Saturday, September 15, 2012

Misteri Siapa di Sebalik Film Anti-Islam?

LOS ANGELES - Siapa berada di sebalik sebuah film anti-Islam yang kini mengguncang Timur Tengah masih menjadi misteri. Film tersebut telah memicu protes mematikan di Libya, di tengah klaim yang bertentangan tentang keterlibatan Yahudi atau oknum dari komuniti Koptik.

Sutradara film itu, yang menyebut dirinya Sam Bacile, Selasa (11/9/2012), mengatakan, dia seorang Amerika-Israel dan mendapat sokongan dana Yahudi. Ia kini bersembunyi setelah muncul protes di Mesir dan Libya terhadap film berbiaya murahnya itu yang berjudul Innocence of Muslims.

Duta Besar AS ke Libya Chris Stevens dan tiga warga Amerika lainnya maut di Benghazi, Libya, Selasa, dalam sebuah aksi protes terhadap film itu, tepat pada peringatan 11 tahun serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Syarikat.

Namun, keraguan tentang identiti Bacile berkembang. Sebabnya, berdasarkan laporan media AS, Bacile merujuk ke seorang Koptik California yang dihukum kerana terlibat penipuan kewangan. Dia tinggal di luar Los Angeles.
Teka-teki terkait orang-orang di belakang film itu semakin rumit. Para pemain dan kru film telah menyuarakan kemarahan kerana merasa telah dieksploitasi. Setidaknya seorang dari mereka telah mengatakan bahawa bahagian-bahagian dialog yang bersifat menyerang Islam telah mengalami aleh suara. Kata-kata itu bukan kata-kata mereka sebagaimana ketika film itu dishooting.

Steve Klein, seorang konsultan film itu, membantah bahawa Pemerintah Israel terlibat dalam pembuatan film tersebut. Ia mengatakan, Bacile, yang dia tahu merupakan nama samaran, merasa terganggu setelah mendengar kematian duta besar AS untuk Libya. "Dia sangat marah bahawa duta besar itu terbunuh," katanya kepada AFP.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Wall Street Journal yang diterbitkan Selasa, Bacile terang-terangan menyerang Islam. Dalam wawancara itu, dia mengatakan, dirinya telah mengumpulkan 5 juta dollar AS dari 100 penderma Yahudi untuk membuat film itu. Ia mengaku telah memakai jasa sekitar 60 aktor dan 45 kru untuk membuat film berdurasi dua jam tersebut selama tiga bulan pada tahun lalu di California.

Film tersebut sempat diputar di salah satu pawagam di Hollywood sekitar tiga bulan yang lalu. Setelah itu, film tersebut tenggelam tanpa jejak, sampai sebuah versi aleh suara dalam bahasa Arab dirilis minggu lalu dan rakamannya disiarkan stesyen televisiyen Mesir. Versi itulah yang kemudian memicu protes.

Namun, para pemain dan kru menyatakan kemarahan, Rabu, demikian lapor CNN, yang mengutip pernyataan bersama mereka yang mengatakan, "Seluruh pemain dan kru sangat marah dan merasa dikadali produser." "Kami 100 persen tidak berada di belakang film itu dan telah dibohongi terkait niat dan tujuannya ... Kami sangat terkejut dengan penulisan ulang yang sangat berbeda dari script asal dan kebohongan yang telah diberitahu kepada semua yang terlibat."

Aktris Cindy Lee Garcia, yang memain peranan perempuan yang anak gadisnya diserahkan kepada Muhammad untuk dinikahi, mengatakan, dia tidak tahu bahawa film itu merupakan propaganda anti-Muslim. Dia menambahkan, dialog dalam film itu telah diubah setelah shooting.
"Itu mestinya sebuah film berdasarkan apa yang terjadi 2,000 tahun yang lalu," kata Garcia pada laman gosip Gawker. "Tidak ada apa-apa tentang Muhammad atau Muslim atau apa pun."
Menurut pejabat berita AFP, dalam penggalan berdurasi 14 minit dari film itu yang tersedia secara online, over-dubbing dalam dialog memang terdengar jelas, bahkan bagi penonton kebanyakan. Sejumlah kata-kata kasar dimasukkan di tengah-tengah kalimat.

Sejumlah laporan online yang dikutip blog New York Times menduga Morris Sadek, seorang Koptik kelahiran Mesir, dan sekutunya Terry Jones, seorang Florida yang sebelumnya terkenal dengan rencana aksi pembakaran Al Quran, telah bekerja sama dalam mempromosikan film itu. Namun, Rabu malam, sebuah laporan yang dikutip media AS mengidentifikasi Nakoula Basseley Nakoula yang mengatakan bahawa dialah yang mengelola perusahaan yang memproduksi film tersebut. Ia juga menyatakan, ia seorang Koptik.

Namun, lelaki 55 tahun itu, yang dijatuhi hukuman 21 bulan penjara atas tuduhan penipuan terhadap bank pemerintah federal pada 2010, membantah bahawa dia merupakan Sam Bacile. Walau berdasarkan penelusuran terhadap sebuah telepon  yang digunakan untuk wawancara dengan sejumlah media pada hari Selasa, telepon yang digunakan itu berposisi di alamatnya.

Sementara Klein mengatakan, dia tidak tahu kebangsaan pembuat film itu. Namun, ia membantah Pemerintah Israel ada hubungannya dengan projek tersebut. "Saya tahu ada beberapa rumor di luar sana bahawa Israel melakukannya. Bukan. Israel tidak terlibat ... Ini orang-orang swasta, (mereka pakai) wang pribadi."
Klein memperingatkan, sutradara film itu boleh mengalami nasib serupa seperti yang dialami pembuat film Belanda, Theo Van Gogh, yang dibunuh tahun 2004 setelah memicu protes dengan sebuah film anti-Islam. "Dia boleh terbunuh, itu benar-benar mudah," kata Klein. (AFP)

TRIBUNNEWS.COM

No comments:

Post a Comment