Wednesday, August 20, 2014

ISIS ( ISIL ) Penggal Wartawan Amerika?

20/8/14
 
ISIS/CNN Video yang mengatasnamakan ISIS menampilkan rakaman seorang wartawan Amerika Syarikat, James Foley (40) dipenggal oleh salah seorang anggota gerakan itu.

WASHINGTON,  Intelijen Amerika Syarikat, Selasa (19/8/2014), sedang berusaha memastikan keaslian video yang disebut memperlihatkan seorang wartawan dari negara itu dipenggal oleh anggota gerakan Negara Islam Irak dan Syria (ISIS). Video itu juga menampilkan sosok seorang wartawan lain, yang hidupnya disebut bergantung pada kebijakan Amerika Syarikat.

"Kami telah melihat video yang disebut sebagai pembunuhan warga AS, James Foley, oleh ISIS," kata Juru cakap Wakil Dewan Keselematan Nasional Caitlin Hayden. James Foley adalah reporter asal Amerika Syarikat berumur 40 tahun.

"Intelijen akan bekerja secepat mungkin untuk memastikan asli atau tidaknya video tersebut," lanjut Hayden. "Bila (video itu) asli, kami terkejut dengan pembunuhan brutal atas wartawan Amerika yang tak bersalah, dan kami menyampaikan dukacita mendalam kepada keluarga dan teman-temannya."
Unggahan video di YouTube dengan mengatasnamakan ISIS memperlihatkan adegan pemenggalan Foley, wartawan yang hilang pada November 2012 dalam peliputan di Syria. Pesan video itu adalah penghentian serangan tentera Amerika Syarikat ke Irak.
Foley terlihat berlutut di samping seseorang yang berpakaian serba hitam. Dia terlihat membaca pesan tertulis yang mengatakan bahawa pembunuh dirinya yang sejati adalah Amerika.
Dalam video itu, Foley juga menyampaikan harapannya, "Saya berharap boleh punya lebih banyak waktu. Saya berharap boleh punya harapan untuk bebas dan bertemu keluarga saya sekali lagi."
Video itu menampakkan pula sosok wartawan lain asal Amerika Syarikat, yang diyakini adalah Steven Sotloff. Kontributor untuk Time tersebut diculik di Syria  pada 2013. Salah satu sosok milisi dalam video itu mengatakan, hidup wartawan ini akan bergantung pada kebijakan berikutnya dari Presiden Amerika Syarikat Barack Obama soal ISIS.
Editor : Palupi Annisa Auliani
Sumber: AFP/ KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment