Sabtu, 28 April 2012
Anwar Ibrahim saat turut serta dalam protes Bersih 2.0 lalu (Foto: AP)
KUALA LUMPUR - Demonstrasi yang dilakukan oleh
kelompok "Bersih" di Malaysia, berakhir dengan tembakan gas air mata.
Namun salah penggerak aksi protes, Anwar Ibrahim, mendesak pendemo untuk
tidak takut.
Sebelumnya, pendemo diketahui terlibat bentrok dengan polisi di wilayah Dataran Merdeka. Pemerintah Negeri Jiran memang melarang dilakukan aksi protes di wilayah tersebut.
Datuk S Ambiga sempat meminta demonstran untuk mematuhi perintah dari Malaysia dan melakukan protes di empat lokasi, yang sudah diperbolehkan oleh pemerintah.
Namun pemimpin oposisi Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim, yang berbicara di depan 5.000 demonstran, di Masjid Nasional, mendesak massa untuk terus ke Dataran Merdeka.
"Terus ke Dataran Merdeka, apapun yang terjadi. Kalian jangan sampai takut akan ditangkap oleh polisi," ujar Anwar seperti dikutip Bernama, Sabtu (28/4/2012).
Protes ini dimaksudkan untuk mendesak Pemerintah Malaysia untuk melakukan reformasi sistem pemilu. Mereka bersikeras undang-undang pemilu harus dirubah, agar tidak terjadi kecurangan pada pemilu mendatang.
Pemilu Malaysia diperkirakan akan berlangsung pada tahun depan. Kelompok oposisi berulangkali mendesak dilakukan percepatan pemilu, untuk mengganti pemerintah yang dipimpin oleh Partai Umno dan sudah berkuasa sejak 1957.
(faj)
Sebelumnya, pendemo diketahui terlibat bentrok dengan polisi di wilayah Dataran Merdeka. Pemerintah Negeri Jiran memang melarang dilakukan aksi protes di wilayah tersebut.
Datuk S Ambiga sempat meminta demonstran untuk mematuhi perintah dari Malaysia dan melakukan protes di empat lokasi, yang sudah diperbolehkan oleh pemerintah.
Namun pemimpin oposisi Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim, yang berbicara di depan 5.000 demonstran, di Masjid Nasional, mendesak massa untuk terus ke Dataran Merdeka.
"Terus ke Dataran Merdeka, apapun yang terjadi. Kalian jangan sampai takut akan ditangkap oleh polisi," ujar Anwar seperti dikutip Bernama, Sabtu (28/4/2012).
Protes ini dimaksudkan untuk mendesak Pemerintah Malaysia untuk melakukan reformasi sistem pemilu. Mereka bersikeras undang-undang pemilu harus dirubah, agar tidak terjadi kecurangan pada pemilu mendatang.
Pemilu Malaysia diperkirakan akan berlangsung pada tahun depan. Kelompok oposisi berulangkali mendesak dilakukan percepatan pemilu, untuk mengganti pemerintah yang dipimpin oleh Partai Umno dan sudah berkuasa sejak 1957.
No comments:
Post a Comment