10/10/14
Paling baru, wanita 29 tahun bernama Brittany Maynard mengajukan permohonan tersebut. Dia mengidap kanser otak ganas tahap IV disebut glioblastoma. Doktor menyatakan umurnya tak sampai enam bulan lagi, seperti dilansir BBC, Khamis (9/10).
"Saya sudah berbicara dengan beberapa pakar, bagaimana kalau saya tak melakukan apapun. Hasilnya kematian saya akan sangat menyakitkan dan menyiksa. Dengan pilihan lain mati terhormat, ketakutan saya jadi berkurang," kata Maynard.
Atas persetujuan keluarga dan suami, wanita itu pindah menjadi warga Negara Oregon. Di sana, DPRD setempat sudah meloloskan peraturan daerah mengatur pelaksanaan 'mati terhormat'.
u
Prinsipnya, atas persetujuan pesakit, doktor akan menyediakan ubat-ubatan yang mempercepat dan mempertegas kematiannya. Tapi, kerana ada intervensi perubatan, maka pesakit seminimal mungkin merasakan sakit.
Tak mudah buat Maynard mendapatkan bantuan negara buat mati terhormat. Selain mengurus KTP baru di Oregon, dia harus dipastikan waras secara mental. Sang suami, Dan Diaz, juga harus mencari tempat tinggal baru, menguruskan kad pemilihan serta SIM anyar buat isterinya yang sebentar lagi meninggal.
Maynard dan keluarganya lantas mempublikasikan video online, untuk kempen perlunya sistem mati terhormat diadopsi semakin banyak negara bahagian Negeri Paman Sam. Wanita ini yakin, pilihannya mempercepat kematian bukan bentuk bunuh diri.
Justru melalui mekanisme mati terhormat, dia kini semakin bahagia. Rencananya, dia ingin berwisata ke beberapa tempat, merayakan ulang tahun suaminya pada 26 Oktober mendatang bersama keluarga besar. Sesudah itu, proses kematian terhormat akan dia jalani.
"Tidak ada dorongan bunuh diri. Saya ingin sembuh, tapi sayangnya itu sudah tidak mungkin sekarang. Kenapa orang mengecam saya, padahal mereka tidak merasakan bagaimana saya dihantui ketakutan baik fisik maupun emosional? Kini saya justru merasa lebih tenang kerana ada pilihan lain bagi hidup saya," urai Maynard.
sumber: Merdeka.com
No comments:
Post a Comment