Wednesday, December 24, 2014

Lebih Baik Mati Ketimbang Jadi Budak Seks

23/12/14

Korban ISIS: Lebih Baik Mati Ketimbang Jadi Budak Seks
KOMPAS.com
Seorang  wanita Yazidi yang terpaksa meninggalkan kediamannya di kota Sinjar, Irak yang diduduki ISIS menangis ketika  tiba di sebuah tempat penampungan di wilayah otonomi Kurdis.
   BAGHDAD - Sejumlah wanita  umat agama minoriti Yazidi di Irak, yang telah dipaksa untuk menjadi budak seks oleh kelompok militan  ISIS, melakukan bunuh diri atau mencuba bunuh diri, kata Amnesty International, Selasa (23/12/2014).

Militan ISIS mengendalikan sebuah wilayah luas di Irak sejak Jun  lalu. Kelompok itu mendeklarasikan sebuah kekhalifahan lintas perbatasan yang juga meliputi sebahagian wilayah Syria dan melakukan serangkaian pelanggaran keji di kedua negara itu.

Kelompok itu telah menyasar kaum Yazidi dan kelompok minoriti lainnya di Irak utara. Menurut Amnesty, ISIS telah melakukan pembersihan etnik, membunuh warga awam dan memperbudak orang lain sehingga membuat sejumlah korbannya beranggapan bahawa mereka lebih baik mati dari tetap hidup tetapi diperbudak.

"Banyak dari mereka yang ditahan sebagai budak seksual adalah anak-anak, anak-anak perempuan berusia 14, 15 tahun atau bahkan lebih muda," kata Donatella Rovera, penasihat senior Amnesty dalam sebuah pernyataan. Lembaga itu mengatakan bahawa ramai dari para pelaku merupakan petempur ISIS atau orang-orang yang menjadi pendukung kelompok itu.

Seorang gadis 19 tahun bernama Jilan bunuh diri kerana takut dirinya akan diperkosa, kata Amnesty yang mengutip keterangan kakak gadis itu. Seorang gadis lain yang ditahan bersamanya tetapi kemudian berhasil melarikan diri membenarkan keterangan tersebut. Gadis yang selamat itu mengatakan, "Suatu hari kami diberi pakaian yang tampaknya seperti kostum tari dan diberitahu untuk mandi lalu memakai baju-baju itu. Jilan bunuh diri di kamar mandi. Dia melukai pergelangan tangannya dan gantung diri. Dia sangat cantik. Saya fikir dia tahu dia akan dibawa pergi oleh seorang lelaki dan itulah sebabnya dia bunuh diri."

Seorang mantan tawanan lainnya mengatakan kepada Amnesty bahawa dia dan adiknya menuoba bunuh diri agar bebas dari pernikahan paksa, tetapi dihentikan untuk melakukan itu. "Kami mengikat syal di leher dan saling menarik sekencang yang kami boleh , sampai saya pengsan ... Saya tidak oleh berbicara selama beberapa hari setelah itu," kata Wafa (27 tahun) kepada kelompok hak asasi itu.

Amnesty Internasional juga menceritakan kisah gadis 16 tahun bernama Randa, yang diculik bersama keluarganya dan diperkosa seorang lelaki yang usianya dua kali usia gadis itu. "Sangat menyakitkan apa yang mereka lakukan terhadap saya dan keluarga saya," kata Randa.

Rovera mengatakan, "Penderitaan fisikal dan psikologis para perempuan yang mengalami kekerasan seksual yang mengerikan itu merupakan bencana. Banyak dari mereka telah diseksa dan diperlakukan sebagai budak. Bahkan mereka yang berhasil melarikan diri tetap saja sangat trauma."

Sebuah koalisi pimpinan AS kini tengah melakukan serangan udara terhadap ISIS di Irak dan Syria dalam usaha untuk menghentikan kemajuan kelompok itu.

Sumber:TRIBUNEWS.COM

No comments:

Post a Comment