8/6/14
Para penyokong Ikhwanul Muslimin di persidangan. dailymail.co.uk
Sebuah mahkamah di Mesir telah menjatuhi hukuman mati kepada sepuluh
penyokong dari presiden terguling Muhammad Mursi dari Ikhwanul Muslimin
sebab menghasut kekerasan dan menyekat sebatang jalan.
Mereka dijatuhkan hukuman dengan tidak hadir di mahkamah di Kota
Banha, kawasan Delta Nil, menyusul insiden pada Julai lalu, seperti
dilaporsurat khabar the Daily Mail, Ahad (8/6).
Hakim Hassan Fareed, yang memimpin perbicaraan, mengajukan hukuman itu
ke Mufti Agung, otoriti Islam tertinggi, yang merupakan persyaratan
hukum biasanya dianggap sebagai formaliti.
Sebanyak 38 orang bakinya dibicarakan dalam kes ini akan dihukum pada perbicaraan berikutnya pada bulan depan.
Di antara mereka adalah pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin,
Muhammad Badii, dan mantan anggota parlimen dari Ikhwanul Muslimin,
Muhammad al-Beltagy.
Mereka juga termasuk ulama Salafi, Safwat Hegazy, dan Bassem Auda,
yang menjawat menteri persediaan di bawah pemerintahan Muhammad Mursi,
yang digulingkan oleh tentera pada Julai tahun lalu, setelah protes
besar-besaran menentang kekuasaannya baru berumur satu tahun.
Ikhwanul Muslimin, gerakan oposisi Mesir yang paling terorganisir
dengan baik selama dekade pemerintahan otokratis, mendapat kekuasaan
setelah pemberontakan untuk menggulingkan Husni Mubarak pada 2011.
Mahkamh merupakan sebahagian dari tindakan keras pemerintah selama
beberapa bulan menyusul penggulingan Mursi, di mana Ikhwanul Muslimin
telah dilarang dan kemudian dinyatakan sebagai gerakan pengganas oleh
pemerintah Mesir.
Ratusan pendukung Mursi telah terbunuh dalam rusuhan dengan polis
setidaknya 16,000 orang telah ditahan oleh pemerintah yang didukung tentera dan ratusan dirujuk ke mahkamah.
Di tempat lain, sebuah mahkamah rayuan membatalkan hukuman yang
diberikan kepada empat anggota polis atas matinya 37 tahanan, sebahagian
besar dari mereka pendukung Mursi, seperti dilaporkan kantor berita negara Mesir MENA.
Para tahanan tercekik dalam sebuah truk polis yang penuh sesak, di
mana mereka telah ditempatkan selama berjam-jam ketika polis
melemparkan gas air mata ke dalam ruang sempit.
Pendukung Ikhwanul Muslimin telah menyaksikan serangkaian pengadilan
massal, di mana yang terbesar terjadi ketika 529 orang dijatuhi hukuman
mati dalam satu persidangan di selatan Mesir.
Menurut hukum Mesir, mereka yang dijatuhi hukuman dalam keadaan tidak
menghadiri pengadilan akan memiliki sidang baru jika mereka ditangkap
atau menyerah diri kepada pihak keselamatan.
Hukuman ini datang pada malam pelantikan presiden baru Mesir, mantan
Panglima Tentera Abdul Fattah al-Sisi, yang memimpin penggulingan Mursi. Merdeka.com
No comments:
Post a Comment