Kaum Yahudi ultra-ortodoks berdiri di lorong pesawat El Al dalam penerbangan dari New York ke Israel pada Rabu (24/9/2014).
NEW YORK, Sejumlah penumpang pesawat El Al
dalam penerbangan dari New York ke Israel menyatakan bahawa beberapa orang lelaki Yahudi ultra-ortodoks atau Haredi menolak untuk duduk di samping
perempuan. Mereka bahkan menawarkan sejumlah wang kepada para penumpang
sekular agar mau pindah kerusi. Ulah mereka itu menimbulkan penundaan
keberangkatan dan kekacauan selama penerbangan.
"Itu merupakan 11 jam mimpi buruk yang panjang," kata salah seorang penumpang tentang pengalamannya dalam penerbangan tersebut.
Rabu (24/9/2014) pagi, menjelang malam Rosh Hashanah, ribuan warga Israel dan Yahudi mendarat di Israel, termasuk sejumlah kaum Yahudi ultra-ortodoks yang memutuskan untuk merayakan Tahun Baru Yahudi di Tanah Suci.
Namun, di sebuah penerbangan El Al yang membawa sekelompok besar kaum Haredi dan orang-orang Yahudi sekular yang berangkat dari Lapangan Terbang JFK New York dan mendarat di Israel, Rabu pukul 05.00, perjalanan tidak berjalan lancar. Menurut para penumpang yang berada di pesawat itu, kaum ultra-ortodoks itu menolak duduk di samping perempuan sebelum lepas landasan. Hal itu tidak hanya menunda penerbangan, tetapi menyebabkan kekacauan di pesawat itu.
"Orang-orang berdiri di lorong dan menolak untuk beredar," kata Amit Ben-Natan, penumpang yang berada di pesawat itu. "Walau semua orang sudah punya tiket dengan nombor kerusi yang mereka beli, mereka meminta kami untuk menukar kerusi dengan mereka, dan bahkan menawarkan untuk membayarkan sejumlah wang kerana mereka tidak boleh duduk di samping seorang perempuan. Jelas bahawa pesawat tidak akan lepas landasan selama mereka tetap berdiri di lorong."
Sejumlah penumpang menyatakan bahawa meskipun para kru pesawat El Al memberi tahu bahawa mereka tidak harus setuju untuk tukar tempat, kapten penerbangan mengatakan melalui sistem pembesar suara bahawa penerbangan tidak akan lepas landasan selama orang-orang masih berdiri.
Galit, seorang penumpang lain dalam penerbangan itu, mengatakan bahawa para penumpang ultra-ortodoks menyarankan agar dia dan suaminya berpisah tempat duduk. "Mengapa saya harus setuju untuk bertukar tempat?" katanya dengan nada marah. Setelah dia menolak, seorang lelaki Haredi duduk di sampingnya, tetapi hanya sementara. "Saya akhirnya duduk di samping seorang lelaki Haredi yang melompat dari kerusinya ketika kami telah selesai lepas landasan dan melanjutkan berdiri di lorong."
Tampaknya, setelah lepas landasan, sebahagian besar kaum Haredi kembali ke lorong untuk berdoa. Teman-teman seperjalanan mereka mengatakan, orang-orang itu memadati lorong dan menyebabkan suasana dalam kabin jadi kacau.
"Saya pergi ke tandas, dan itu menjadi satu misi yang mustahil, kebisingan seperti tak berujung," kata Galit.
Menanggapi kes itu, El Al berjanji untuk melakukan penyiasatan. Syariakt penerbangan itu mengatakan, "El Al akan melakukan segala sesuatu yang boleh dilakukan untuk memberikan layanan terbaik sepanjang tahun kepada penumpangnya."
"Itu merupakan 11 jam mimpi buruk yang panjang," kata salah seorang penumpang tentang pengalamannya dalam penerbangan tersebut.
Rabu (24/9/2014) pagi, menjelang malam Rosh Hashanah, ribuan warga Israel dan Yahudi mendarat di Israel, termasuk sejumlah kaum Yahudi ultra-ortodoks yang memutuskan untuk merayakan Tahun Baru Yahudi di Tanah Suci.
Namun, di sebuah penerbangan El Al yang membawa sekelompok besar kaum Haredi dan orang-orang Yahudi sekular yang berangkat dari Lapangan Terbang JFK New York dan mendarat di Israel, Rabu pukul 05.00, perjalanan tidak berjalan lancar. Menurut para penumpang yang berada di pesawat itu, kaum ultra-ortodoks itu menolak duduk di samping perempuan sebelum lepas landasan. Hal itu tidak hanya menunda penerbangan, tetapi menyebabkan kekacauan di pesawat itu.
"Orang-orang berdiri di lorong dan menolak untuk beredar," kata Amit Ben-Natan, penumpang yang berada di pesawat itu. "Walau semua orang sudah punya tiket dengan nombor kerusi yang mereka beli, mereka meminta kami untuk menukar kerusi dengan mereka, dan bahkan menawarkan untuk membayarkan sejumlah wang kerana mereka tidak boleh duduk di samping seorang perempuan. Jelas bahawa pesawat tidak akan lepas landasan selama mereka tetap berdiri di lorong."
Sejumlah penumpang menyatakan bahawa meskipun para kru pesawat El Al memberi tahu bahawa mereka tidak harus setuju untuk tukar tempat, kapten penerbangan mengatakan melalui sistem pembesar suara bahawa penerbangan tidak akan lepas landasan selama orang-orang masih berdiri.
Galit, seorang penumpang lain dalam penerbangan itu, mengatakan bahawa para penumpang ultra-ortodoks menyarankan agar dia dan suaminya berpisah tempat duduk. "Mengapa saya harus setuju untuk bertukar tempat?" katanya dengan nada marah. Setelah dia menolak, seorang lelaki Haredi duduk di sampingnya, tetapi hanya sementara. "Saya akhirnya duduk di samping seorang lelaki Haredi yang melompat dari kerusinya ketika kami telah selesai lepas landasan dan melanjutkan berdiri di lorong."
Tampaknya, setelah lepas landasan, sebahagian besar kaum Haredi kembali ke lorong untuk berdoa. Teman-teman seperjalanan mereka mengatakan, orang-orang itu memadati lorong dan menyebabkan suasana dalam kabin jadi kacau.
"Saya pergi ke tandas, dan itu menjadi satu misi yang mustahil, kebisingan seperti tak berujung," kata Galit.
Menanggapi kes itu, El Al berjanji untuk melakukan penyiasatan. Syariakt penerbangan itu mengatakan, "El Al akan melakukan segala sesuatu yang boleh dilakukan untuk memberikan layanan terbaik sepanjang tahun kepada penumpangnya."
Editor | : Egidius Patnistik |
Sumber | : ynetnews.com/ KOMPAS.COM |
No comments:
Post a Comment