Sunday, February 26, 2017

Kelompok Penyihir Kirim "guna-guna" pada Donald Trump

  26 Februari 2017
 
AFP PHOTO- Antonio Vazquez, lelaki asal Mexico yang dikenal sebagai Penyihir Terhebat, mengguna-guna Donald Trump dengan memakai foto Presiden Amerika Syarikat itu.
 Tepat tengah malam, ketika jarum jam menunjuk angka 12, Jumaat (25/2/2017), para pengikut berbagai aliran sihir di Amerika Syarikat mengirim "guna-guna" kepada Donald Trump, agar dia undur dari jabatan Presiden AS.

Sebuah kelompok di Facebook yang mengikuti ritual sihir itu telah menarik 10,500 'like', dan memunculkan tagar #magicresistance yang ertinya, perlawanan sihir.

Penulis Michael Hughes, yang menyebut dirinya sebagai "pemikir magik", merilis guna-guna melalui jejaring internet.
Hughes mengaku telah melihat berbagai "guna-guna" serupa yang dilakoni beragam aliran kelompok penyihir.

Pada salah satu aksi "santet", dia menggunakan lilin besar berwarna jingga, foto Trump, dan kad tarot bergambar menara.
Para pengikut aliran sihir kemudian diminta mengukir nama presiden pada lilin menggunakan jarum, membaca mantera, dan membakar foto Trump dalam nyala lilin tersebut.

'Kamu dipecat!'
Kata-kata dalam mantera berisi permohonan kepada dewa aliran sihir Wicca untuk mengikat Donald J Trump sehingga karya-karya kejinya gagal total.

Selain itu, mereka juga memohon agar Trump tidak memecah kesatuan, menghancurkan kebebasan warga, atau mengisi fikiran warga dengan kebencian, kebingungan, ketakutan, atau keputusasaan.

Selain Trump, para pendukung Trump turut dikirimkan guna-guna agar "lidah yang jahat" dibungkam.
Alih-alih menutup mantera dengan kalimat "maka, jadilah!" -seperti biasanya sebuah mantera, Hughes malah menyarankan agar para penyihir membakar foto Trump seraya mengucapkan "kamu dipecat!".

Kalimat itu merupakan kalimat khas Trump dalam acara televisyen The Apprentice, yang dulu dipandunya.
Hughes mengaku sengaja merilis perincian mantera kerana dia merasa imbas mantera itu akan sangat disambut oleh banyak orang.
Dia menekankan, "santet" yang dikirim tidak bermaksud membuat si penerima mengalami cedera, namun menghentikan si penerima agar dia tidak mencederai dirinya.

"Ini tidak sama dengan menonjok seorang nazi secara sihir. Namun, mantera ini merebut tanduk banteng dari tangannya, membanting telepon selulernya, agar dia tidak boleh mengirim cuitan."
"Mengikatnya, dan melemparkannya ke ruang bawah tanah yang gelap sehingga dia tidak melukai siapa pun," papar Hughes.
MaryPat Azevedo, yang ambil bahagian dalam sebuah ritual di Arizona, memandang ritual yang dia jalani sebagai "doa pemersatu".

"Penyihir sejati tidak akan pernah mengirim guna-guna kepada siapa pun tanpa izin mereka. Doa ini adalah untuk kesejahteraan dan perdamaian semua makhluk hidup," ujarnya kepada BBC.
Azevedo berharap menyaksikan "perubahan fisik, emosi, dan spiritual Donald Trump dan politik AS."

Peringatan mendesak
Para penyihir yang mengirim "santet" kepada  Donald Trump akan mengulangi ritual mereka setiap bulan berwujud sabit.

Hal itu terus dilakukan sampai Trump meninggalkan Rumah Putih. Ritual selanjutnya dijadualkan berlangsung pada 26 Mac akan datang.
Tenung yang dikirimkan para penyihir jelas tidak membuat gembira pendukung Trump.

Joshua Feuerstein, seorang pendeta evangelis yang pernah mengecam Starbucks kerana mengambil simbol-simbol Natal di jaringan toko mereka, mengeluarkan "peringatan mendesak".
Menurut dia, ada jutaan penyihir yang mencuba mengutuk presiden.
"Sim salabim abrakadabra mereka tidak lebih kuat dari nama Yesus!" seru Feuerstein dalam video yang dirilis melalui jejaring internet.

Aliansi Nasionalis Kristiani, sebuah kelompok keagaamaan konservatif, menyebut 24 Februari sebagai "hari doa" untuk menangkal santet para penyihir.

Organisasi itu menyebut para penyihir sebagai kaum okultis yang hendak memanggil roh kegelapan untuk melawan Trump.
Untuk melawannya, organisasi tersebut akan mendesak semua orang untuk berdoa setiap kali para penyihir melakukan ritual mereka.
Sejauh ini, Trump belum berkomentar mengenai peperangan di dunia roh tersebut.
 Sumber:KOMPAS.com 

No comments:

Post a Comment