Oleh: Erwin Kusumah
CHINA, FOKUSJabar.com:
Para pengemis di China nekat memutilasi unta demi menarik perhatian, simpati dan wang dari orang disekitarnya. Aksi itu dilakukan dengan membungkuk dilantai sambil membawa unta yang terpincang-pincang.
Para pengemis di China nekat memutilasi unta demi menarik perhatian, simpati dan wang dari orang disekitarnya. Aksi itu dilakukan dengan membungkuk dilantai sambil membawa unta yang terpincang-pincang.
Trik tersebut banyak menarik simpati
bahkan memutilasi bahagian tubuh hewan telah menjadi trend. Banyak sekali
pengemis di China melakukan hal yang sama kerana dapat menaruh simpatik
sehingga orang disekitar menyumbangkan wang untuk membantu hewan malang
tersebut.
Dilansir dari Odditycentral, laporan
berita dari media setempat menunjukan bahawa para pengemis terlihat
membawa unta yang terluka di beberapa kota lainnya, seperti Kota
Shenzhen, Wenzhoum Shaoxing, Xiamin, Guangzhou, dan Hefei.
Aksi mutilasi tersebut banyak disorot
oleh para aktivis pembela hak hewan di China. Mereka memperingatkan
publik agar tidak memberikan wang kepada para pengemis yang menggunakan
hewan cacat untuk mendatangkan simpati pejalan kaki. Cacat tersebut
dipercayai kerana bahagian tubuhnya dimutilasi oleh si pengemis.
Seorang pengemis bermodus unta pincang
tersebut terekam dalam sebuah foto di kota Fuzho, Provinsi Fujian,
bahagian tenggara China. Dalam foto tersebut, terlihat pengemis sedang
membawa unta cacat dibelakangnya. Polis mengindikasi bahawa unta malang
itu telah sengaja dimutilasi oleh si pengemis.
Sebaliknya pengemis itu mengklaim,
justru mereka lah yang menyelamatkan unta tersebut, setelah sebelumnya
terlindas kereta. Mereka membantah telah memutilasi bahagian tubuh unta
itu. Mereka sengaja mengemis kerana perlu memberi makan unta malang
tersebut. Namun, menurut keterangan polis , cerita itu hanya rekaan
pengemis dengan dalih menolong hewan tersebut.
Sisa jumlah unta liar dibahagian barat
laut Gurun Gobi, China hanya ada 600 ekor. Sementara, hanya tersisa 800
ekor unta di Mongolia. Jumlah hewan yang tinggal sedikit itu, membuat
populasinya terancam boleh punah dan harus dilindungi.
China belum mempunyai aturan hukum yang jelas untuk menghukum orang-orang yang berbuat kejam terhadap hewan. (**)
No comments:
Post a Comment