Saturday, December 27, 2014

Mengamuk 'The Interview' tayang, Korea Utara hina Obama mirip monyet

27/12/14

Ngamuk 'The Interview' tayang, Korut hina Obama mirip monyet

Merdeka.com - Pernyataan resmi pemerintah Korea Utara yang dilansir kelmarin (26/12) tidak lagi mengindahkan tata krama diplomasi. Presiden Amerika Syarikat Barack Obama dihina mirip "monyet" lantaran menyokong pemutaran film 'the Interview'.

Film komedi itu menggambarkan rancangan dua orang agen Amerika membunuh  pemimpin Kim Jong-un. Marah, kelompok hacker Korea  Utara mengancam akan meluluhlantakkan Web Sony Pictures yang memproduksi film tersebut.
Sebagai balasan, dipercayai pemerintah  Amerika menghabisi Internet Korut selama tiga hari berturut-turut  minggu ini.

Komisi Pertahanan Nasional Korut (NDC) menuding serangan siber ini atas izin Obama. Negara sosialis yang tertutup itu pun menuding AS sengaja cari pasal. "Obama kali ini bertindak serampangan dan bertingkah macam monyet hutan tropis," tulis NDC seperti disiarkan media corong pemerintah KCNA.
Film itu memicu ancaman perang siber antara AS-Korut. Sutradara Evand Goldberg dan aktor Seth Rogen menilai cerita mereka soal pembunuhan Kim Jong-un murni fiksyen.

Tapi gara-gara ancaman dari perentas Korut, Sony membatalkan peredaran 'the Interview' di jaringan pawagam besar. Obama awal  minggu  ini menilai Sony tak perlu kecil hati atas ancaman bak preman tersebut.

Rupanya film yang ramai dibicarakan ini tetap tayang di 300 jaringan pawagam  alternatif AS dua hari lalu. Berkat promosi gratis setelah ada ancaman perang siber, 'the Interview' khabarnya meraup pendapatan USD 1 juta di hari pertama tayangan.

Web luar negeri juga memutarnya secara bebas. Tercatat 300 ribu pengguna Internet asal China menonton 'the Interview' kelmarin. Setali tiga wang, warga Korea Selatan ramai-ramai mengunduh film ini dari web ilegal.

Tidak ada khabar apakah film ini akan tayang di Indonesia. Sekadar maklumat , RI-Korut memiliki hubungan diplomatik yang sangat baik sejak era Presiden Soekarno. Bahkan, Ogos 2014, Pyongyang meminta Indonesia menjadi mediator perdamaian negara yang menguasai nuklir itu dengan tetangganya, terutama Korea Selatan dan Jepun.
Sumber: Merdeka.com

No comments:

Post a Comment