10/10/14
Jakarta - Seorang ibu di Queensland dijatuhkan
hukuman tujuh tahun penjara kerana dinyatakan bersalah membunuh bayinya
yang berusia 7 minggu kerana mengguncang ; tubuh bayi tersebut dengan
kuat untuk menghentikan tangisnya.
Dalam perbicaraan di Mahkamah Agung Queensland yang bersidang di Cairns, wanita berusia 39 tahun yang identitinya dilindungi ini mengaku bersalah atas tuduhan penganiayaan.
Dia memanggil ambulans ke rumahnya di Smithfield bulan Ogos 2012, pada awalnya mengatakan bayinya mengalami kejang-kejang setelah dia menyusuinya dan bayinya tidak lagi bernafas.
Bedahsiasati menemui bahawa bayi tersebut meninggal kerana cedera otak.
"Cedera itu mirip dengan sindrom bayi yang digoncang terlalu kuat , menyebabkan cedera sehingga otaknya membengkak." kata pendakwa Nathan Crane.
Bayi tersebut juga mengalami dua cedera di batok kepalanya, pipinya bengkak dan bibir dalamnya berdarah.
Pada awalnya si wanita membantah dia yang menyebabkan kematian anaknya, namun ; mengaku kepada seorang petugas dua bulan kemudian bahawa dia menggoncang bayi tersebut dan menamparnya agar sang bayi berhenti menangis.
Wanita ini kemudian didakwa melakukan pembunuhan bulan Januari 2013 dan sejak itu menjalani tahanan.
Tuduhan kemudian diturunkan menjadi penganiayaan, dan dia mengaku bersalah.
Wanita ini sebenarnya sudah memiliki delapan anak, termasuk bayi kembar dari bayi yang meninggal.
Dalam sidang mahkamah disebutkan bahawa Kementerian Keselamatan Anak-anak di masa lalu sudah terlibat kerana anak-anak dari wanita tersebut ditelantarkan. Lima diantaranya sekarang sudah dijadikan anak angkat keluarga lain.
Peguamnya Joshua Trevino mengatakan bahawa si wanita tampaknya "tidak memiliki kemampuan untuk membesarkan keluarga."
Dikatakan ketika bayinya meninggal, wanita tadi tidak memiliki pasangan, dan juga mengurukan anak lain berusia dua tahun dan juga bayi kembarnya.
"Tindakan kekerasan yang dilakukannya disebabkan rasa kecewa dan kemarahan yang dimilikinya." kata Trevino.
"Dia mengatakan tidak bermaksud melukai atau menganiaya anaknya. Dia mengaku tidak memiliki alasan mengapa dia melakukan hal tersebut." tambah Trevino.
sumber:detikNewsDalam perbicaraan di Mahkamah Agung Queensland yang bersidang di Cairns, wanita berusia 39 tahun yang identitinya dilindungi ini mengaku bersalah atas tuduhan penganiayaan.
Dia memanggil ambulans ke rumahnya di Smithfield bulan Ogos 2012, pada awalnya mengatakan bayinya mengalami kejang-kejang setelah dia menyusuinya dan bayinya tidak lagi bernafas.
Bedahsiasati menemui bahawa bayi tersebut meninggal kerana cedera otak.
"Cedera itu mirip dengan sindrom bayi yang digoncang terlalu kuat , menyebabkan cedera sehingga otaknya membengkak." kata pendakwa Nathan Crane.
Bayi tersebut juga mengalami dua cedera di batok kepalanya, pipinya bengkak dan bibir dalamnya berdarah.
Pada awalnya si wanita membantah dia yang menyebabkan kematian anaknya, namun ; mengaku kepada seorang petugas dua bulan kemudian bahawa dia menggoncang bayi tersebut dan menamparnya agar sang bayi berhenti menangis.
Wanita ini kemudian didakwa melakukan pembunuhan bulan Januari 2013 dan sejak itu menjalani tahanan.
Tuduhan kemudian diturunkan menjadi penganiayaan, dan dia mengaku bersalah.
Wanita ini sebenarnya sudah memiliki delapan anak, termasuk bayi kembar dari bayi yang meninggal.
Dalam sidang mahkamah disebutkan bahawa Kementerian Keselamatan Anak-anak di masa lalu sudah terlibat kerana anak-anak dari wanita tersebut ditelantarkan. Lima diantaranya sekarang sudah dijadikan anak angkat keluarga lain.
Peguamnya Joshua Trevino mengatakan bahawa si wanita tampaknya "tidak memiliki kemampuan untuk membesarkan keluarga."
Dikatakan ketika bayinya meninggal, wanita tadi tidak memiliki pasangan, dan juga mengurukan anak lain berusia dua tahun dan juga bayi kembarnya.
"Tindakan kekerasan yang dilakukannya disebabkan rasa kecewa dan kemarahan yang dimilikinya." kata Trevino.
"Dia mengatakan tidak bermaksud melukai atau menganiaya anaknya. Dia mengaku tidak memiliki alasan mengapa dia melakukan hal tersebut." tambah Trevino.
No comments:
Post a Comment