Thursday, October 16, 2014

Zalim !! Pembantu rumah dipaksa majikan tenggak pembersih lantai, diseksa hingga cacat kekal

16/10/14

TKI dipaksa majikan tenggak pembersih lantai, dibuang di Makkah
TKI diseksa. ©AFP PHOTO/ANWAR MUSTAFA
Tenaga Kerja Indonesia asal Karawang, Jawa Barat, bernama Hayanti B. Mujiono Minarjo mendapat ganti rugi 300,000 riyal . Gantirugi itu diberikan mantan majikan yang menyeksanya sampai cacat kekal selama bekerja di Arab Saudi.

Kesepakatan ganti rugi itu tercapai 13 Oktober lalu, setelah ada negosiasi antara Hayanti dan keluarga majikan, dimediasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ibu Kota Riyadh.

"KBRI selanjutnya akan memproses tanazul (wang ganti rugi) dan mengambil wang Hayanti yang disimpan Polis Sektor Masjidil Haram," tulis Sekretaris III Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Riyadh Chairil Siregar dalam keterangan media, Khamis (16/10).

KBRI menyebut nominal  300,000 rial adalah kompensasi penyelesaian kes penyeksaan di luar mahkamah  resmi terbesar TKI korban penyeksaan dari Arab Saudi.
Chairil menegaskan, pemerintah Indonesia akan segera memulangkan Hayanti. Korban ksetika ini menderita cedera parah, dengan wajar rosak dan sebahagian besar kulit luar mengalami luka.

Penyeksaan itu dilakukan sang majikan bernama Jazaa Awadh Al Muthairy, di daerah Qoisumah sekitar 522 kilometer dari Riyadh.
Selama tujuh tahun bekerja untuk keluarga lelaki 60 tahun itu, Hayanti saban hari dipukul. Aksi keji keluarga itu termasuk memaksanya meminum cairan pembersih lantai. Alat vital wanita malang itu dikhabarkan turut mengalami cacat kekal.

Ketika penyeksaan itu sudah terlalu parah, pada Januari 2014 keluarga Muthairy membawa Hayanti ke Makkah, dan meninggalkannya begitu saja di Masjidil Haram. Terlantar di Tanah Suci, Polis Kerajaan Petro Dollar itu sempat menangkap Hayanti dengan tuduhan mengemis.

Selama dibuang, majikannya cuma membekali 53,000 riyal . Mendapat laporan bahawa wanita itu warga negara Indonesia, KBRI Riyadh melaporkan kes itu dan mengadukan tuntutan kepada  Polis Qoisumah.

Hasilnya, pada 28 Ogos 2014, pihak KBRI mendapat tawaran dari peguam bekas majikan Hayanti untuk menghentikan saman dengan menawarkan ganti rugi. Setelah berdialog dengan KBRI, Hayanti pilih berdamai dan menerima wang gantirugi tersebut.

No comments:

Post a Comment