TRIBUN MEDAN/ARIFIN AL ALAMUDI
ilustrasi
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Teguh, kanak-kanak lelaki 12 tahun itu terpaksa menghabiskan waktunya di dalam pasungan.
Tragisnya, pasungan yang dialami Teguh sudah berlangsung delapan tahun. Leher Teguh dirantai dan disambungkan dengan kerusi, sedangkan kaki dan tangannya diikat tali plastik. Teguh dipasung di tengah ruang tamu rumahnya di RT 02/RW 01, Blok Seda, Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Teguh tidak boleh melakukan banyak aktiviti. Dia hanya boleh duduk. Segala keperluan dilakukan di tempat tersebut, mulai dari makan hingga buang hajat.
Jangankan merasakan bangku sekolah, untuk bermain bersama anak-anak seusianya, Teguh tidak boleh. Sepanjang hidupnya, dia hanya boleh bermain sampai usia empat tahun.
Dalam pasungan itu, Teguh dirawat kedua orangtuanya, Marzuki (57) dan Nenti (45). Kedua orangtuanya itulah yang memenuhi keperluan makan minum Teguh walau hanya seadanya akibat kondisi ekonomi keluarga.
Menurut pengakuan orangtuanya, pemasungan dilakukan kerana Teguh menderita keterbelakangan mental ( masalah jiwa ). Sementara kondisi kewangan keluarga tak sanggup membiayai perawatan di rumah sakit.
Editor: Yudie Thirzano | Sumber: Tribun Jabar
Akses Tribunnews.com
No comments:
Post a Comment