13/9/14
Tentera Israel berpatrol di perbatasan selatan Israel dan Jalur Gaza, 9 Julai 2014.
JERUSALEM, Seramai 43 anggota pasukan
elite intelijen angkatan darat Israel menolak untuk bertempur, kerana
menilai tentera Israel telah "berlaku kejam" terhadap warga Palestin .
Demikian isi surat yang dipublikasikan pada Jumaat (12/9/2014).
Surat yang diterbitkan media berbahasa Ibrani itu merujuk pada kinerja intelijen Israel di wilayah Palestin yang diduduki, termasuk sasaran pembunuhan dan pengawasan ketat terhadap penduduk awam.
Para perajurit dan perwira dari Unit 8200, yang bekerja dengan badan intelijen Israel, memutuskan tidak akan melanjutkan tugas mereka dalam sistem yang melanggar hak asasi jutaan orang itu.
"Kami menyerukan kepada seluruh perajurit yang sedang bertugas atau yang akan bertugas serta seluruh warga Israel untuk bersuara melawan pelanggaran ini dan bekerja sama untuk menghentikannya," demikian isi surat yang dimuat harian Yediot Ahronot.
Ke-43 tentera itu memutuskan untuk menolak pemanggilan tahunan mereka meski untuk itu mereka harus menanggung risiko penahanan dan menjalani perbicaraan di Mahkamah Tentera.
Surat itu ditulis sebelum perang 50 hari antara Israel dan Hamas, namun anehnya isi surat itu juga mengecam rakyat Israel yang seolah mengabaikan tingginya korban warga awam Palestin dalam konflik bersenjata itu.
Sesuai undang-undang maka setiap lelaki Israel harus menjalani wajib tentera selama tiga tahun setelah lulus sekolah, sedangkan para perempuan menjalani dua tahun masa wajib tentera.
Surat yang diterbitkan media berbahasa Ibrani itu merujuk pada kinerja intelijen Israel di wilayah Palestin yang diduduki, termasuk sasaran pembunuhan dan pengawasan ketat terhadap penduduk awam.
Para perajurit dan perwira dari Unit 8200, yang bekerja dengan badan intelijen Israel, memutuskan tidak akan melanjutkan tugas mereka dalam sistem yang melanggar hak asasi jutaan orang itu.
"Kami menyerukan kepada seluruh perajurit yang sedang bertugas atau yang akan bertugas serta seluruh warga Israel untuk bersuara melawan pelanggaran ini dan bekerja sama untuk menghentikannya," demikian isi surat yang dimuat harian Yediot Ahronot.
Ke-43 tentera itu memutuskan untuk menolak pemanggilan tahunan mereka meski untuk itu mereka harus menanggung risiko penahanan dan menjalani perbicaraan di Mahkamah Tentera.
Surat itu ditulis sebelum perang 50 hari antara Israel dan Hamas, namun anehnya isi surat itu juga mengecam rakyat Israel yang seolah mengabaikan tingginya korban warga awam Palestin dalam konflik bersenjata itu.
Sesuai undang-undang maka setiap lelaki Israel harus menjalani wajib tentera selama tiga tahun setelah lulus sekolah, sedangkan para perempuan menjalani dua tahun masa wajib tentera.
Editor | : Ervan Hardoko |
Sumber | : The Telegraph/ KOMPAS.com |
No comments:
Post a Comment