Thursday, June 5, 2014

Sealand, negara terkecil di dunia

5/6/14

Sealand, negara terkecil di dunia
Negara kecil Sealand. dailymail.co.uk
Terletak sekitar 9.6 kilometer dari lepas pantai Suffolk, England, wilayah ini mungkin sekilas terlihat seperti sebuah sarana pengeboran minyak tua.

Tapi Pemerentah Sealand, sebagaimana warganya menyebut area itu, dikatakan sebagai negara terkecil di dunia, dengan keluarga kerajaan, mata wang dan bahkan perangko sendiri, seperti dilansir surat khabar the Daily Mail, Rabu (4/6).

Negara kecil Sealand (meskipun tidak ada negara lain secara resmi mengakui seperti itu) menempati area seluas 1.,6 kilometer per segi bekas benteng Perang Dunia II, yang terdiri dari dua menara beton dihubungkan oleh sebuah landasan besi beberapa kilometer dari Felixstowe, di perairan internasional.

Tapi sejak 1967, penduduk Sealand, yang hanya terdiri 22 orang, telah menyatakan diri merdeka berasal England.

Mereka menghasilkan air minum mereka sendiri dan membudidayakan ikan dan lobster mereka sendiri, tetapi harus mengimpot sebahagian besar makanan mereka dan barang-barang lainnya dari daratan England. Negara kecil itu bahkan memiliki mata wang sendiri, yakni Dolar Sealand, dan pasukan bolasepak sendiri, Sealand All Stars.

Warganya menghasilkan wang dengan menjual cenderamata Sealand melalui sebuah toko dunia maya. Anda juga dapat membeli satu kaki persegi wilayah itu seharga Rp 377 ribu, sebuah mug atau jersi bolasepak

Sealand dimulai pada malam Natal 1966 setelah Roy Bates, seorang mantan major infanteri di batalion pertama Royal Fusiliers, mengambil alih benteng itu, kemudian dikenal sebagai HM Roughs.

Benteng itu dibangun sebagai salah satu dari serangkaian benteng pertahanan di lepas pantai Suffolk selama Perang Dunia II sebelum ditinggalkan pada tahun 1950-an.
Bates, ketika itu 46 tahun, adalah seorang nelayan berbalik menjadi pembajak penyiaran radio, yang telah melanggar undang-undang penyiaran Inggeris dan ingin menemukan dasar baru di suatu tempat di luar yurisdiksi Inggeris.

Pada malam Natal 1966, dia mengambil alih Fort Roughs dengan isterinya, Joan, puterinya, Penelope (ketika itu 16 tahun), dan anak laki-lakinya, Michael (ketika itu 16 tahun), dan pada September 1967 dia menyatakan dirinya sebagai Raja Sealand dan isterinya sebagai Puteri Joan.
Setelah itu, dia mendapat serangkaian tantangan dari pemerintah Inggeris yang mengirim delegasi untuk mengintai Sealand kepada sekelompok 'penjajah' asal Jerman dan Belanda. Namun, keluarga Bates, yang membuat moto 'E Mare Libertas' (Dari Lautan, Kebebasan), berhasil bertahan terhadap serangan.

Pada Oktober 2012, Roy Bates meninggal di usia 91 tahun, dan mahkota Sealand diteruskan ke anaknya, Michael, 63 tahun, yang masih dikatakan hidup di Sealand dengan keluarga dan teman-temannya.
Kini anak Bates, yang mendapat julukan Yang Mulia Putera Michael, telah mengaku bahawa negara kecil itu telah diakui oleh Jerman dan Perancis. Dia juga mengatakan warga Scotland  yang ingin mengklaim kemerdekaan dari Inggeris boleh mendapat inspirasi dari perjuangan ayahnya.

"Ini tidak mudah bagi kita, tetapi situasinya berbeda kerana Scotland  sangat tergantung pada  England dan sebaliknya," ujar Michael. "Saya tidak percaya hal itu akan pernah terjadi, tetapi jika terjadi, mereka akan memiliki dukungan kami. Scotland  adalah orang-orang hebat dan sangat independen."

"Kami memiliki sesuatu seperti 30 kamar dari berbagai ukuran, dan sebahagian besar hari-hari kami dihabiskan di dalam pejabat dan bekerja pada sektor teknologi maklumat pada hari ini dengan memproses pesanan dari toko di dunia maya kami, keselamatan dan pemeliharaan."
Keluarga Bates juga bmerancang untuk menjalankan perjalanan pelancungan  ke wilayah mereka pada akhir tahun ini. Merdeka.com

No comments:

Post a Comment