saya sampai ada laporan di surat khabar," kata Sakhubai. "Dia (Lakhan) berada di sekolah khusus, tetapi mereka memulangkannya kembali."
Pekerja sosial Meena Mutha telah berhasil menempatkan Lakhan di rumah yang dikelola negara di selatan Mumbai, yang didiami berbagai anak-anak yang memerlukan dari penyandang cacat sampai fakir miskin.

"Rumah singgah sangat, sangat sedikit. Ada keperluan besar bagi pemerintah untuk melakukan sesuatu, sebuah tanggung jawab sosial untuk menyediakan pusat-pusat pemukiman untuk anak-anak seperti Lakhan," ujar Mutha, seorang wali di Yayasan Manav, yang bertugas untuk membantu orang-orang dengan penderita OKU.

Dia mengatakan pusat-pusat dikelola pemerintah yang mengumpulkan anak-anak dengan keperluan berbeda tidak selalu memiliki berbagai fasiliti yang diperlukan.
"Mereka tidak memiliki infrastruktur, para staf. Sebaliknya, organisasi non-pemerintah memiliki keahlian, tetapi tidak ruang," jelas Mutha.
Pegiat mengatakan bahawa di India, 40 sampai 60 juta orang penyandang cacat sering menghadapi perjuangan yang sama untuk mendapatkan bantuan yang mereka perlukan.

"Tidak ada tanggung jawab bersama. Anda memiliki anak cacat, maka anda merawatnya sendiri," kata Varsha Hooja, pemimpin eksekutif di Adapt, sebuah badan amal lainnya yang bekerja dengan pemuda dan anak-anak  |OKU
Hooja mengatakan dia telah melihat kes lain orang tua mengunci anak-anak mereka yang cacat, sementara orangtuanya pergi bekerja. "Negara tidak memberikan dukungan."Merdeka.com 

No comments:

Post a Comment