Tuesday, February 24, 2015

Otoriti China Bangun Kota Kecil di Dalam Penjara

23 Februari 2015

Otoritas Tiongkok Bangun Kota Kecil di Dalam Penjara
Odditycentral
banduan sedang berlakon sebagai penumpang pengangkutan awam, termasuk bagaimana membeli tiket.




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoriti penjara Tiongkok menciptakan kota kecil untuk membantu banduan beradaptasi dengan dunia luar.

Kota kecil di balik dinding penjara tersebut terletak di Beijing. Di dalamnya terdapat  fasiliti seperti supermarket, kafe internet, sampai stesyen keretapi bawah tanah tiruan. Fasiliti itu diperuntukkan bagi banduan dengan hukuman minimal 20 tahun.

"Projek ini bertujuan untuk memberikan pandangan mikro dari masyarakat yang ada sekarang," ungkap seorang penjaga penjara, Liang Chiu, seperti dikutip dari Odditycentral, Isnin (23/2/2015).
"Banduan sering menemui kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar dan sekarang mereka sedang diajarkan bagaimana kad bank berfungsi, telepon dan komputer. Sebahagian besar mereka tidak mengetahuinya ketika  di penjara," ungkapnya.

Otoriti penjara Tiongkok berharap dengan program ini, potensi narapidana mengulangi kejahatan berkurang setelah mereka tidak dapat berintegrasi ke dalam masyarakat.

Program ini dapat diikuti narapidana, jelang tiga bulan sebelum mereka dibebaskan. Ketika mengikuti program, narapidana akan diajarkan berbagai keterampilan bersosialisasi seperti membeli sayur menggunakan kartu kredit.
Menurut seorang pekerja sosial yang terlibat dalam program itu, Zhu Guanghua, program ini diinisasi setelah seorang mantan narapidana tewas bunuh diri gara-gara gagal beradaptasi dengan dunia modern.

"Narapidana itu terkejut ketika menemukan kartu kredit dapat digunakan untuk membayar tagihan di supermarket, dan begitu ada gesekan dengan istrinya dan akhirnya bercerai, segera diikuti oleh fakta bahwa ia tidak cocok untuk pekerjaan di mana saja karena kurangnya pemahaman dasar tentang banyak hal. Beberapa saat kemudian ia bunuh diri," tutur Zhu.

Zhang Min, seorang narapidana yang harus menginap di balik jeruji besi selama 15 tahun, mengaku banyak mendapat manfaat melalui program ini. Karena terlalu lama diasingkan dari dunia luar, ia tidak dapat mengoperasikan komputer. Bahkan ia tidak bisa membayangkan ada orang yang dapat menggunakannya untuk membaca berita.

No comments:

Post a Comment