Tuesday, December 27, 2011

Siang Mengemis, Malam Tidur di Hotel

0947199620X310 Siang Mengemis, 14 Malam Tidur di HotelSejumlah warga Kota Juang Bireuen, Aceh, mengaku terheran-heran dengan perilaku lelaki berinisial Abd (50), warga Desa Blang Paseh, Sigli, Pidie.
Sebabnya, lelaki tersebut mencari nafkah dengan mengemis di Bireuen. Tapi, pada hari ia bersama isterinya, Njh (41),  menginap di .
Pengemis bertubuh tambun dan berjenggot pirang, dengan rambut yang sudah beruban itu, kini dilaporkan mulai meresahkan masyarakat Bireuen.
Hasil penelusuran Serambi Indonesia,  si pengemis sudah dua minggu menginap di tersebut. "Kami heran ada pengemis tidur di . Kalau siang mengemis di desa kami, padahal ia tampak sihat dan segar bugar," ujar Yahya, seorang warga.
"Setiap pagi kami temukan bapak berjengot itu pakai baju koko, kain sarung, dan peci haji bersama istrinya sarapan pagi di sebuah warung dekat tempat ia menginap," imbuh warga Geulanggang Baroe, Kota Juang, Bireuen.
Mustafa dan Amirul Mukminin dari Desa Geulanggang Baroe juga sependapat dengan Yahya. Mereka berharap Pemkab Bireuen melalui dinas terkait menertibkan pengemis yang makin banyak berkeliaran di kabupaten itu.
Salah satunya pengemis yang menginap di tersebut. "Aneh tapi nyata, ada pengemis yang hidup mewah dengan menginap di dan makan mewah pula," pungkas Amirul.
Seorang petugas Purnamaraya yang konfirmasi Serambi Indonesia, membenarkan Abd bersama isterinya sudah 14 hari menginap di kamar bernomor 118. Anehnya, kata seorang petugas , setiap Abd keluar , pintu kamarnya digembok dari luar, sementara isterinya ditinggal di kamar .
"Dia biasanya pergi pagi, terkadang pulangnya siang membawa sebungkus nasi untuk isterinya dan terkadang juga pulang petang. Dia membayar sewa kamar Rp 75.000 per hari. Sikapnya juga aneh dan egois serta sering ribut dengan petugas . Kadang-kadang ia hanya mau membayar sewa kamar kepada saya," kata seorang resepsionis yang tidak mau namanya ditulis.
Abd terlihat bersama isterinya sarapan pagi di sebuah warung sebelah barat tersebut. Ia membayar dengan wang pecahan ribuan yang sudah tergulung rapi.
Dia mengambil dari saku kanan bajunya, yang diduga dari hasil mengemis. Namun, lelaki asal Sigli itu berbicara menggunakan bahasa campuran Aceh-Indonesia, baik dengan isteri maupun warga.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bireuen, Bustami Hamid, mengatakan pihaknya akan menertibkan para pengemis yang berkeliaran di daerah itu yang jumlahnya ratusan orang.
"Para pengemis tersebut 50 persen berasal dari luar Kabupaten Bireuen. Kami akan minta polisi, TNI, dan Satpol PP atau aparat gabungan untuk menertibkan mereka," pungkasnya.
Sumber : http://arsipberita.com/

No comments:

Post a Comment