Thursday, November 27, 2014

Dendam, Seorang Ibu Membunuh 25 Anggota Taliban yang Bunuh Puteranya

  27 November 2014
 
Daily Mail Reza Gul (tengah), puterinya Fatima (kiri) dan menantu perempuannya Seema, menmbunuh 25 anggota Taliban setelah menyaksikan kaum militan itu menembak mati puteranya.

KABUL,   Seorang ibu yang berdukacita di Afganistan melancarkan aksi balas dendam berdarah terhadap kumpulan militan Taliban yang menembak mati puteranya. Ibu itu menembak mati 25 anggota militan Taliban dan mencederakan lima orang lainnya dalam satu pertempuran bersenjata selama tujuh jam.

Ibu bernama Reza Gul itu menyaksikan tanpa daya ketika puteranya mati ketika sedang menjaga sebuah pos pemeriksaan desa bersama sebuah kumpulan kecil yang terdiri dari teman-teman polisnya, di Wilayah Farah yang rawan kekerasan dan tanpa penegakan undang-undang.

Diapit puteri dan menantu perempuannya, Gul memimpin serangan balasan terhadap para penyerang puteranya. Mereka akhirnya membunuh 25 anggota militan serta mencederakan lima orang lainnya dalam satu baku tembak sengit selama tujuh jam.

"Saya tidak boleh menahan diri, lalu mengangkat senjata," kata wanita itu kepada TOLO News sebagaimana dikutip Mail Online, Rabu (26/11/2014). "Saya pergi ke pos pemeriksaan itu dan mulai menembak."

Menantu perempuannya, Seema, menambahkan, "Pertempuran tersebut semakin intensif ketika kami mencapai medan perang dengan senjata ringan dan berat. Kami telah berkomitmen untuk bertarung sampai peluru terakhir." Dia menambahkan, zon  pertempuran itu bergelimang mayat anggota Taliban ketika baku tembak berakhir.

Seorang jurcakap Kementerian Dalam Negeri Afganistan mengatakan kepada media itu bahawa peristiwa tersebut merupakan simbol dari sebuah pemberontakan rakyat.

Taliban belum memberikan komentar terkait insiden itu.

Bersama kelompok pemberontak lainnya, Taliban telah meningkatkan serangan di seluruh negara itu sejak penarikan sebahagian besar pasukan pimpinan AS dari Afganistan pada bulan lalu.

Serangan-serangan Taliban menyasar lembaga-lembaga Pemerintah Afganistan, instalasi keselamatan, dan instalasi asing, terutama di ibu kota negara itu, Kabul. Anggota masyarakat juga kerap terperangkap dalam baku tembak.

Setidaknya 50 orang cedera pada awal minggu ini, ketika seorang pengebom bunuh diri meledakkan rompi bomnya di tengah orang ramai yang menonton turnamen volleyball dalam sebuah pertandingan antara-kabupaten di Provinsi Yahyakahil, Paktika. Serangan itu telah mendorong Presiden Afganistan Ashraf Ghani, untuk memerintahkan adanya kajian komprehensif tentang kekuatan pertahanan negara itu. Dia juga mempertimbangkan kembali kebijakan Afganistan untuk melakukan serangan malam hari yang kontroversial, yang dilarang oleh pendahulunya, Hamid Karzai.

Serangan terbaru itu muncul ketika terungkap bahawa Presiden AS Barack Obama telah menandatangani satu perintah "rahasia" yang memungkinkan Pentagon untuk terus menyasar para militan Taliban, bahkan setelah penarikan militer AS dari negara itu. Keputusan Obama itu, yang dibuat dalam sebuah pertemuan di Rumah Putih dengan para penasihat keselamatan nasional AS, juga memberikan lampu hijau kepada militer untuk melakukan dukungan udara bagi operasi Afganistan bila diperlukan.

Obama mengeluarkan sejumlah pedoman dalam beberapa minggu terakhir ketika misi tempur Amerika di Afganistan akan berakhir, ketika ribuan tentera kembali ke rumah, juga ketika militer mempersiapkan misi kontra terorisme yang semakin sempit dan misi pelatihan selama dua tahun ke depan.

Anggota parlimen Afganistan juga telah menyetujui perjanjian dengan AS dan NATO yang memungkinkan tentera Barat untuk tetap di negara itu. Misi tempur internasional di Afganistan, yang dimulai setelah invasi pimpinan AS tahun 2001 dan menggulingkan Taliban, akan berakhir pada tahun ini.
Editor : Egidius Patnistik
Sumber: Mail Online/
KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment