Friday, September 21, 2018

Wajahnya rosak teruk sebab ketika bayi ditinggal di tengah badai salji, namun lelaki ini berjaya memulakan hidup baru dengan wajah baru

 

Saat Bayi Ditinggal di Tengah Badai Salju dan Wajahnya Rusak, Pria Ini Berhasil Memulai Hidup Baru
China Daily
Zhao ditinggalkan di tengah badai salji  ketika bayi dan wajahnya rosak kerana luka terbakar.

Zhao Xuecheng mengambil selfie pertamanya pada minggu lalu, 11 September 2018.

Dilansir Tribunnews dari South China Morning Post, Zhao baru saja memulakan hidupnya yang baru setelah doktor berhasil menutup semua luka di wajahnya.
Luka-luka tersebut kemudian ditutup menggunakan kulit Zhao yang sihat, yang berasal dari bahagian kecil dahinya.

Kini Zhao boleh bernafas normal, kelopak matanya boleh menutup lagi, dan ia boleh mengunyah serta berbicara lebih jelas.
Tak hanya itu, lelaki berusia 24 tahun ini sekarang boleh tersenyum.
Ia mengaku sangat menyukai wajah barunya.
Zhao saat menjalani prosedur operasi di Rumah Sakit Wuhan. 
Zhao ketika menjalani prosedur pembedahan di Rumah Sakit Wuhan. (South China Morning Post) Zhao yang berasal dari Xiangyang, Provinsi Hubei sebelum ini hanya bekerja membantu orang tuanya di pertanian.

Kini dia siap mencari pekerjaan yang lebih baik.
"Aku sudah siap mencari pekerjaan bulan depan, mungkin beberapa pekerjaan manual seperti mengemas makanan," ujarnya.
Tidak ada yang mengetahui secara jelas bagaimana Zhao   mendapatkan luka-luka serius di wajahnya.

Ibu angkat Zhao, Li Xianyu, menemukannya ketika masih bayi pada 1995 silam.
Li menemukannya Zhao saat salji turun lebat.
Saat itu Zhao berusia sekitar empat bulan dan wajahnya tak dapat dikenali kerana luka terbakar.

Li yang sudah memiliki dua anak merasa tak tega meninggalkan Zhao kecil sendirian di tengah salji.
Ia pun membawa Zhao pulang ke rumah.
Keluarga Li kemudian memanggil Zhao dengan nama Xuecheng, yang berarti 'tumbuh di salji'.

Kerana kondisi keluarga Li yang tidak mampu, Zhao hanya mendapatkan  rawatan seadanya untuk mengubati luka terbakar di wajah.
Zhao kecil sempat merasakan berada di bangku sekolah sebelum akhirnya ia memutuskan keluar.
Zhao saat membuka perbannya pada 11 September 2018.
Zhao ketika membuka balutannya pada 11 September 2018. (South China Morning Post)
"Aku hanya bersekolah satu tahun kerana teman-teman terus mengejek wajahku. Ibuku mengajariku sendiri meski ia hanya lulusan sekolah dasar," kata Zhao.
Hingga dewasa, Zhao jarang keluar dari rumah kecuali ketika membantu orang tuanya.

Ia juga tak pernah berbicara pada orang lain selain keluarganya.
Kerana Li semakin tua, ia merasa khuatir tak dapat segera memberikan pengubatan yang sepatutnya untuk anak angkatnya.
Keluarga Li pun menghemat biaya sebesar 50 ribu yuan  dari kitar semula limbah dan meminta sumbangan kepada orang-orang sebelum mereka menghubungi Rumah Sakit Wuhan pada Mac 2017.

Seorang wanita Itali  yang mengetahui kes Zhao menghubungi rumah sakit untuk menyumbang biaya  rawatan sebesar $ 2 ribu.
Doktor yang menangani kes Zhao mengatakan ia terkejut sekaligus merasa takjub ketika melihat wajahnya.

"Boleh dikatakan wajah Zhao benar-benar rosak ketika dia tiba di sini. Ia hanya memiliki sedikit kulit sihat di dahinya," kata doktor Xie Weiguo.
"Itu bukan tugas yang mudah, tapi kami akhirnya menyusun rencana untuk memberi Zhao wajah baru," tambahnya.

Zhao menjalani tujuh pembedahan selama 17 bulan.
Doktor mulai 'memperbaiki' mulut dan matanya agar boleh berfungsi normal kembali.
Pada 30 Ogos 2018 lalu, Zhao menjalani prosedur pembedahan transplantasi kulit.
Sementara balutannya baru boleh dilepas pada 11 September 2018 lalu.
Saat dokter membantu Zhao membersihkan wajanya setelah melepas perban.
  doktor membantu Zhao membersihkan wajanya setelah melepas balutan. (South China Morning Post)
Setelah menjalani operasi, Li mengatakan puteranya ini semakin yakin diri.
Zhao kini boleh berbicara dengan siapa saja dan mulai terbuka pada orang lain.
Pada hari balutan muka dilepas, Zhao mengambil selfie dan video wajahnya untuk pertama kali.

Ia mengirimkan foto dan video tersebut pada Xie dan tim yang telah membantunya menjalani pembedahan.
"Bukan transplantasi, Zhao menjalani proses rekonstruksi wajah. Di satu sisi, itu juga merekonstruksi hidupnya juga," tutup Xie.

  Sumber

No comments:

Post a Comment