Jakarta - Hukuman mati yang dijatuhkan kepada
Mary Jane bukannya tanpa alasan. Sebab ketika Mary Jane ditangkap,
serbuan dadah dari Malaysia datang bertubi-tubi melalui lapangan terbang,
khususnya Adisutjipto, Yogyakarta, dalam jumlah besar.
Berdasarkan data yang dihimpun, Khamis (30/4/2015), Mary Jane ditangkap oleh petugas Bea Cukai Lapangan Terbang Adisutjipto setelah terbang dari Malaysia pada Ahad, 25 April 2010. Petugas mendeteksi di beg pakaiannya terdapat narkotik dan setelah digeledah didapati barang bukti 2.6 kg heroin.
Ketika tiba di lapangan terbang, Mary Jane mengenakan baju lengan pendek warna kelabu bergaris, berseluar panjang hitam dan dengan membawa beg kecil. Sebuah boneka panda kecil menjadi gantungan begnya. Setelah dinding beg kopernya dibuka, didapati heroin yang berada dalam 4 plastik yang masing-masing berisi:
-559 gram heroin
-581 gram heroin
-776 gram heroin
-695 gram heroin
Sembilan hari sebelum Mary Jane ditangkap, petugas lapangan terbang setempat juga menangkap penumpang RA Sri Moetarini yang membawa narkotik dengan modus yang sama. Barang tersebut diselipkan di bahagian dasar beg yang sebelumnya dibuat ruangan palsu, kemudian ditutupi pakaian serta perlengkapan peribadi di atasnya.
Menyelipkan syabu di beg ternyata salah satu cara kegemaran penyeludup dadah. Seperti yang dilakukan oleh Ramdhan. Ia juga ditangkap oleh petugas Bea Cukai di Lapangan Terbang Adi Sumarmo, Surakarta, kerana kedapatan membawa 1.2 kg syabu setelah terbang di Malaysia. Ramdhan membawa syabu yang diselipkan di begnya.
Atas perbuatan Mary Jane, Mahkamah Negeri Sleman menjatuhkan hukuman mati.
"Perbuatan terdakwa adalah menyangkut transaksi narkotik golongan I jenis heroin berskala internasional yang jumlahnya cukup besar yang dapat merosak ribuan generasi bangsa Indonesia," putus ketua majeis hakim Dahlan dengan anggota Kadarisman Al Riskandar dan Suratno. Hukuman itu dibacakan pada 11 Oktober 2010.
Hukuman ini tidak berubah baik di tingkat rayuan kasasi atau PK. Tapi sehari sebelum dieksekusi mati, Kristina menampakkan diri di balai polis Filipina dan mengaku dirinya yang merekrut Kristina jadi PRT. Tapi Kristina membantah dia mengetahui narkotik di beg Mary Jane. Adapun versi Mary Jane, ia disuruh pergi ke Yogyakarta oleh Kristina. Ketika ini Kristina ditahan di markas besar Polis Filipina.
Berdasarkan data yang dihimpun, Khamis (30/4/2015), Mary Jane ditangkap oleh petugas Bea Cukai Lapangan Terbang Adisutjipto setelah terbang dari Malaysia pada Ahad, 25 April 2010. Petugas mendeteksi di beg pakaiannya terdapat narkotik dan setelah digeledah didapati barang bukti 2.6 kg heroin.
Ketika tiba di lapangan terbang, Mary Jane mengenakan baju lengan pendek warna kelabu bergaris, berseluar panjang hitam dan dengan membawa beg kecil. Sebuah boneka panda kecil menjadi gantungan begnya. Setelah dinding beg kopernya dibuka, didapati heroin yang berada dalam 4 plastik yang masing-masing berisi:
-559 gram heroin
-581 gram heroin
-776 gram heroin
-695 gram heroin
Sembilan hari sebelum Mary Jane ditangkap, petugas lapangan terbang setempat juga menangkap penumpang RA Sri Moetarini yang membawa narkotik dengan modus yang sama. Barang tersebut diselipkan di bahagian dasar beg yang sebelumnya dibuat ruangan palsu, kemudian ditutupi pakaian serta perlengkapan peribadi di atasnya.
Menyelipkan syabu di beg ternyata salah satu cara kegemaran penyeludup dadah. Seperti yang dilakukan oleh Ramdhan. Ia juga ditangkap oleh petugas Bea Cukai di Lapangan Terbang Adi Sumarmo, Surakarta, kerana kedapatan membawa 1.2 kg syabu setelah terbang di Malaysia. Ramdhan membawa syabu yang diselipkan di begnya.
Atas perbuatan Mary Jane, Mahkamah Negeri Sleman menjatuhkan hukuman mati.
"Perbuatan terdakwa adalah menyangkut transaksi narkotik golongan I jenis heroin berskala internasional yang jumlahnya cukup besar yang dapat merosak ribuan generasi bangsa Indonesia," putus ketua majeis hakim Dahlan dengan anggota Kadarisman Al Riskandar dan Suratno. Hukuman itu dibacakan pada 11 Oktober 2010.
Hukuman ini tidak berubah baik di tingkat rayuan kasasi atau PK. Tapi sehari sebelum dieksekusi mati, Kristina menampakkan diri di balai polis Filipina dan mengaku dirinya yang merekrut Kristina jadi PRT. Tapi Kristina membantah dia mengetahui narkotik di beg Mary Jane. Adapun versi Mary Jane, ia disuruh pergi ke Yogyakarta oleh Kristina. Ketika ini Kristina ditahan di markas besar Polis Filipina.
Heroin yang dibawa Mary Jane
No comments:
Post a Comment