indah.com
Tuesday, November 6, 2012
Kulit Remaja Ini Hampir Mengelupas Gara-Gara Ubat Penurun Demam
Sejumlah pakar dari Inggris sepakat menyatakan ibuprofen sebagai ubat yang lebih efektif menurunkan demam pada anak ketimbang paracetamol. Tapi tak disangka anak laki-laki asal Inggris ini justru terkena kesannya.
Sekitar bulan September, Calvin Lock yang berasal dari Littleport, Cambridge ini diberi salah satu jenis ibuprofen dengan jenama Nurofen for Children oleh ibunya untuk mengubati flu yang dialaminya.
Malang bagi Calvin, lima hari kemudian ia terbangun di pagi hari dan mendapati telinganya terasa seperti terbakar dan muncul ruam di muka dan perutnya.
Padahal ayah Calvin, Robyn Moult mengaku ini pertama kalinya sang buah hati memakan ubat ini, itupun kerana sang ibulah yang memberikan ubat itu kepada Calvin, pada 21 September.
Awalnya ruam yang dialami Calvin dikatakan oleh tim dokter dari Addenbrooke's Hospital, Cambridge sebagai cacar air.
Namun pada kunjungan kedua, tahu-tahu Calvin didiagnosis menderita Stevens-Johnson Syndrome (SJS), reaksi alergi pada kulit yang parah dan langka akibat penggunaan ubat tertentu.
Tak lama setelah itu keadaan Calvin juga memburuk dan akhirnya ia harus diopname ke ICU selama tiga hari.
Bahkan ketika Calvin dipindahkan ke unit luka bakar di Broomfield Hospital, Chelmsford, Essex, tim dokter mendiagnosis Calvin mengalami Toxic Epidermal Necrolysis Syndrome (Tens), bentuk lain dari SJS namun lebih parah.
Parahnya, menurut sang ibu, 65 peratus kulit dan rambut yang ada di tubuh Calvin mengelupas dan hilang.
Beruntung setelah dioperasi, keadaannya membaik dan Calvin akhirnya boleh makan dan berjalan lagi. Kini Calvin pun telah kembali ke rumah meski tetap menjalani pengubatan.
"Tampaknya seseorang telah memukuli saya dan membuang saya dari jendela kerana wajah saya penuh bekas luka. Tapi saya bahagia kerana masih boleh hidup dan berkumpul bersama keluarga lagi," kata Calvin.
Ibu Calvin juga mengira putranya akan meninggal.
"Saya seperti baru saja menonton film horor. Melihat kulitnya mengelupas rasanya seperti mimpi buruk," katanya.
Menurut dokter yang menangani Calvin, Profesor Naguib Ed-Muttard dari Broomfield Hospital, kes SJS dan Tens boleh dikatakan sangat jarang terjadi atau hanya ada dua dari tiga kes untuk setiap jutaan orang di Eropa.
Direktur medis dari Nurofen for Children Inggris, Dr. Aomesh Bhatt juga mengungkapkan, "Kami terpukul mendengar kes ini dan kami langsung menghubungi keluarga penderita untuk memastikan rincian lengkap dari kes ini."
Lewat pernyataannya, pengeluar juga menambahkan bahawa reaksi alergi kulit akibat penggunaan ibuprofen dan ubat pereda nyeri untuk anak-anak lainnya sebenarnya sangatlah jarang terjadi.
Kalaupun terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pengeluar telah menasiahati agar penggunaan ubat ini dihentikan dan penderita diminta segera menemui dokter jika gejala-gejala yang serupa dengan kes Calvin muncul.
sumber
No comments:
Post a Comment
Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment