Rabu, 15 April 2015

Hampir semua tertuduh dihukum penjara, bekerja sekian ribu jam tanpa dibayar, dan denda yang bervariasi.
Seramai 10 tenaga pengajar dijatuhkan hukuman penjara oleh mahkamah di Negara Atlanta, Amerika
Syarikat, atas keterlibatan mereka dalam membetulkan jawaban ujian
murid-murid agar nilai ujian mereka menjadi lebih baik.
Hakim Jerry Baxter mengatakan ke-10 tenaga pengajar yang mencakup penilik, pengetua, guru, pegawai tata usaha, dan koordinator ujian itu bersalah kerana sengaja mengubah jawaban ujian agar kemampuan murid tampak meningkat.
Apabila kemampuan murid menunjukkan perkembangan signifikan, hal ini praktis berdampak pada bonus dan penghasilan mereka.
“Ini hal paling menjijikkan yang pernah terjadi di kota ini,” kata hakim Baxter.
Penjara
Seramai tiga dari 10 tertuduh dihukum 20 tahun penjara dengan perincian tujuh tahun mendekam di penjara, dan bakinya di luar penjara.
Ketiga yang lain yang menjawat penilai sekolah itu juga harus bekerja sebagai pelayan masyarakat selama 2,000 jam tanpa dibayar dan denda sebesar 25 ribu dollar AS.
Lima tenaga pendidik, yang mencakup pengetua, penolong dan guru-guru, dijatuhkan hukuman lima tahun penjara dengan perincian mendekam satu hingga dua tahun di penjara dan bakinya di luar penjara..
Mereka juga harus bekerja sebagai pekerja amal layanan masyarakat selama 1,000 hingga 1,500 jam tanpa dibayar dan denda yang berkisar antara 1,000-5,000 dollar.
Kemudian dua orang dihukum lebih ringan kerana mereka mengaku bersalah. Salah satunya menjalani kurungan penjara hanya pada akhir minggu selama enam bulan, bekerja di sektor layanan msyarakat selama 1,500 jam tanpa dibayar, dan didenda 5,000 dollar.
Seorang lainnya menjadi tahanan rumah dari pukul 19.00 hingga 07.00 selama satu tahun, bekerja sebagai pelayan publik selama 1,000 jam, dan denda 1,000 dollar.
Figur ke-11, yang berstatus mantan guru, mendapat penundaan hukuman kerana baru melahirkan anak pada akhir minggu lalu. Dia akan dibicarakan pada Ogos akan datang.
Kejanggalan
Kes pemalsuan hasil ujian di Negara Atlanta dimulai pada 2009, ketika wartawan surat khabar The Atlanta Journal-Constitution mencium keganjilan dalam nilai ujian murid-murid sejumlah sekolah yang menunjukkan hasil dramatik.
Kejanggalan tersebut kemudian dituangkan dalam serangkaian artikel.
Gubernor Atlanta, Sonny Perdue, lalu memerintahkan jajarannya memulai penyiasatan menyeluruh.
Hasil laporan, yang rampung pada 2011, menyimpulkan bahawa sedikitnya 44 sekolah terlibat dalam penyimpangan yang terorganisasi.
Hakim Jerry Baxter mengatakan ke-10 tenaga pengajar yang mencakup penilik, pengetua, guru, pegawai tata usaha, dan koordinator ujian itu bersalah kerana sengaja mengubah jawaban ujian agar kemampuan murid tampak meningkat.
Apabila kemampuan murid menunjukkan perkembangan signifikan, hal ini praktis berdampak pada bonus dan penghasilan mereka.
“Ini hal paling menjijikkan yang pernah terjadi di kota ini,” kata hakim Baxter.
Penjara
Seramai tiga dari 10 tertuduh dihukum 20 tahun penjara dengan perincian tujuh tahun mendekam di penjara, dan bakinya di luar penjara.
Ketiga yang lain yang menjawat penilai sekolah itu juga harus bekerja sebagai pelayan masyarakat selama 2,000 jam tanpa dibayar dan denda sebesar 25 ribu dollar AS.
Lima tenaga pendidik, yang mencakup pengetua, penolong dan guru-guru, dijatuhkan hukuman lima tahun penjara dengan perincian mendekam satu hingga dua tahun di penjara dan bakinya di luar penjara..
Mereka juga harus bekerja sebagai pekerja amal layanan masyarakat selama 1,000 hingga 1,500 jam tanpa dibayar dan denda yang berkisar antara 1,000-5,000 dollar.
Kemudian dua orang dihukum lebih ringan kerana mereka mengaku bersalah. Salah satunya menjalani kurungan penjara hanya pada akhir minggu selama enam bulan, bekerja di sektor layanan msyarakat selama 1,500 jam tanpa dibayar, dan didenda 5,000 dollar.
Seorang lainnya menjadi tahanan rumah dari pukul 19.00 hingga 07.00 selama satu tahun, bekerja sebagai pelayan publik selama 1,000 jam, dan denda 1,000 dollar.
Figur ke-11, yang berstatus mantan guru, mendapat penundaan hukuman kerana baru melahirkan anak pada akhir minggu lalu. Dia akan dibicarakan pada Ogos akan datang.
Kejanggalan
Kes pemalsuan hasil ujian di Negara Atlanta dimulai pada 2009, ketika wartawan surat khabar The Atlanta Journal-Constitution mencium keganjilan dalam nilai ujian murid-murid sejumlah sekolah yang menunjukkan hasil dramatik.
Kejanggalan tersebut kemudian dituangkan dalam serangkaian artikel.
Gubernor Atlanta, Sonny Perdue, lalu memerintahkan jajarannya memulai penyiasatan menyeluruh.
Hasil laporan, yang rampung pada 2011, menyimpulkan bahawa sedikitnya 44 sekolah terlibat dalam penyimpangan yang terorganisasi.
| Editor | : Egidius Patnistik |
| Sumber | : BBC Indonesia/KOMPAS.com |
No comments:
Post a Comment