26/8/14

Warga Israel borong topeng gas. ©REUTERS
Ratusan warga Israel meninggalkan rumah mereka di sepanjang perbatasan Jalur Gaza kelmarin. Mereka pindah kerana takut dengan serangan roket-roket Hamas ke wilayah tempat tinggal mereka.
Sejauh ini sudah puluhan ribu penduduk Israel itu meninggalkan wilayah perbatasan selama dua bulan terakhir sejak operasi serangan Israel ke Gaza dimulai, seperti dilapor surat khabar the Times of Israel, Selasa (26/8).
Pemerintah Israel menawarkan bantuan perpindahan bagi warganya menjelang tahun pendidikan yang baru.
Pemerintah memperkirakan sebanyak 70 peratus dari 40 ribu warga Israel dari komuniti pertanian di sepanjang perbatasan Gaza mengungsi kerana perang.
Ladang yang biasanya menghasilkan sayuran dan bunga-bungaan kini terbengkalai dan hancur lebur akibat serangan roket Hamas. Jalanan dan rumah-rumah tidak berpenghuni menghiasi wilayah perbatasan.
"Masyarakat sangat dekat dengan perbatasan dan kami hampir tidak diberitahu jika ada serangan akan datang," kata Elazar Ashtivkar, ayah empat anak berusia 30 tahun yang meninggalkan wilayah Nahal Oz beberapa minggu lalu dengan keluarganya.
Dia kini tinggal di permukiman pertanian terdekat. Dia mengatakan hanya perlu 15 hingga 20 detik untuk menyelamatkan diri ke tempat perlindungan jika terjadi serangan.
"Lahan pertanian kini sudah hancur. Tak ada apa-apa lagi sekarang," kata dia.
"Kami hanya ingin tenang. Kami tidak mau khuatir ketika anak-anak pergi ke sekolah.
Ratusan warga Israel meninggalkan rumah mereka di sepanjang perbatasan Jalur Gaza kelmarin. Mereka pindah kerana takut dengan serangan roket-roket Hamas ke wilayah tempat tinggal mereka.
Sejauh ini sudah puluhan ribu penduduk Israel itu meninggalkan wilayah perbatasan selama dua bulan terakhir sejak operasi serangan Israel ke Gaza dimulai, seperti dilapor surat khabar the Times of Israel, Selasa (26/8).
Pemerintah Israel menawarkan bantuan perpindahan bagi warganya menjelang tahun pendidikan yang baru.
Pemerintah memperkirakan sebanyak 70 peratus dari 40 ribu warga Israel dari komuniti pertanian di sepanjang perbatasan Gaza mengungsi kerana perang.
Ladang yang biasanya menghasilkan sayuran dan bunga-bungaan kini terbengkalai dan hancur lebur akibat serangan roket Hamas. Jalanan dan rumah-rumah tidak berpenghuni menghiasi wilayah perbatasan.
"Masyarakat sangat dekat dengan perbatasan dan kami hampir tidak diberitahu jika ada serangan akan datang," kata Elazar Ashtivkar, ayah empat anak berusia 30 tahun yang meninggalkan wilayah Nahal Oz beberapa minggu lalu dengan keluarganya.
Dia kini tinggal di permukiman pertanian terdekat. Dia mengatakan hanya perlu 15 hingga 20 detik untuk menyelamatkan diri ke tempat perlindungan jika terjadi serangan.
"Lahan pertanian kini sudah hancur. Tak ada apa-apa lagi sekarang," kata dia.
"Kami hanya ingin tenang. Kami tidak mau khuatir ketika anak-anak pergi ke sekolah.
sumber:merdeka.com
No comments:
Post a Comment