17 Oktober 2014
Peter Lloyd
CARDIFF, Seorang lelaki Inggeris menderita
kondisi yang langka dan menyakitkan yang dikenal sebagai
"hipersensitivitas elektromagnetik". Dia bahkan tidak boleh berleluasa ke
luar rumahnya agar tidak berada di dekat jaringan WiFi.
Peter Lloyd (42 tahun) terkungkung di sebuah sofa di rumahnya di St Fagans, Cardiff. Dia tidak dapat menggunakan peralatan elektrik seperti televisyen, telepon, dan pemutar CD kerana semua itu dapat menyebabkan reaksi yang parah.
Para pengunjung harus meninggalkan ponsel dan jam tangan mereka di luar rumah. Lloyd pun tidak dapat menggunakan elektrik untuk pemanasan atau penerangan rumahnya. Hal itu memaksa dia untuk membersihkan diri dengan air dipanaskan di dapur gas.
Saat Lloyd, yang kini tidak boleh berjalan, pindah ke rumahnya sekarang ini pada tahun 2009, dia harus didorong sampai ke Taff Trail pada malam hari guna meminimakan kemungkinan berhubung dengan sumber elekrik. Jika meninggalkan rumah itu, dia punya kemungkinan berhubung dengan seseorang yang membawa telepon, kereta yang lewat, bor elekrik, atau bahkan zon WiFi. Untuk menghabiskan waktu, dia membaca sekitar 100 buku setahun, sering dengan menyalakan lilin ketika hari sudah gelap.
Mantan pelatih kebugaran dan nutrisi peribadi itu berkata, "Saya pertama kali mulai mengalami apa yang sekarang saya tahu merupakan gejala awal ketika saya masih pada usia pertengahan dua puluhan. Saya akan merasakan sakit di kepala setelah melihat layar komputer dan tidak mampu berfikir jernih. Saya mengalami kesukaran berbicara, yang saya sebut "thought block".
Lloyd menambahkan, dia ingat ketika mencoba untuk menulis cek di sebuah toko nutrisi dan berakhir dengan membuat kesalahan hingga enam kali.
"Saya punya sebuah ponsel tipe awal yang terhubung dengan jaringan GSM. Itu yang memengaruhi saya. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari saya menjadi lebih peka terhadap frekuensi dan perangkat yang berbeda. Reaksi alami saya adalah percaya bahwa saya bisa mengatasi itu, tetapi situasi bertambah buruk. Saya mengalami sakit kepala yang intens di bagian depan kepala saya."
Sebagai orang yang suka membaca, dia secara teratur membaca majalah seperti New Scientist dan Scientific American. "Saya menemukan beberapa artikel yang menjelaskan gejala saya dan saya mencari sebanyak mungkin tentang hipersensitivitas elektromagnetik," katanya.
Setelah tiga tahun tinggal di Spanyol, Lloyd kembali ke Cardiff, tempat di mana dia akhirnya kehilangan kemampuannya untuk berjalan.
Peter Lloyd (42 tahun) terkungkung di sebuah sofa di rumahnya di St Fagans, Cardiff. Dia tidak dapat menggunakan peralatan elektrik seperti televisyen, telepon, dan pemutar CD kerana semua itu dapat menyebabkan reaksi yang parah.
Para pengunjung harus meninggalkan ponsel dan jam tangan mereka di luar rumah. Lloyd pun tidak dapat menggunakan elektrik untuk pemanasan atau penerangan rumahnya. Hal itu memaksa dia untuk membersihkan diri dengan air dipanaskan di dapur gas.
Saat Lloyd, yang kini tidak boleh berjalan, pindah ke rumahnya sekarang ini pada tahun 2009, dia harus didorong sampai ke Taff Trail pada malam hari guna meminimakan kemungkinan berhubung dengan sumber elekrik. Jika meninggalkan rumah itu, dia punya kemungkinan berhubung dengan seseorang yang membawa telepon, kereta yang lewat, bor elekrik, atau bahkan zon WiFi. Untuk menghabiskan waktu, dia membaca sekitar 100 buku setahun, sering dengan menyalakan lilin ketika hari sudah gelap.
Mantan pelatih kebugaran dan nutrisi peribadi itu berkata, "Saya pertama kali mulai mengalami apa yang sekarang saya tahu merupakan gejala awal ketika saya masih pada usia pertengahan dua puluhan. Saya akan merasakan sakit di kepala setelah melihat layar komputer dan tidak mampu berfikir jernih. Saya mengalami kesukaran berbicara, yang saya sebut "thought block".
Lloyd menambahkan, dia ingat ketika mencoba untuk menulis cek di sebuah toko nutrisi dan berakhir dengan membuat kesalahan hingga enam kali.
"Saya punya sebuah ponsel tipe awal yang terhubung dengan jaringan GSM. Itu yang memengaruhi saya. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari saya menjadi lebih peka terhadap frekuensi dan perangkat yang berbeda. Reaksi alami saya adalah percaya bahwa saya bisa mengatasi itu, tetapi situasi bertambah buruk. Saya mengalami sakit kepala yang intens di bagian depan kepala saya."
Sebagai orang yang suka membaca, dia secara teratur membaca majalah seperti New Scientist dan Scientific American. "Saya menemukan beberapa artikel yang menjelaskan gejala saya dan saya mencari sebanyak mungkin tentang hipersensitivitas elektromagnetik," katanya.
Setelah tiga tahun tinggal di Spanyol, Lloyd kembali ke Cardiff, tempat di mana dia akhirnya kehilangan kemampuannya untuk berjalan.
Editor | : Egidius Patnistik |
Sumber | : Daily Mail/ KOMPAS.COM |
No comments:
Post a Comment