Tuesday, November 4, 2014

Srikandi pengatur lalu lintas padat di India

4/11/14

Srikandi pengatur lalu lintas padat di India
Dorris Francis wanita perkasa pengatur lalu lintas padat di India. iamin.in ©2014 Merdeka.com 
Dia mungkin bukan polisi dan tidak boleh mengeluar surat saman  pelanggar lalu lintas di persimpangan Aitbaar Pushta di perbatasan antara Kota Delhi dan Ghaziabad titik NH24, India. Apalagi di jam-jam sibuk, wanita  ini amat diperlukan.

Namanya Dorris Francis. Usianya tak lagi muda yakni 57 tahun. Namun dia masih kuat membantu polis  menjaga persimpangan itu mulai dari pukul 07.00 - 10.00 waktu setempat. Apa sebab dia mau melakukan semua ini? Tak lain untuk sang buah hati, Niki. Enam tahun lalu puterinya itu merenggang nyawa di tempat yang sama sebab   becak motor yang ditumpang puterinya melaju sangat cepat. Dorris tak ingin siapa pun bernasib seperti Niki.

Jadilah beberapa tahun belakangan dia mengarahkan kenderaan dan pejalan kaki dari arah Khoda, Indirapuram, dan Delhi. Sering sekali pemandu memutar seenaknya atau merosak pembatas jalan agar tidak terlalu jauh berbalik arah.

Demi suasana sangat kacau ini Dorris tak pernah meninggalkan pos-nya. Dia mengatakan sejak dia mengatur jalan di simpangan itu hanya sekali kecelakaan fatal terjadi.

Dia melayangkan ingatan ke peristiwa kecelakaan meragut nyawa puterinya. Saat itu mereka pulang dari memeriksa kesihatan Niki namun becak ditumpangi ugal-ugalan dan melanggar kereta. Ketiganya dirawat di rumah sakit. "Namun setelah setahun bertahan Niki meninggal kerana lukanya cukup parah," kata Dorris.

Tak beda dengan di Indonesia, persimpangan ramai itu dimanfaatkan beberapa warga jadi polis 'cepek'. Istilah penjaga putaran jalan. Termasuk anak lelaki Dorris. Dia sempat bertengkar dengan sesama polis 'cepek' lainnya. Dorris pun turun tangan dengan meminta bantuan beberapa petugas telah dikenalnya dan urusan jadi cepat selesai.

Meski tak lagi muda dan banyak penyakit menggerogoti tubuh rentanya, Dorris tetap bersemangat. Padahal dia divonis mengalami hipertensi kronis, dan liver. Suaminya sudah meninggal dua tahun lalu. Kini Dorris sehari-hari ditopang hidup oleh anak lelakinya.

"Sampai nafas masih ada saya akan tetap melanjutkan perjalanan dan berguna bagi kepentingan masyarakat luas," ujar Dorris.
sumber:merdeka.com

No comments:

Post a Comment