9/4/15
Sekumpulan pakar penerbangan mengingatkan pendakwa Jerman dan Perancis untuk tidak terburu-buru menyimpulkan
insiden jatuhnya Germanwings ke pergunungan Alps sebagai aksi bunuh diri
kopilot. Data mereka menunjukkan adanya potensi pesawat Airbus A320
mudah direntas dari jarak jauh.
Matt Andersson dari Indigo Aerospace Amerika Syarikat menyatakan tuduhan bunuh diri Andreas Lubitz terlalu prematur. Dia sepakat bahawa tragedi itu disengaja, namun boleh jadi bukan dilakukan oleh kopilot dari ruang kokpit.
"Kecelakaan itu boleh dipicu beberapa penyebab, termasuk perentasan untuk mengambilalih kawalan sistem navigasi," ujarnya seperti dilansir the Daily Mail, Khamis (9/4).
Data yang dimiliki Matt menunjukkan pesawat tentera dan kepresidenan yang menggunakan Airbus selalu dilengkapi perangkat lunak tambahan. Tujuannya agar tidak terjadi perentasan. "Pesawat (Airbus) awam tidak dilengkapi perangkat yang sama," ungkapnya.
Oleh sebab itu, dia mengkritik kesimpulan pendakwa yang terburu-buru mengatakan penyebab kecelakaan adalah Lubitz. Seharusnya, kesimpulan penegak undang-undang menunggu pemeriksaan rakaman kokpit dan data kotak hitam yang baru rampung delapan bulan lagi. "Publik juga harus menunggu dengan sabar," kata Matt.
Selain Indigo Aerospace, kritik terhadap kualiti keselamatan pesawat Airbus disuarakan oleh Jay Rollins. Pakar penerbangan asal AS ini menyatakan sistem navigasi A320 sangat terkomputerisasi. Mudah bagi seseorang di luar kokpit mengambilalih kemudi pesawat.
"Itu kemungkinan yang jarang difikirkan orang," tuturnya.
Selain dua pakar penerbangan itu, Asosiasi Pilot Eropah juga mengkritik tudingan Lubitz bunuh diri. Para juru terbang meminta publik tidak menghakimi Lubitz sebelum ada analisis kotak hitam yang komprehensif.
Selain insiden Germanwings yang menyebabkan 150 orang terbunuh, Airbus A320 enam bulan terakhir beberapa kali mengalami kecelakaan fatal. Salah satunya adalah pesawat AirAsia Surabaya-Singapura yang jatuh di perairan dekat Pangkalan Bun awal tahun ini.
Matt Andersson dari Indigo Aerospace Amerika Syarikat menyatakan tuduhan bunuh diri Andreas Lubitz terlalu prematur. Dia sepakat bahawa tragedi itu disengaja, namun boleh jadi bukan dilakukan oleh kopilot dari ruang kokpit.
"Kecelakaan itu boleh dipicu beberapa penyebab, termasuk perentasan untuk mengambilalih kawalan sistem navigasi," ujarnya seperti dilansir the Daily Mail, Khamis (9/4).
Data yang dimiliki Matt menunjukkan pesawat tentera dan kepresidenan yang menggunakan Airbus selalu dilengkapi perangkat lunak tambahan. Tujuannya agar tidak terjadi perentasan. "Pesawat (Airbus) awam tidak dilengkapi perangkat yang sama," ungkapnya.
Oleh sebab itu, dia mengkritik kesimpulan pendakwa yang terburu-buru mengatakan penyebab kecelakaan adalah Lubitz. Seharusnya, kesimpulan penegak undang-undang menunggu pemeriksaan rakaman kokpit dan data kotak hitam yang baru rampung delapan bulan lagi. "Publik juga harus menunggu dengan sabar," kata Matt.
Selain Indigo Aerospace, kritik terhadap kualiti keselamatan pesawat Airbus disuarakan oleh Jay Rollins. Pakar penerbangan asal AS ini menyatakan sistem navigasi A320 sangat terkomputerisasi. Mudah bagi seseorang di luar kokpit mengambilalih kemudi pesawat.
"Itu kemungkinan yang jarang difikirkan orang," tuturnya.
Selain dua pakar penerbangan itu, Asosiasi Pilot Eropah juga mengkritik tudingan Lubitz bunuh diri. Para juru terbang meminta publik tidak menghakimi Lubitz sebelum ada analisis kotak hitam yang komprehensif.
Selain insiden Germanwings yang menyebabkan 150 orang terbunuh, Airbus A320 enam bulan terakhir beberapa kali mengalami kecelakaan fatal. Salah satunya adalah pesawat AirAsia Surabaya-Singapura yang jatuh di perairan dekat Pangkalan Bun awal tahun ini.
No comments:
Post a Comment