Tribunnews
Liam Ferrar, yang berusia 24 tahun, menerima dakwaan bahawa dia dengan sengaja telah menyebabkan gangguan dan kegelisahan.
Hakim mendengarkan pengakuan dia menaruh kepala babi di luar pusat kegiatan masyarakat yang digunakan oleh yayasan Islam, As-Salaam, tangal 26 Disember 2012.
Polis menangkapnya dua hari setelah kejadian dan hukuman atasnya akan diputuskan pada 18 Februari 2012.
Pusat kegiatan masyarakat itu menjadi sasaran unjuk rasa setelah Yayasan As-Salaam mengatakan akan menggunakan sebuah pondok pramuka di dekatnya untuk kegiatan mereka.
Memahami dampaknya
Sebuah kelompok bernama Forgotten Estates -atau Perumahan Yang Dilupakan- berada di belakang aksi unjuk rasa itu dan Ferrar merupakan salah seorang anggotanya.Dia mengatakan kepada polis bahawa dia sedang mabuk dan secara tiba-tiba memutuskan untuk meninggalkan kepala babi setelah berpesta dengan teman-temannya.
Mahkamah mendengarkan keterangan bahawa kelapa babi berasal dari pesta perkahwinan teman pada musim panas sebelumnya.
Jaksa penuntut Louise Cox menjelaskan para anggota
Yayasan As-Salaam yang menemukan kepala babi mengatakan kepada polis
kalau peristiwa itu menjijikkan dan amat menyedihkan.
Menurut jaksa Cox, Ferrar memahami dampak dari menaruh kepala babi di tempat itu terhadap para pengguna bangunan.
Dalam pembelaannya, penasihat Ferrar mengatakan kliennya bukan anggota penting Forgotten Estates dan secara teratur bertindak sebagai penghubung polis dengan kelompok itu.
Menurut jaksa Cox, Ferrar memahami dampak dari menaruh kepala babi di tempat itu terhadap para pengguna bangunan.
Dalam pembelaannya, penasihat Ferrar mengatakan kliennya bukan anggota penting Forgotten Estates dan secara teratur bertindak sebagai penghubung polis dengan kelompok itu.
Sumber: BBC Indonesia
No comments:
Post a Comment