Cosmopolitan UK
Foto
Kiri: Jody Lynn saat sedang merias seorang lelaki dengan riasan ala
wanita. Foto Kanan: Hasil riasan wajah seorang lelaki yang diubah menjadi
wanita cantik oleh Jody Lynn
TRIBUNNEWS.COM - Perilaku lelaki yang ingin
bertransformasi menjadi seorang wanita, di beberapa negara di dunia
sudah bukan fenomena yang janggal. Sebaliknya, kondisi ini seolah umum
dan tak lagi dianggap tabu.
Melihat kondisi ini, Jody Lynn, penata rias profesional memilih
mendedikasikan talentanya untuk membantu para kaum adam yang ingin
mengungkapkan identitas tersembunyi dalam diri mereka, seperti yang
baru-baru ini dilakukan oleh seorang promotor tinju bernama Frank
Maloney, yang telah mengubah nama dan jenis kelaminnya menjadi seorang
wanita bernama Kelly.
"Aku tak ingat lagi, sejak kapan aku terobsesi dengan riasan wajah. Aku suka harumnya, nuansa serta warnanya. Orang tuaku membelikan aku kepala manekin saat aku kecil, kemudian aku menggambarnya! Aku juga takjub dengan para waria sejak aku muda. Menggunakan riasan wajah untuk mengubah jender, memiliki banyak kekuatan untukku," cerita Lynn mengenai awal mula dirinya jatuh cinta pada dunia riasan wajah.
"Aku tak ingat lagi, sejak kapan aku terobsesi dengan riasan wajah. Aku suka harumnya, nuansa serta warnanya. Orang tuaku membelikan aku kepala manekin saat aku kecil, kemudian aku menggambarnya! Aku juga takjub dengan para waria sejak aku muda. Menggunakan riasan wajah untuk mengubah jender, memiliki banyak kekuatan untukku," cerita Lynn mengenai awal mula dirinya jatuh cinta pada dunia riasan wajah.
"Pelangganku bervariasi, mulai dari umur 15 sampai 96, profesi mereka
beragam, pembersih lantai hingga politikus. Kebanyakan dari pelangganku
tinggal dalam “persembunyian”, tak ada yang tahu rahasia mereka kecuali
diriku. Pelanggan waria, biasanya hidup dalam keadaan heteroseksual,
dengan seorang istri dan anak yang tidak tahu bahwa mereka sering dan
senang berpakaian sebagai wanita selama bertahun-tahun. Mereka tidak
ingin mengubah jenis kelaminnya. Mereka hanya punya hasrat terpendam
untuk berpakaian layaknya seorang wanita, sesering mungkin. Pelanggan
ini akan datang kepadaku, minta dirias seperti wanita, tetapi ketika
selesai, mereka harus berganti dan kembali seperti kehidupan normal
mereka," urainya.
Untuk aplikasi riasan wajah pergantian jender ini, Lynn mengaku tidak
pernah belajar khusus. Dia banyak belajar teknik rias dari seorang
transjender yang dipanggil Pandora De'Pledge. Sayangnya, Pandora sudah
meninggal bertahun-tahun lalu karena kanker. Semasa hidup, menurut Lyn,
Pandora bekerja sebagai seorang Barbettes (pelayan dan bintang panggung
transeksual) di Madame Jo Jo's pada tahun 1980-an.
Lebih lanjut, Lynn mengatakan bahwa Pandora figur tubuh besar,
berambut pirang, cantik, dan dapat merias wajah pria jadi menyerupai
wanita.
"Pandora mengajarkan aku perbedaan antara wajah pria dan wanita, serta bagaimana cara menggunakan hi-lighting, counturing, dan shading dengan baik. Ia sangat luar biasa, dan aku akan selalu bersyukur mendapatkan banyak ilmu make up darinya," ucapnya.
Lynn juga menceritakan tak jarang ia melihat pelangganya menangis
setelah dirias. "Kadang itu kali pertama mereka melihat diri sendiri
sebagai seorang wanita. Hal tersebut adalah saat yang mebahagiakan, atau
sebaliknya mereka ketakutan, karena tiba-tiba melihat sesuatu yang
belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
Seorang pelanggan yang telah
bertransisi menjadi seorang wanita sejak 5 tahun lalu mengatakan bahwa
kali pertama dia datang padaku, ia berharap bahwa aku mengubahnya
menjadi sangat buruk, sehingga ia dapat melupakan perasaan dan
keinginannya untuk menjadi wanita. Sebaliknya, ketika ia melihat riasan
wajah yang telah aku buat, dunianya menjadi terbalik, tiba-tiba saja dia
tersadar bahwa mimpinya untuk menajdi seorang wanita tidaklah
mustahil,” kenangnya.
Saat ini, Lynn memiliki studio makeup di London, Inggris
dengan nama The Boudoir. Lynn sering mengajak pelanggannya untuk keluar
ke tempat umum setelah selesai dirias. Baru-baru ini Lynn mengaku
ditawari kesempatan untuk membeli bisnis serupa di West Hollywood,
Amerika Serikat.
"London dan Los Angeles adalah tempat hidup yang diidamkan banyak
transjender. Sebab, di sana, mereka dapat berbaur dengan masyarakat
tanpa merasa dihakimi,” tutupnya.
Silvita Agmasari/ Sumber :Cosmopolitan UK
No comments:
Post a Comment