Solat Jumaat masjid ini dipimpin imam perempuan

Imam Masjid wanita Denmark Sherin Khankan. ©2016 Merdeka.com/Harriet Sherwood/Guardian
 Sebuah masjid khas untuk jamaah perempuan dibuka di Ibu Kota Kopenhagen, Denmark. Semua jenis ibadat di Masjid bernama Maryam itu  dipimpin oleh imam wanita, termasuk saat solat Jumaat. Sampai adzan pun dilakukan oleh perempuan.


The Guardian melaporkan, Sabtu (27/8), jamaah Masjid Maryam boleh mencapai 60 orang ketika soat Jumaat. Masjid ini satu dari sedikit tempat ibadah muslim yang khusus diperuntukkan bagi perempuan.
Sherin Khankan dan Saliha Marie Fetteh merupakan imam masjid ini. Mereka biasa memberikan khutbah tentang keseteraan gender, peranan perempuan Islam dan peradaban, serta Islam menjawab perkembangan zaman.

Sherin Khankan menjelaskan masjid ini baru dibuka resmi pada Februari lalu. Dia mengatakan masih banyak kegiatan yang boleh dilakukan oleh takmir masjid untuk mempererat hubungan antara jamaah wanita di masjid.
"Jalan kami masih panjang untuk semakin meneguhkan eksistensi sebagai masjid khusus wanita," ujarnya.

Khankan menggagas pendirian masjid ini untuk menghapus stigma bahwa Islam tidak ramah pada perempuan. Di masjid-masjid kebanyakan, perempuan seringkali menempati shaf di belakang laki-laki. Tempat ibadah mereka pun dipisah. Sementara saat solat jumaat, perempuan biasanya juga diminta tidak ikut datang.
"Kami ingin menantang dominasi patriarkis dalam Islam. Harus diakui, perempuan dalam agama ini belum dipandang sebagai mahluk yang setara dengan laki-laki," kata Khankan.

Ke depan Masjid Maryam akan menjalankan fungsi-fungsi tempat ibadah lainnya, termasuk melayani prosesi perkahwinan. Khankhan menyatakan jamaah masjid ini perlu menyetujui beberapa nilai sebelum boleh bergabung. Di antaranya adalah perempuan berhak menuntut cerai, hak perempuan mengasuh anak bila pasangan muslim bercerai, serta tidak menyetujui poligami.

Walau didukung oleh komuniti muslim Denmark, pendirian masjid ini tetap tak lepas dari kontroversi. Khankhan menyatakan tidak ada satupun ajaran fundamental Islam yang mereka langgar. Mazhab jamaah masjid ini adalah Sunni.
Biar begitu, Khankan mengakui beberapa kerabat mencemoohnya karena punya ide mendirikan masjid khusus perempuan. Wanita keturunan Syria ini pernah juga dikritik kerana memberanikan diri menjadi imam solat jumaat.

"Untungnya orang tua saya sangat mendukung. Ayah saya adalah muslim taat dan dia percaya pada nilai-nilai feminisme," kata Khankan. 
Sumber:Merdeka.com  28/8/16