Friday, June 24, 2016

Di sini perempuan boleh jadi iman

 23/6/16

 
demerarawaves Jemaah dalam pembukaan Sidang 145 dari Sinode untuk Keuskupan Guyana di Katedral St. George , Perusahaan Path, Georgetown .
 
GEORGETOWN  - Sebuah Keuskupan Anglikan di Guyana yang mewakili tiga negara kecil di Amerika Selatan menerobos tradisi tempatan dengan membuka peluang bagi kaum wanita ditahbiskan sebagai imam.

Pihak keuskupan Guyana, Selasa (21/6/2016) memastikan bahawa kaum perempuan di Guyana, Suriname dan French Guiana layak untuk menjadi imam.

Seperti diberitakan Associated Press, keputusan ini muncul setelah proses lobi selama bertahun-tahun oleh kaum perempuan di lingkungan gereja tersebut.

Para pemimpin agama yang ambil bahagian dalam sebuah sedang sinode yang berlangsung dua hari di Guyana, akhirnya bersepakat terobosan itu, Senin lalu.

Anglikan merupakan salah satu denominasi gereja di dunia. Meskipun menganggap diri sebagai bahagian dari reformasi gereja, namun gereja Anglikan juga bersifat seperti gereja Katholik, -meski tidak sama dengan Gereja Katholik Rom .
Gereja ini banyak memegang keyakinan teologis yang relatif konservatif. Hal ini tercermin dari bentuk liturgi yang biasanya tradisional.

Susunan organisasinya pun mencerminkan keyakinan akan pentingnya hirarki keuskupan yang historis dalam bentuk uskup agung, uskup, dan keuskupan.

Salah satu yang ciri yang semula ada di aliran Anglikan adalah imam yang selalu dipegang oleh laki-laki, dan tertutup jalan bagi perempuan untuk berada di posisi itu.

Di Amerika selatan, khususnya di tiga negara kecil tadi, aliran Anglikan dan juga Katholik Rom  telah mulai kehilangan kekuatan penginjilannya, selama beberapa dekade terakhir.
Lusinan wanita dari komuniti Anglikan lain di dunia pun kemudian ditahbiskan menjadi imam dan uskup.
Sumber:KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment