Wednesday, October 8, 2014

Promotor Tinju, tukar kelamin jadi wanita

7/10/14
Awalnya Promotor Tinju, Lalu Jadi Penata Rias, Kini Ganti Kelamin Jadi Wanita
Cosmopolitan UK
 
Foto Kiri: Jody Lynn saat sedang merias seorang lelaki dengan riasan ala wanita. Foto Kanan: Hasil riasan wajah seorang lelaki yang diubah menjadi wanita cantik oleh Jody Lynn 

TRIBUNNEWS.COM - Perilaku lelaki yang ingin bertransformasi menjadi seorang wanita, di beberapa negara di dunia sudah bukan fenomena yang janggal. Sebaliknya, kondisi ini seolah umum dan tak lagi dianggap tabu.

Melihat kondisi ini, Jody Lynn, penata rias profesional memilih mendedikasikan talentanya untuk membantu para kaum adam yang ingin mengungkapkan identitas tersembunyi dalam diri mereka, seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh seorang promotor tinju bernama Frank Maloney, yang telah mengubah nama dan jenis kelaminnya menjadi seorang wanita bernama Kelly.
"Aku tak ingat lagi, sejak kapan aku terobsesi dengan riasan wajah. Aku suka harumnya, nuansa serta warnanya. Orang tuaku membelikan aku kepala manekin saat aku kecil, kemudian aku menggambarnya! Aku juga takjub dengan para waria sejak aku muda. Menggunakan riasan wajah untuk mengubah jender, memiliki banyak kekuatan untukku," cerita Lynn mengenai awal mula dirinya jatuh cinta pada dunia riasan wajah.

"Pelangganku bervariasi, mulai dari umur 15 sampai 96, profesi mereka beragam, pembersih lantai hingga politikus. Kebanyakan dari pelangganku tinggal dalam “persembunyian”, tak ada yang tahu rahasia mereka kecuali diriku. Pelanggan waria, biasanya hidup dalam keadaan heteroseksual, dengan seorang istri dan anak yang tidak tahu bahwa mereka sering dan senang berpakaian sebagai wanita selama bertahun-tahun. Mereka tidak ingin mengubah jenis kelaminnya. Mereka hanya punya hasrat terpendam untuk berpakaian layaknya seorang wanita, sesering mungkin. Pelanggan ini akan datang kepadaku, minta dirias seperti wanita, tetapi ketika selesai, mereka harus berganti dan kembali seperti kehidupan normal mereka," urainya.

Untuk aplikasi riasan wajah pergantian jender ini, Lynn mengaku tidak pernah belajar khusus. Dia banyak belajar teknik rias dari seorang transjender yang dipanggil Pandora De'Pledge. Sayangnya, Pandora sudah meninggal bertahun-tahun lalu karena kanker. Semasa hidup, menurut Lyn, Pandora bekerja sebagai seorang Barbettes (pelayan dan bintang panggung transeksual) di Madame Jo Jo's pada tahun 1980-an.

Lebih lanjut, Lynn mengatakan bahwa Pandora figur tubuh besar, berambut pirang, cantik, dan dapat merias wajah pria jadi menyerupai wanita.
"Pandora mengajarkan aku perbedaan antara wajah pria dan wanita, serta bagaimana cara menggunakan hi-lighting, counturing, dan shading dengan baik. Ia sangat luar biasa, dan aku akan selalu bersyukur mendapatkan banyak ilmu make up  darinya," ucapnya.

Lynn juga menceritakan tak jarang ia melihat pelangganya menangis setelah dirias. "Kadang itu kali pertama mereka melihat diri sendiri sebagai seorang wanita. Hal tersebut adalah saat yang mebahagiakan, atau sebaliknya mereka ketakutan, karena tiba-tiba melihat sesuatu yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

 Seorang pelanggan yang telah bertransisi menjadi seorang wanita sejak 5 tahun lalu mengatakan bahwa kali pertama dia datang padaku, ia berharap bahwa aku mengubahnya menjadi sangat buruk, sehingga ia dapat melupakan perasaan dan keinginannya untuk menjadi wanita. Sebaliknya, ketika ia melihat riasan wajah yang telah aku buat, dunianya menjadi terbalik, tiba-tiba saja dia tersadar bahwa mimpinya untuk menajdi seorang wanita tidaklah mustahil,” kenangnya.

Saat ini, Lynn memiliki studio makeup di London, Inggris dengan nama The Boudoir. Lynn sering mengajak pelanggannya untuk keluar ke tempat umum setelah selesai dirias. Baru-baru ini Lynn mengaku ditawari kesempatan untuk membeli bisnis serupa di West Hollywood, Amerika Serikat.

"London dan Los Angeles adalah tempat hidup yang diidamkan banyak transjender. Sebab, di sana, mereka dapat berbaur dengan masyarakat tanpa merasa dihakimi,” tutupnya.  
Silvita Agmasari/ Sumber :Cosmopolitan UK

No comments:

Post a Comment