TANJUNG - Ini kisah benar. Seorang pemuda berusia 27 tahun membanting bayi berusia satu tahun dan menggigitnya hingga tewas.
Banjarmasin Post (TRIBUNnews.com Network)
melaporkan, peristiwa yang menggegerkan warga perumahan Graha Hartika
Kelurahan Maburai, Tanjung, Kabupaten Tabalong itu, terjadi pada Sabtu
(22/12) pagi sekitar pukul 06.30 wita.
Wahyu Puju Triono (27), nama anak muda itu, menganiaya anak jirannya bernama Anis Noor Rahman. Dia membanting bayi itu lalu
menggigitnya hingga mati.
Tanpa sebab yang jelas, Wahyu yang rumahnya persis bersebelahan dengan rumah mangsa, tiba-tiba saja menendang dan mendobrak pintu rumah tetangganya itu.
Saat itu Ervan (30) baru saja berangkat kerja. Di rumah ada isterinya, Endah dan dua anak mereka yang masing-masing berusia 2.5 tahun dan 1 tahun. Endah yang terkejut melihat Wahyu masuk rumahnya dan mengamuk, secara spontan menyelamatkan diri melalui jendela. Padahal anaknya, Anis dan kakaknya sedang tidur di dalam bilik.
Wahyu yang saat itu sudah kehilangan akal sihat, lalu menangkap dua bersaudara itu. Namun kakak Anis berhasil lari.
Tanpa sebab yang jelas, Wahyu yang rumahnya persis bersebelahan dengan rumah mangsa, tiba-tiba saja menendang dan mendobrak pintu rumah tetangganya itu.
Saat itu Ervan (30) baru saja berangkat kerja. Di rumah ada isterinya, Endah dan dua anak mereka yang masing-masing berusia 2.5 tahun dan 1 tahun. Endah yang terkejut melihat Wahyu masuk rumahnya dan mengamuk, secara spontan menyelamatkan diri melalui jendela. Padahal anaknya, Anis dan kakaknya sedang tidur di dalam bilik.
Wahyu yang saat itu sudah kehilangan akal sihat, lalu menangkap dua bersaudara itu. Namun kakak Anis berhasil lari.
Sedangkan Anis tak boleh berbuat apa-apa selain menjerit dan menangis
saat kedua kakinya dipegang Wahyu yang lantas menyeret tubuhnya.
Kegilaan Wahyu makin menjadi. Tubuh kecil Anis lalu dihantamkan ke kusen
jendela, sebelum digigit sampai mati.
Endah yang melihat aksi itu menjerit histeria. Beberapa tetangga pun berdatangan. Mereka langsung berusaha membekuk Wahyu.
Endah yang melihat aksi itu menjerit histeria. Beberapa tetangga pun berdatangan. Mereka langsung berusaha membekuk Wahyu.
Perlu tenaga lima orang dewasa untuk membekuk Wahyu yang tercatat sebagai
pegawai pada PT Pama, sebuah perusahaan batu bara ternama.
Endah yang berderai air mata sempat membawa anaknya ke RSUD H Badaruddin Tanjung untuk diberikan pertolongan. Namun upaya tersebut sia-sia. Anis dinyatakan sudah meninggal dunia. Hari ini jenazahnya dibawa ke Jawa Barat untuk dimakamkan di sana.
Kapolres Tabalong AKBP Didik Sudaryanto melalui Kasatreskrim AKP Nuryono mengatakan, saat ini tersangka Wahyu ditangkap di mapolres. Dari hasil pemeriksaan sementara, dia mengaku akhir-akhir ini sering emosi secara tiba-tiba, tak boleh dikawal.
Endah yang berderai air mata sempat membawa anaknya ke RSUD H Badaruddin Tanjung untuk diberikan pertolongan. Namun upaya tersebut sia-sia. Anis dinyatakan sudah meninggal dunia. Hari ini jenazahnya dibawa ke Jawa Barat untuk dimakamkan di sana.
Kapolres Tabalong AKBP Didik Sudaryanto melalui Kasatreskrim AKP Nuryono mengatakan, saat ini tersangka Wahyu ditangkap di mapolres. Dari hasil pemeriksaan sementara, dia mengaku akhir-akhir ini sering emosi secara tiba-tiba, tak boleh dikawal.
"Tersangka juga mengaku ada sedang masalah. Itu yang menjadi pemicu emosinya," ungkap Nuryono.
Selain itu, tersangka meminta agar dirinya jangan ditahan sendirian. Tetapi meminta untuk ditemani, agar emosinya jangan kambuh. "Soalnya kata tersangka, bila sendiri, boleh cepat muncul emosi tak terkontrolnya itu," kata Nuryono.
Saat ini polis masih melakukan observasi untuk melihat keadaan jiwa tersangka serta melakukan pemeriksaan para saksi, yakni tetangga dan rakan kerja Wahyu.
Sebelum melakukan penganiayaan yang menyebabkan seorang bayi meninggal, ternyata Wahyu juga mengamuk. Berdasar keterangan dari warga yang tinggal di sekitar rumahnya, pada Khamis (20/12) malam Wahyu memukuli anaknya sendiri.(*)TRIBUNNEWS.COM
Selain itu, tersangka meminta agar dirinya jangan ditahan sendirian. Tetapi meminta untuk ditemani, agar emosinya jangan kambuh. "Soalnya kata tersangka, bila sendiri, boleh cepat muncul emosi tak terkontrolnya itu," kata Nuryono.
Saat ini polis masih melakukan observasi untuk melihat keadaan jiwa tersangka serta melakukan pemeriksaan para saksi, yakni tetangga dan rakan kerja Wahyu.
Sebelum melakukan penganiayaan yang menyebabkan seorang bayi meninggal, ternyata Wahyu juga mengamuk. Berdasar keterangan dari warga yang tinggal di sekitar rumahnya, pada Khamis (20/12) malam Wahyu memukuli anaknya sendiri.(*)TRIBUNNEWS.COM
No comments:
Post a Comment