Friday, October 31, 2014

Hukuman ngeri, suspek korupsi ramai-ramai bunuh diri

31/10/14

Hukuman ngeri, tersangka korupsi di China ramai-ramai bunuh diri
Aksi bunuh diri di China. ©Reuters/stringer
Sejak dilantik pada 14 March 2013, Presiden China Xi Jinping mengobarkan perang melawan korupsi. Dia bersumpah membenahi birokrasi supaya tidak ada lagi kebocoran anggaran akibat dicuri abdi negara bermoral bejat.

Janji itu rupanya tidak main-main. Ratusan pegawai negara, dari eselon paling rendah hingga paling tinggi, sudah ditahan polis . Puluhan dari mereka kini dalam senarai  menunggu dikirim ke hadapan regu penembak dan tiang gantung .

Dari laporan yang dilansir surat khabar the New York Times, Jumaat (31/10), ngerinya hukuman bagi korupsi membikin jeri para PNS di Negera China. Sejak Januari-Julai 2014, tercatat enam pegawai yang dipercayai terlibat korupsi bunuh diri.

"Mereka dipercayai kuat mengakhiri hidupnya kerana terlibat korupsi. Ketika namanya diumumkan kejaksaan terlibat kes, siang hari polis  sudah datang menjemput dan dipastikan umurnya tidak panjang lagi. Ini nasib yang mengerikan bagi sebahagian pegawai," kata Peneliti Korupsi di Universiti East China Shanghai, Qi Xingfa.

Salah satu nama besar yang pilih bunuh diri kerana diumumkan terlibat kes pencurian wang negara, adalah Wakil Ketua Badan Lembaga Penerangan China Li Wufeng. March 2014 lalu, dia melompat dari bumbung pejabatnya.

Sedangkan untuk 2013, jumlah ada 23 kematian tidak lazim dialami pegawai China baik di pusat maupun daerah.

Sebelum Jinping berkuasa, pemberantasan korupsi sudah marak tapi belum semengerikan sekarang. Dulu, pegawai yang juga anggota Parti Komunis China boleh memanfaatkan koneksi politik untuk menghindari penjara.

Semua berubah sejak muncul keputusan paling mengejutkan, yakni hukuman mati buat Menteri Perkeretaapian Lio Zhijun Julai tahun lalu. Gara-gara kes itu, muncul pesan, sekelas petinggi parti pun tak boleh mengelak dari tali gantung . Alhasil pegawai menengah dan pegawai kroco yang korup resah.

Adapun, tren bunuh diri ini menurut Pakar Anti Korupsi Pusdiklat Parti Komunis Lin Zhe tidak menggembirakan. Justru, patut diduga pegawai yang bunuh diri ingin melindungi keluarga. Kalau mereka buka mulut, anak-isteri akan dihabisi mafia atau pengusaha yang diajak kongkalikong.

"Penyiasat pemerintah harus tetap meneruskan kes tersangka yang bunuh diri agar mengungkap potensi korupsi yang lebih besar," kata Zhe.

Para pencuri wang rakyat di China semakin ngeri, kerana yang diuber pemerintah bukan cuma tersangka di dalam negeri. Operasi "Perburuan Rubah" yang dicanangkan Kejaksaan Agung China sudah berhasil menangkap 180 suspek yang lari ke luar negeri. Para pelaku korupsi itu dikejar 20 pasukan penyiasat  khusus, walau sudah sembunyi di Thailand, Kamboja, bahkan Britain.

China oleh pelbagai lembaga antarabangsa, masih dinobatkan sebagai negara paling rajin menjalankan hukuman mati. Pada 2002, Negeri Panda memecahkan rekod pelaksanaan hukuman mati pesalah, mencapai 12,000 orang. Kes pidana, terutama korupsi, hampir 100 peratus berakhir pada hukuman berat bagi terdakwa.
sumber:merdeka.com

No comments:

Post a Comment