ChinaPress
Wanita tua setiap hari hantarkan makanan untuk anaknya
Kisah ibu yang rela berkorban demi puterinya ini viral dan jadi sorotan.
Orang tua biasanya ingin memberikan hal yang terbaik untuk anak-anaknya.
Bahkan mereka rela berkorban demi buah hati.
Hal tersebut juga dilakukan oleh seorang wanita Singapura ini.
Dilansir Zao Bao via Worldofbuzz, wanita tua yang kira-kira berusia 70 tahunan ini selalu terlihat di kawasan Flat Bedok Reservoir Road HDB.
Para penghuni setempat pun kerap melihat wanita tersebut datang.
Ternyata, wanita yang tak diketahui namanya ini menghantarkan makanan untuk puterinya yang tinggal di flat tersebut.
Namun, ada sebuah kisah menyakitkan dari wanita tersebut.
Ia biasa tiba di tempat tinggal anaknya yang terletak di tingkat 7 sekitar pukul 4 petang dan pulang pukul 6 petang.
Wanita tersebut akan mengetuk pintu sambil memanggil nama puterinya.
Tapi, hal duka justru terjadi.
Penghuni setempat mengatakan bahwa ibu ini biasa menunggu di depan pintu hingga 2 jam.
Semua perjuangannya tersebut demi bertemu puterinya dan menghantarkan makanan yang sudah ia bawa.
Perjuangan ini tak dilakukan selama satu atau dua hari, tapi sudah berlangsung selama 3 tahun terakhir.
Seorang penghuni yang tak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa
anak dari perempuan tersebut adalah seorang janda berusia 40 tahunan.
"Nenek itu mengatakan bahwa sejak suami puterinya meninggal, emosi puterinya berubah drastik."
Wanita tersebut akan berada di dalam rumah seharian, tak mau keluar dari rumah.
Itulah yang diduga jadi alasan sang ibu datang setiap hari untuk mengirimkan makanan.
Pada Sabtu (24/2/2018) sekitar pukul 4 petang, wanita tua tersebut kembali terlihat.
Ia membawa beberapa kantung plastik dan berdiri di luar sebuah flat.
Dia terlihat mengetuk pintu sambil memanggil nama puterinya.
Sayangnya, meski suaranya sampai terdengar serak kerana berteriak, pintu flat tersebut tetap tertutup.
Tak ada orang yang keluar untuk membukakan pintu.
Letih memanggil dan mengetuk pintu, wanita tua ini akhirnya pergi.
Dia terlihat duduk di kerusi batu di tingkat bawah.
Sekitar pukul 6 petang, ia kembali ke atas untuk melanjutkan usahanya.
Melansir Zao Bao, wanita tersebut bahkan terdengar memohon ketika memanggil puterinya.
Akhirnya, setelah 15 minit, pintu tersebut terbuka juga.
Seorang perempuan kurus muncul di balik pintu.
Si wanita tua tampak lega dan memberikan senyum pada perempuan tersebut.
Tak lupa ia memberikan makanan yang telah ia bawa.
Tapi, lagi-lagi potret menyedihkan tak sampai di situ saja.
Meski sudah menunggu berjam-jam, ia tak diajak masuk ke dalam rumah oleh puterinya.
Ia justru terlihat tak menggubris perkataan sang ibu.
Namun, si wanita tua justru tak terpengaruh perlakuan dingin anaknya,.
Dia berdiri di luar pintu dan melihat anaknya makan makanan yang ia bawa.
Setelah 30 minit, wanita tua tersebut membawa pulang kotak makan yang sudah kosong.
Kebelakangan, ia mengungkap bahwa ia naik bas dari Toa Payoh ke Bedok
Reservoir Road setiap hari demi menghantar makan untuk puterinya.
Perjalanan tersebut biasanya menghabiskan waktu 1 jam.
"Sejak suaminya meninggal, dia tak mau lagi keluar sendirian ke mana-mana.
Jika aku tidak datang, bagaimana dia mau keluar untuk makan?" ucapnya pada Zao Bao.
Kisah wanita ini jadi contoh pengorbanan besar seorang ibu.
TRIBUNSTYLE.COM
No comments:
Post a Comment