Thursday, August 28, 2014

Wanita bersedia jadi Presiden Afghanistan

27/8/14
Rezim Taliban yang dulu berkuasa di Afghanistan terkenal membatasi hak perempuan di luar rumah. Bersekolah   dilarang, apalagi menjadi pemimpin. Maka tidak lazim jadinya ketika seorang wanita bernama Fauzia Koofi, 36 tahun, secara terbuka mencalonkan diri untuk pemilihan presiden Afghanistan 2014 akan datang. Dia salah satu calon  terpopular ketika ini di negara bekas jajahan   Soviet Union itu.
Koofi sejak 2005 lalu merupakan anggota parlimen mewakili PWilayah Badakhshan, wilayah timur laut Afghanistan. Dia mengurus komisi bidang hak asasi perempuan dan anak. Ibu dua puteri ini sedang berkempen cari dukungan ke pelosok-pelosok Afghanistan untuk bersaing pada pemilihan mendatang.

Dalam wawancara dengan stesyen televisyen Al-Jazeera, Jumaat (18/2), Koofi mengaku tidak takut dengan ancaman musuh politiknya yang kebanyakan laki-laki. Sejak pertama kali terjun ke kegiatan politik sebelas tahun lalu, dia sudah menghadapi pelbagai serangan dari pihak-pihak yang tidak suka melihat perempuan berkiprah di dunia politik.

Pada 2010, seorang yang dipercayai anggota Taliban menembak keretanya. Dua bulan lalu, kelompok teroris Al-Haqqani juga mengincar dan mengikuti dirinya.

Lahir dari keluarga politikus, Koofi mengalami langsung diskriminasi kerana jenis kelaminnya. Ayahnya yang pernah menjadi anggota parlimen memiliki tujuh isteri. Ibu Koofi merupakan isteri ketiga dan malu kerana melahirkan perempuan. Dia memaksa orang tuanya agar boleh bersekolah. Koofi akhirnya meraih gelar sarjana ilmu politik berkat biasiswa dari Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu.

Menurut Koofi, setelah rezim Taliban runtuh 2001 lalu, tingkat partisipasi perempuan di dunia politik Afghanistan mulai meningkat. Namun, dia mengeluh kerana para wanita di parlemen baru berkiprah di bidang pendidikan atau promosi perdamaian. "Perempuan masih dijauhkan dari posisi yang menentukan secara politik," kata Koofi mengkritik.

Koofi bukan wanita pertama yang memberanikan diri melawan tradisi antiperempuan yang kuat di Afghanistan. Pada pemilihan presiden 2004, Massouda Jalal, perempuan yang kini menjawat Menteri Urusan Perempuan di kabinet Presiden Hamid Karzai, bersaing menjadi orang nombor satu negara itu. Dia mendapat 1.1 persen suara dan berada di posisi keenam dari total 17 kandidat lain yang semuanya laki-laki
sumber:merdeka.com

No comments:

Post a Comment