Thursday, August 24, 2017

Wanita Ini Hancurkan Keranda Berusia 800 Tahun demi Memotretkan Anaknya di Museum

24/8/17
Peti mati berusia 800 tahun koleksi museum Prittlewell Priory di Inggris. (Foto: Prittlewell Priory Museum) 
Keranda  berusia 800 tahun koleksi museum Prittlewell Priory di GB. (Foto: Prittlewell Priory Museum)

ESSEX – Demi mendapat foto yang menarik mungkin, seseorang bersedia melakukan segala cara. Meskipun berisiko, mereka tetap nekat melakukannya.
Hal tersebut dilakukan seorang ibu di Essex, GB. Ingin mengabadikan momen kebersamaannya dengan   anaknya ketika   jalan-jalan ke museum, ibu ini melakukan hal yang terbilang nekat.

Sang anak ia letakkan di dalam keranda berusia 800 tahun. Keranda yang terbuat dari batu itu pun seketika hancur ketika anak tersebut berada di dalam.
Terkejut, si ibu segera mengangkat anaknya dari dalam keranda. Mereka lari meninggalkan barang koleksi Prittlewell Priory Museum itu. Insiden ini terakam jelas di CCTV museum. 

Akibat tindakan nekat ibu dan anak itu, bahagian atas keranda pecah. Potongan barang itu terlihat jatuh ke lantai. 
Menurut konservator di museum itu, Claire Reed, kejadian ini sungguh mengerikan. Saat barang itu hancur, petugas mendengar bunyi keras yang menandakan hal buruk terjadi. Mereka tak percaya dan kesal ketika melihatnya. 

“Staf mendengar bunyi gedebuk dan itu adalah indikasi pertama bahwa ada sesuatu yang terjadi,” kata Reed, sebagaimana dikutip dari BBC, Khamis (24/8/2017) . 

Meski tak ditutup oleh plastik, menurut Reed tidak seharusnya wanita itu berani meletakkan anaknya di dalam keranda tersebut. Sejak dipamerkan pada 1920-an, peristiwa ini baru pertama kalinya terjadi. 
“Meskipun sudah dalam tiga bahagian, keranda batu pasir telah dipamerkan sejak 1920-an dan tidak pernah terjadi seperti ini sebelumnya,” tuturnya. 

Kejadian ini tentu sangat disayangkan. Pasalnya, keranda yang ditemui di halaman biara pada 1921 itu merupakan salah satu koleksi berharga di museum Prittlewell Priory. Saat ditemukan, keranda itu masih menyimpan kerangka yang dipercayai seorang biarawan. 

"Ini adalah artefak yang sangat penting dan secara historis, unik bagi kita kerana kita tidak memiliki banyak arkeologi dari pendeta tersebut," jelas Reed.
Kini, Claire Reed harus bekerja keras untuk memperbaiki keranda itu. Menurutnya, barang bersejarah ini harus tetap diperlihatkan kepada generasi selanjutnya. Sebab, banyak nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. 

"Dukungan publik untuk kita luar biasa kerana ini sangat penting bagi masyarakat lokal, tapi kita harus benar-benar melampirkannya di masa depan,” tukas Claire.

No comments:

Post a Comment