Monday, May 30, 2016

Jalan ke Sekolah Paling Mengerikan di Dunia

 30/5/16

 
Beijing News-Chen Jie anak-anak Desa Atuler memanjat tebing curam setinggi 800 meter dari rumah menuju sekolah dengan melalui jalan setapak sangat berbahaya. 
 
CHENGDU  Jalan paling mengerikan di dunia. Begitulah sebutan untuk jalan setapak dengan panjang 800 meter yang terpaksa   dilalui anak-anak China agar dapat bersekolah.
Anak-anak usia sekolah rendah itu terpaksa memanjat dan menuruni tebing batu yang curam. Begitu juga jika warga desa pergi menjual hasil-hasil pertanian mereka.

Tidak hanya itu, anak-anak berusia enam tahun dari Desa Atuler di Provinsi Sichuan, China barat daya, itu terpaksa meniti anak tangga yang curam pula. Nyawa adalah taruhannya.
Pihak berwenang di Sichuan telah bersumpah untuk membantu warga desa pergunungan terpencil itu setelah foto-foto muncul dan menjadi viral di media sosial.

Dalam foto yang dirilis media daring di Beijing, lalu menjadi viral di media sosial, tampak anak-anak dengan beban beg sekolah di belakang terpaksa menapakkan kaki di tebing curam.
Ruas jalan yang dilalui hanya setapak. Sedikit saja kaki terpeleset, maka nyawa akan menjadi taruhan, seperti dilaporkan laman berita The Guardian, Jumaat (27/5/2016).
 
Chen Jie/Beijing News Menurut penuturan warga Desa Atuler, Sichuan, China, nenek moyang mereka mendiami daerah terpencil dan sangat berbahaya ini untuk menghindari perang. 
 
Ada sebahagian jalan yang ditaruh dengan tangga reyot agar dapat dilalui.  
Namun, ada juga ruas jalan yang tanpa tangga sehingga kaki harus berpijak langsung pada dinding batu nan curam.

Foto-foto diambil oleh Chen Jie, seorang fotografer Beijing News, peraih penghargaan dari World Press Photo atas karya jurnalistiknya merakam ledakan mematikan di Tianjin tahun lalu.

Chen menggunakan akaun WeChat untuk menggambarkan situasi yang mengerikan, ketika dia pertama kali menyaksikan 15 murid Desa Atuler, berusia antara 6–15 tahun, melewati jalan setapak tersebut.
“Sungguh tidak diragukan lagi, saya sangat terkejut melihat kenyataan itu,” tulisnya sambil berharap foto-foto yang dirilisnya boleh membantu mengubah “realiti yang menyakitkan” warga Atuler.

Chen menghabiskan tiga hari mengunjungi masyarakat miskin itu dan mencuba sampai tiga kali melewati jalan berbahaya itu.
"Ini sangat berbahaya. Anda harus 100 peratus hati-hati,” kata Chen kepada The Guardian. "Jika anda mengalami sedikit kesalahan, anda akan jatuh langsung ke jurang yang dalam,” katanya.
 
Beijing News/Chen Jie Anak-anak Desa Atuler memanjat tebing curam jika akan ke sekolah di puncak gunung.
 
Zhang Li, reporter televisyen resmi China CCTV, yang juga dikirim ke daerah pergunungan Atuler, menangis ketika ia harus berusaha mencapai desa itu.
“Apakah kita harus pergi dengan cara ini?” kata Zhang yang bersama pasukan nya harus beringsut meniti setapak demi setapak tebing curam. “Saya tidak mau pergi,” katanya.

Api Jiti, ketua Atuler, mengatakan kepada Beijing News bahawa tidak ada cukup ruang untuk membangun sekolah sehingga mereka harus ke puncak gunung.

Atuler dihuni oleh 72 keluarga penghasil paprika dan kenari itu. Mereka mendiami lembah yang sangat dalam dan sempit di sekitar palungan sungai.
Ketua kampung mengatakan bahawa tujuh atau delapan warga desa telah mati akibat jatuh ke jurang ketika meniti jalan setapak yang curam itu. Api sendiri pernah hampir jatuh ketika menuruni jalan.

Perjalanan ke sekolah sekarang dianggap begitu melelahkan dan berbahaya.
Anak-anak telah dipaksa untuk naik ke sekolah di puncak gunung. Agar tidak melelahkan, anak-anak akan kembali menjenguk keluarga dua kali dalam sebulan.

Seorang warga Desa Atuler, Chen Jigu, menuturkan, tangga kayu yang digunakan untuk naik dan turun di jalan setapak tersebut dibuat ratusan tahun lalu.
 
Beijing News/Chen -Jie Seorang kanak-kanak sedang memijakkan kakinya di tebing di Desa Atuler, China.
 “Kami baru mengganti tangga itu dengan yang baru ketika kami menemui salah satu di antaranya telah lapuk,” kata Chen Jigu.

Lebih dari 680 juta warga China telah membebaskan dirinya dari kemiskinan sejak ekonomi negara itu mulai maju pada tahun 1980-an.
Namun, kemiskinan paling buruk masih melanda desa-desa terpencil, antara lain dialami warga Desa Atuler, yang dilaporkan hidup kurang dari 1 dollar AS 

Presiden China Xi Jinping telah bersumpah untuk memberantas kemiskinan pada tahun 2020 dengan menawarkan bantuan kewangan bagi sekitar 70 juta jiwa warga pedesaan yang hidup kurang dari 2,300 yuan per bulan

“Meskipun China telah membuat prestasi luar biasa di mata dunia, China tetap merupakan negara berkembang terbesar di dunia,” kata Xi dalam sebuah konferensi tentang usaha mengurangi kemiskinan, Oktober tahun lalu.
Editor : Pascal S Bin Saju
Sumber: The Guardian/ KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment