Tuesday, March 3, 2015

40 Tahun Pasca Perang, Anak Angkat dari Vietnam Terus Cari Orang Tua Kandung


  02/03/2015 


Jakarta - Di penghujung Perang Vietnam pada tahun 1975, evakuasi anak-anak Vietnam yang dikenal dengan sebutan ‘Babylift Operation' membawa 3,000 bayi dan kanak-kanak ke pesawat, untuk diterbangkan keluar dari Saigon (sekarang, kota Ho Chi Minh).

Mereka diambil dari panti asuhan dan rumah sakit lalu dievakuasi ke negara-negara di seluruh dunia, termasuk Amerika dan Kanada.

Hampir 300 di antaranya mendarat di Australia, tempat di mana mereka kemudian diambil sebagai  anak angkat.

Bulan depan, beberapa dari mereka yang adopsi akan kembali ke Vietnam untuk menandai ulang tahun ke-40 evakuasi tersebut.

Ramai dari mereka mengalami pencarian panjang untuk menemukan orang tua kandung dan beberapa bahkan melakukan tes DNA untuk membantu pencarian itu.

Chantal Doecke termasuk salah satu anak yang berada di pesawat yang lepas landasan pada 5 April 1975 itu.

"Saya dimasukkan ke dalam kotak kasut seperti kebanyakan bayi lainnya. Jelas itu adalah pilihan yang mudah dan pilihan yang selamat," ceritanya.

Diadopsi oleh pasangan Australia, dia mengaku tak pernah berfikir banyak mengenai asal-usulnya sampai dia melahirkan anak pertama.

"Dan saya berdiri di depan cermin dan memeluknya serta melihatnya, dan saya melihat diri saya dan berfikir wow, dia tampak seperti saya. Tapi kemudian saya bergumam - saya tak tahu mirip siapa. Sehingga hal itu mulai mengganggu saya," ujar Chantal.

Selama bertahun-tahun, Chantal gagal untuk menemui orang tua kandungnya.

Bulan depan dia merancang untuk menghadiri makan malam reunion bagi anak-anak yang diadopsi di Kota Ho Chi Minh.

"Bahkan saat ini, saat saya telah berumur 40 tahun, saya selalu berusaha untuk mengubah penampilan saya. Bukannya saya malu menjadi orang Vietnam atau bahawa saya terlihat berbeda, saya hanya berfikir itu semuanya berhubungan dengan identiti saya," jelasnya.

Wanita Perth, Sue Yen Byland, mencari orang tua kandungnya selama sembilan tahun.

Ia mengatakan, ibu kandungnya berasal dari Vietnam walau ia mengira ayahnya adalah seorang veteran Amerika.

"Saya merasa telah melakukan segalanya semampu saya untuk menempatkan diri di luar sana dan membiarkan perempuan yang merupakan ibu kandung sata tahu bahawa saya sedang mencarinya," kata Sue.

Ia juga merancang  untuk menghadiri makan malam reunion tersebut.

"Salah satu dari kami boleh saja berada di posisi orang lain, untuk melihat anak adopsi berbahasa Sweden dan mengatakan, 'itu boleh saja saya'," tuturnya.

Ayah ditemukan melalui Facebook

Belum ada wanita yang menggunakan teknologi DNA dalam pencarian untuk menemukan keluarga mereka, tak seperti wanita Amerika, Tricia Houston.

Bukannya blasteran, seperti yang selalu dikatakan kepadanya, melalui ujian DNA ia mengetahui bahawa kedua orang tua kandungnya sama-sama berasal dari Vietnam.

Ia pertama kali menemui ayahnya di Facebook, ketika itu ada lelaki Vietnam mengumumkan pencarian 38 tahun atas puterinya.

"Lelaki ini tampak benar-benar sedih dan seperti sedang mencari seseorang seumur hidupnya," sebut Tricia.

Hasil ujian DNA menunjukkan kesesuaian antara ayah dan anak perempuan ini, Tricia merancang untuk kembali ke Vietnam bulan depan untuk bertemu ayahnya, pertama kalinya.

"Saya harap cerita ini boleh menjadi harapan bahawa ada kemungkinan untuk menemukan anggota keluarga kandung," katanya.

Di Amerika Syarikat, database DNA telah menghasilkan setidaknya sedosen anak adopsi yang menemukan orang tua kandung mereka.

Ribuan lainnya telah menemui keluarga lainnya seperti sepupu, tapi belum ada database seperti itu di Australia.

Sumber: detikNews

No comments:

Post a Comment