Wednesday, June 3, 2015

Bos Facebook kagumi pemikiran Ibnu Khaldun

3/6/15

Bos Facebook kagumi pemikiran sejarawan muslim Ibnu Khaldun Pemilik Facebook Mark Zuckerberg. © Abcnews.com
 Pengasas sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg, menyatakan sedang gandrung membaca Kitab 'Muqaddimah' karya Ibnu Khaldun. Buku tersebut, menurut lelaki 31 tahun ini, menjelaskan secara jernih filsafat sejarah.

Melalui laman Facebook resminya, Zuckerberg mengatakan pemikiran Khaldun bahawa sejarah terus bertaut sejak masa silam hingga masa kini merupakan gagasan yang orisinil pada masanya.
"Buku ini sekaligus membahas bagaimana terciptanya kota-kota, politik, perdagangan, dan sains," tulis Zuckerberg seperti dikutip Business Insider, Selasa (2/6).

Kitab Muqadimmah yang terbit pada tahun 1377 itu sejak lama dikagumi sarjana Barat. Buku ini, walaupun secara teknik membahas sejarah, disebut-sebut meletakkan podansi keilmuan bagi sosiologi dan ilmu ekonomi. Sejarawan Arnold J. Toynbee menyebut kitab itu "..buah pemikiran agung manusia dari zaman bilapun, di manapun."

Menurut Zuckerberg, buku Khaldun sangat relevan bagi pembaca abad 21 walaupun ditulis berabad-abad lampau. Beberapa isu mengenai kemajuan, kemakmuran, dan perkembangan sejarah ternyata tidak banyak berubah.
"Sangat menarik untuk melihat apa yang dipahami ketika ini dan pandangan dunia secara keseluruhan ketika itu semua dianggap sama."

Zuckerberg yang kini menjadi orang terkaya ke-16 dunia dengan harta senilai USD 35.4 billion, sering menggelar diskusi buku di dunia maya. Melalui laman diskusi 'A Year of Books', lelaki yang tak lulus kuliah di Harvard ini mengajak sesama pengguna Facebook membicarakan buku-buku penting yang menjelaskan fenomena masyarakat dan bisnis.

Sekadar maklumat, Ibnu Khaldun hidup berpindah-pindah di sekitar Tunisia hingga Mesir sepanjang Tahun 1300-an. Ilmuwan besar bermazhab Imam Maliki ini wafat pada 1406 di Kaherah. Hidup dari keluarga berdarah biru keturunan Dinasti Abdalwadid, Khaldun mengikuti jejak ayahnya untuk mendalami ilmu pengetahuan. Khususnya memahami sejarah dalam perspektif Islam.

Selama hidupnya, Khaldun mengajar di banyak madrasah seantero maghribi atau wilayah utara Benua Afrika. Dia pun sempat menjadi penasehat kesultanan Islam di Granada (kini Spanyol), sebelum kemudian menghabiskan masa tua di Mesir.
 Merdeka.com

No comments:

Post a Comment