Wednesday, April 1, 2015

Intelijen AS Khuatir Peluru Berpandu Korea Utara Boleh Mencapai Amerika

31/3/15
 
AP Direktur Intelijen Nasional Amerika, James Clapper memberikan kesaksian di depan Komisi Senat AS

SEOUL -  Dalam kesaksian tertulis kepada Kongres, Direktur Intelijen Nasional Amerika James Clapper minggu lalu mengatakan bahawa Korea Utara (Korut) telah mengambil langkah-langkah untuk melancarkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang disebut KN-08, yang mampu mencapai Amerika Syarikat.

Pada waktu hampir bersamaan, Deputi Direktur Urusan Politik-Militer wilayah Asia di Departemen Pertahanan Amerika, David Stilwell, mengatakan, ancaman rudal Korea Utara itu telah menciptakan suatu keperluan bagi sistem rudal antibalistik Angkatan Darat Amerika (THAAD) di Semenanjung Korea.

Meskipun ancaman misil balistik jarak jauh Korea Utara yang kian besar dan keperluan sistem pertahanan misil Korea Selatan mungkin merupakan kebimbangan keselamatan Amerika yang tumpang tindih, keduanya merupakan isu yang terpisah bagi Seoul.

Shin In-kyun, seorang analis keselamatan di Korea Defense Network mengatakan, yang dikhuatirkan Korea Selatan adalah ancaman rudal jarak dekat, bukan ICBM.

Menurut Shin, ICBM tidak dapat menyerang Korea Selatan mengingat jarak tembak maksimanya. Jadi menurutnya, komentar-komentar Clapper mengenai ICBM dilontarkan sebagai peringatan preventif atau kekhawatiran mengenai kemungkinan pemotongan anggaran pertahanan, bukannya penggelaran THAAD di Korea Selatan.

Sistem pertahanan misil tersebut, yang diperlengkapi dengan kemampuan radar untuk melacak benda-benda sejauh 1,900 kilometer, dirancang untuk mencegat misil balistik pada tingkat ketinggian yang tinggi.

China dan Rusia menentang penggelarannya di Korea kerana THAAD kemungkinan dapat digunakan untuk mencegat misil-misil mereka dan akan meningkatkan kemampuan militer Amerika di kawasan tersebut.

Para pegawai di Seoul sejauh ini menghindar untuk mengambil sikap tegas mengenai THAAD. Sewaktu ditanya, mereka mengulangi pernyataan mengenai tiga belum. Belum ada permintaan resmi dari Washington. Belum ada konsultasi mengenai hal ini yang telah dilakukan. Dan belum ada keputusan yang telah diambil mengenai apakah akan menempatkan THAAD di Semenanjung Korea.

Sementara mengenai ancaman misil jarak jauh Korea Utara, Pyongyang belum melakukan uji penembakan KN-08, suatu langkah yang dianggap esensial bagi pengembangan dan pelancarannya kelak.

Para analis di US-Korea Institute di Johns Hopkins School of Advanced International Affairs menyatakan, ada citra satelit yang menunjukkan uji injin roket dan pembangunan sedang berlangsung di Stesyen Peluncuran Satelit Sohae di Korea Utara yang mendukung penegasan Clapper.

Mereka menyatakan, skenario terburuknya adalah Korea Utara akan menggelar misil ICBM yang dapat berfungsi dalam waktu tiga hingga lima tahun ke depan. Tetapi, sanksi-sanksi yang masih diberlakukan dan kendala teknikal dapat menghambat jadual pembuatan itu hingga bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.

Shin In-kyun mengatakan Korea Utara harus menyelesaikan sejumlah ujian sebelum dapat memasuki tahap pengerahan ICBM.

Shin mengatakan, agar dapat diakui sebagai senjata, suatu rudal harus melewati sedikitnya 10 uji penembakan dan mencatat skor 70 peratus, atau berhasil tujuh kali dalam uji tersebut.
Editor : Egidius Patnistik
Sumber: VOAINDONESIA/KOMPAS.com  

No comments:

Post a Comment