Thursday, October 12, 2017

Kisah Perjalanan Sukar Dua Beradik 'Melintasi Langit' Pergunungan Himalaya demi Bersekolah

  Khamis 12 Oktober 2017 

https: img.okeinfo.net content 2017 10 12 18 1794045 kisah-perjalanan-sulit-kakak-beradik-melintasi-langit-pegunungan-himalaya-demi-bersekolah-kB2kJK9H0J.jpg  
Kisah perjuangan dua adik beradik melintasi sukarnya trek di pergunungan Himalaya untuk bersekolah. (Foto: BBC)

PERJALANAN bolak-balik ke sekolah Radhika dan Yoshada dari desa di pergunungan Himalaya dapat ditempuh selama enam jam dan melalui daerah pergunungan yang berbahaya. Namun pendidikan sangat penting bagi dua beradik yang berusia 14 dan 16 tahun ini.
Inilah kisah Radhika dan Yashoda:

Pada pukul 05:00 pagi, pada pagi yang cerah di tengah musim hujan, Radhika dan Rashoda mencuci muka di beranda rumah. Mereka saling menggoda siapa yang boleh mendapat roti lebih banyak untuk sarapan.
Namun sebelumnya, mereka berdoa di kuil Hindu di Syaba tengah, desa dengan penduduk 500 orang, di negara bagian India Uttrakhand.
Bunyi loceng menunjukkan perlindungan dari dewa-dewa.
Dua adik beradik ini adalah dua dari enam anak yang melakukan perjalanan berisiko ke sekolah dari rumah mereka yang berada di tempat terpencil. Sang ayah melepaskan mereka dengan senyum dan terlihat khuatir.
Trek yang mereka lalui dapat ditempuh antara dua sampai tiga jam, satu kali jalan, tergantung dari cuaca. Namun inilah satu-satunya cara untuk mencapai kota Maneri dan Malla, tempat anak-anak perempuan ini sekolah.
Tidak ada jalan masuk ke Syaba. Mereka melalui jalan-jalan sukar ini sambil membawa bekal makan siang berupa  kari sayur dan juga buku-buku sekolah. Jalur yang mereka lalui termasuk jalan setapak sempit dan juga berbatuan.
Salah satu yang   paling sukar adalah melintasi Sungai Bhagirathi dengan kereta gantung. Mereka harus menarik tali kereta gantung itu sendiri untuk menyeberang.Tentunya perlu tenaga yang kuat, apalagi bila hujan dan tali lebih berat untuk ditarik. Luka-luka akibat tarikan tali ini lumrah terjadi. 

Penduduk desa bahkah ada yang kehilangan jari  kerana kabel kereta gantung. "Kami harus berpegangan erat di kereta agar kami tak jatuh," kata Yoshada.
Sepupu mereka pernah terjatuh ke sungai yang deras, dan untungnya selamat. "Kami juga harus berhati-hati dengan minyak di kabel supaya seragam kami tak kotor," kata Yashoda.
"Celana seragam kami berwarna putih, jadi kalau ada noda terlihat." 

Banyak Lintah
Begitu mereka tiba di sisi utara Sungai Bhagirathi, mereka menunggu angkutan yang membawa mereka ke sekolah.
Hutan yang tebal juga merupakan bahaya tersendiri. Beruang dan harimau pernah dilihat sanak saudara dan tetangga mereka. 

Di Pergunungan Himalaya Uttrakhand, terdapat sekitar 200 desa seperti Syaba, yang terletak sekitar 400 kilometer dari Delhi. Sejumlah desa dapat dilalui dengan jalan darat, namun sebahagian besar hanya dapat dilalui dengan jalan kaki.
Cita-cita Yashoda adalah menjadi polis , sementara Radhika tetap ingin menjadi guru. Tidak ada yang mau menikah muda, seperti halnya orang tua mereka. Keduanya ingin melanjutkan pendidikan. 

Dua adik beradik ini punya sifat berbeda. Yashoda serius dan pendiam, sementara Radhika tak pernah berhenti berbicara, kecuali masa ia membersihkan lintah dari kakinya dalam perjalanan ke sekolah.
Banyak lintah di jalanan licin selama musim hujan ini. 

Beruang dan Harimau
"Saya tak takut apapun," katanya. Dua bersaudara ini sangat mencintai desa dan kondisi alam di sekeliling mereka.
"Saat hujan, kami menyaksikan rintik-rintik air di pergunungan. Bila anda tinggal di kota, anda akan kagum melihat rintik-rintik ini," kata Yashoda. 

"Daun-daun gugur ketika musim dingin dan tampak seperti karpet merah untuk menyambut tetamu penting di desa."
Dalam perjalanan ke sekolah, adik beradik ini minum air jernih dari air terjun kecil dan memetik ketimun liar yang tumbuh di pergunungan.

No comments:

Post a Comment