Hanya
kerana menyanyi dan menari di pesta pernikahan, empat wanita dan dua lelaki Pakistan dijatuhi hukuman mati. Hukuman ini dijatuhkan kerana
mereka menyanyi dan menari bersama-sama dalam satu ruangan.
Seperti dilansir olehSydney Morning Herald, Selasa (29/5/2012), majlis ulama setempat mengeluarkan keputusan tersebut setelah rakaman video yang menunjukkan keenam warga Pakistan tersebut menyanyi dan menari bersama tersebar di masyarakat. Video tersebut diambil oleh seseorang dengan telepon genggam dalam acara pernikahan di desa terpencil di Distrik Kohistan, sekitar 176 km dari Islamabad, ibukota Pakistan.
Otoriti Pakistan telah membenarkan hal tersebut. Menurut mereka, majlis ulama setempat memerintahkan agar 6 orang tersebut dihukum kerana menyanyi dan menari bersama di Desa Gada. Padahal, di wilayah tersebut berlaku peraturan adat istiadat yang memisahkan lelaki dan wanita dalam pesta pernikahan.
"Ulama setempat mengeluarkan keputusan untuk menghukum mati empat wanita dan dua lelaki yang ada dalam video tersebut," ujar Ketua polis setempat, Abdul Majeed Afridi.
"Diputuskan bahawa lelakilah yang akan dihukum mati terlebih dulu, tapi mereka melarikan diri jadi ketika ini yang wanita masih aman. Saya telah mengirim tim khusus untuk menangkap mereka dan saya sedang menunggu khabar lebih lanjut," imbuhnya, sembari menambahkan keempat wanita yang dihukum mati ketika ini menjadi tahanan rumah.
Lebih lanjut, Afridi menyebut, kes ini sebagai bentuk pertikaian sengit antara dua suku. Dia sendiri mengakui, tidak ada bukti yang menunjukkan bahawa para lelaki dan wanita tersebut berbaur dalam satu ruangan saat pesta pernikahan tersebut.
"Mereka semua terlihat terpisah dalam video. Saya telah melihat videonya di telepon genggam saya sendiri. Video itu menunjukkan empat orang wanita bernyanyi dan seorang pria menari secara terpisah dan kemudian terlihat seorang pria lainnya tengah duduk dalam adegan yang terpisah," terangnya.
"Ini adalah pertikaian antara suku. Video ini telah direkayasa untuk memfitnah salah satu suku," tandas Afridi.
Diketahui bahawa menurut catatan Komisi HAM Pakistan, sedikitnya 943 perempuan dibunuh kerana dianggap mencemarkan nama baik dan kehormatan keluarga. Statistik ini menunjukkan bahawa kaum perempuan di Pakistan masih diperlakukan seperti layaknya warga kelas dua.
sumber
menujuhijau.
Seperti dilansir olehSydney Morning Herald, Selasa (29/5/2012), majlis ulama setempat mengeluarkan keputusan tersebut setelah rakaman video yang menunjukkan keenam warga Pakistan tersebut menyanyi dan menari bersama tersebar di masyarakat. Video tersebut diambil oleh seseorang dengan telepon genggam dalam acara pernikahan di desa terpencil di Distrik Kohistan, sekitar 176 km dari Islamabad, ibukota Pakistan.
Otoriti Pakistan telah membenarkan hal tersebut. Menurut mereka, majlis ulama setempat memerintahkan agar 6 orang tersebut dihukum kerana menyanyi dan menari bersama di Desa Gada. Padahal, di wilayah tersebut berlaku peraturan adat istiadat yang memisahkan lelaki dan wanita dalam pesta pernikahan.
"Ulama setempat mengeluarkan keputusan untuk menghukum mati empat wanita dan dua lelaki yang ada dalam video tersebut," ujar Ketua polis setempat, Abdul Majeed Afridi.
"Diputuskan bahawa lelakilah yang akan dihukum mati terlebih dulu, tapi mereka melarikan diri jadi ketika ini yang wanita masih aman. Saya telah mengirim tim khusus untuk menangkap mereka dan saya sedang menunggu khabar lebih lanjut," imbuhnya, sembari menambahkan keempat wanita yang dihukum mati ketika ini menjadi tahanan rumah.
Lebih lanjut, Afridi menyebut, kes ini sebagai bentuk pertikaian sengit antara dua suku. Dia sendiri mengakui, tidak ada bukti yang menunjukkan bahawa para lelaki dan wanita tersebut berbaur dalam satu ruangan saat pesta pernikahan tersebut.
"Mereka semua terlihat terpisah dalam video. Saya telah melihat videonya di telepon genggam saya sendiri. Video itu menunjukkan empat orang wanita bernyanyi dan seorang pria menari secara terpisah dan kemudian terlihat seorang pria lainnya tengah duduk dalam adegan yang terpisah," terangnya.
"Ini adalah pertikaian antara suku. Video ini telah direkayasa untuk memfitnah salah satu suku," tandas Afridi.
Diketahui bahawa menurut catatan Komisi HAM Pakistan, sedikitnya 943 perempuan dibunuh kerana dianggap mencemarkan nama baik dan kehormatan keluarga. Statistik ini menunjukkan bahawa kaum perempuan di Pakistan masih diperlakukan seperti layaknya warga kelas dua.
sumber
No comments:
Post a Comment